Ada sebuah hadits yang menyebut bahwa Rasulullah SAW biasa membaca doa iftitah ketika salat, tepatnya setelah takbiratul ihram. Dalam hadits lain juga disebutkan, doa tersebut memiliki sejumlah keutamaan.
Dari Abu Hurairah RA dia mengatakan,
كان رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إذا كبَّر في الصلاة؛ سكتَ هُنَيَّة قبل أن يقرأ. فقلت: يا رسول الله! بأبي أنت وأمي؛ أرأيت سكوتك بين التكبير والقراءة؛ ما تقول؟ قال: " أقول: ... " فذكره
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: "Biasanya Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam setelah bertakbir ketika salat, ia diam sejenak sebelum membaca ayat. Maka aku pun bertanya kepada beliau, wahai Rasulullah, kutebus engkau dengan ayah dan ibuku, aku melihatmu berdiam antara takbir dan bacaan ayat. Apa yang engkau baca ketika itu adalah:... (beliau menyebutkan doa iftitah)." (HR Muttafaqun 'alaih)
Ulama mazhab Syafi'iyah sepakat bahwa hukum membaca doa iftitah adalah sunnah. Hal ini turut dijelaskan Syeikh Aburrahman Al-Jaziri dalam Kitab Sholat Empat Mazhab. Ia menerangkan, membaca doa iftitah sunnah baik bagi imam, makmum, dan orang yang salat sendirian.
Ia melanjutkan, apabila imam telah memulai bacaan dalam setiap rakaat, baik dengan suara keras maupun samar, maka makmum tidak disunnahkan untuk membaca doa iftitah. Pendapat mazhab ini senada dengan mazhab Hanafiyah dan Hambaliyah.
Keutamaan Doa Iftitah
Salah satu keutamaan doa iftitah adalah dibukanya pintu-pintu langit berkat bacaan doa tersebut. Pendapat ini mengacu pada salah satu hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Umar RA yang berkata,
"Ketika kami salat bersama Rasulullah SAW, tiba-tiba seseorang mengucapkan 'Allahuakbar kabira walhamdu lillahi katsira wasubhanalla hibukratawwa ashiilan'. Selesai salat, Rasulullah SAW bertanya, 'Siapakah yang mengucapkan kalimat tadi?' Seorang sahabat menjawab, 'Saya, wahai Rasulullah.' Beliau lalu bersabda, 'Sungguh aku sangat kagum dengan ucapan tadi sebab pintu-pintu langit dibuka karena kalimat itu' Kata Ibnu Umar, 'Maka aku tak pernah lagi meninggalkannya semenjak aku mendengar Rasulullah SAW mengucapkan hal itu.'" (HR Muslim)
Mengutip Kitab Adzkaar al-Muttaqin min Kitaabillah wa Shahih al-Haditsi Imam karya Syekh Irfan bin Sulaim al-Asya Hasunah al-Dimasyqiy, keutamaan doa iftitah lainnya adalah menjadi bacaan Nabi ketika memulai salat malamnya.
Dari Abu Salmah bin Abdurrahman bin Auf ia berkata, "Aku bertanya kepada Aisyah Ummul Mukminin. Dengan bacaan apa Nabi memulai salatnya apabila ia bangun dari tidur di malam hari?" Aisyah berkata, "Apabila bangun dari tidur malam, maka Rasulullah membaca doa iftitah dalam salatnya."
Bacaan Doa Iftitah
Ada sejumlah versi bacaan doa iftitah sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan lainnya. Namun, menurut Muhammad Nashiruddin al-Albani dalam Ashlu Shifati Shalaatin Nabiyyi shalallahahu 'alaihi wa sallam, doa iftitah yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim adalah yang paling shahih dilihat dari sanadnya.
Berikut bacaan doa iftitah menurut hadits Bukhari dan Muslim.
اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنْ خَطَايَايَ كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنْ الدَّنَسِ اللَّهُمَّ اغْسِلْنِي مِنْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ
Allahumma baaid baynii wa bayna khotoyaaya kamaa baa'adta baynal masyriqi wal maghrib. Allahumma naqqinii min khotoyaaya kamaa yunaqqots tsaubul abyadhu minad danas. Allahummagh-silnii min khotoyaaya bil maa-iwats tsalji wal barod
Artinya: "Ya Allah, jauhkan lah antara aku dan kesalahan-kesalahanku, sebagaimana Engkau menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, bersihkan lah aku dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana baju putih dibersihkan dari kotoran. Ya Allah, cuci lah aku dari kesalahan-kesalahanku dengan air, salju dan embun." (HR Bukhari dan Muslim)
Adapun, doa iftitah yang juga sering dibaca lainnya adalah sebagai berikut,
اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ مِنْ نَفْخِهِ وَنَفْثِهِ وَهَمْزِهِ
Allahu akbar kabiiro, allahu akbar kabiiro, allahu akbar kabiiro, walhamdulillahi katsiiro, walhamdulillahi katsiiro, walhamdulillahi katsiiro, wa subhanallahi bukrotaw washilaa, wa subhanallahi bukrotaw washilaa, wa subhanallahi bukrotaw washilla a'udzu billahi minasy syaithooni min nafkhihi, wa naftshihi, wa hamzih.
Artinya: "Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Maha Suci Allah di waktu pagi dan sore. Maha Suci Allah di waktu pagi dan sore. Maha Suci Allah di waktu pagi dan sore. Aku berlindung kepada Allah dari tiupan, bisikan, dan godaan setan." (HR Abu Dawud)
(kri/lus)
Komentar Terbanyak
BPJPH: Ayam Goreng Widuran Terbukti Mengandung Unsur Babi
Ustaz Khalid Basalamah Buka Suara Usai Dipanggil KPK
OKI Gelar Sesi Darurat Permintaan Iran soal Serangan Israel