Tata Cara Sholat dan Urutannya Lengkap Sesuai Sunnah Nabi SAW

Tata Cara Sholat dan Urutannya Lengkap Sesuai Sunnah Nabi SAW

Azkia Nurfajrina - detikHikmah
Senin, 28 Nov 2022 16:45 WIB
Jadwal Sholat Jakarta dan Sekitarnya Hari Ini 16 Juli 2022
Ilustrasi tata cara sholat sesuai sunnah. Foto: Getty Images/iStockphoto/kzenon
Jakarta -

Sholat lima waktu adalah ibadah fardhu bagi setiap umat Islam, dan perintah wajibnya termaktub dalam Al-Qur'an serta hadits nabi. Untuk menunaikannya tentu memerlukan tata cara sholat yang benar dengan menjadikan Rasulullah sebagai teladan dalam melaksanakan berbagai amal ibadah.


Sabda Nabi SAW menyatakan agar kaum muslim bisa meniru sebagaimana beliau sholat. Dari Malik bin Huwairits, ia berkata:

قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏: صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: 'Rasulullah berkata, "Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat." (HR Bukhari)


Tata Cara Sholat


Seorang muslim yang hendak mendirikan sholat sesuai Nabi SAW bisa mengikuti urutannya seperti dilansir dalam buku Shalatul Mu'min: Buku Induk Shalat oleh Kasimun, Fiqh Shalat Terlengkap oleh Abu Abbas Zain Musthofa Al-Basuruwani, dan Sifat Shalat Nabi karya Muhammad Nashiruddin Al-Albani.

ADVERTISEMENT


Wudhu

Bersuci sebelum melaksanakan sholat sudah selayaknya untuk dilakukan, agar terbebas dari najis, hadats besar atau hadats kecil. Dalam hadits dari Abdullah bin Umar, Rasulullah bersabda:


لا تُقْبَلُ صَلاةٌ بغيرِ طُهُورٍ ولا صَدَقَةٌ مِن غُلُولٍ

Artinya: "Tidak akan diterima (oleh Allah) shalat yang dikerjakan tanpa wudhu dan tidak akan diterima (oleh Allah) shadaqah dari harta yang haram." (HR Muslim)


Menghadap kiblat

Sholat juga dilakukan dengan menghadap arah kiblat ke Kakbah di Kota Makkah, sesuai hadits Nabi SAW dari Abu Hurairah:


إِذَا قُمْتَ إِلَى الصَّلَاةِ فَأَسْبِغُ الْوُضُوءَ ثُمَّ اسْتَقْبِلْ الْقِبْلَةَ ..

Artinya: "Bila engkau hendak mengerjakan sholat, maka wudhulah secara sempurna terlebih dahulu, kemudian menghadaplah ke arah kiblat .." (HR Bukhari & Muslim)


Takbiratul ihram

Gerakan takbir dilakukan untuk memulai sholat dengan mengucapkan kalimat; Allahu akbar. Saat takbir pula, seseorang berniat dalam hatinya untuk melaksanakan shalat, baik shalat wajib atau sunah.


Ketika takbir sepatutnya pandangan mata ditujukan kepada tempat sujud, sambil mengangkat kedua tangan sejajar dengan bahu atau telingan dengan jari-jari yang dirapatkan.


Setelahnya letakkan kedua tangan di dada, dengan posisi tangan kanan di atas punggung tangan kiri atau di pergelangan tangan kiri, atau di lengan tangan kiri.


Membaca doa iftitah, Surah Al-Fatihah, dan Surah dari Al-Qur'an

Doa iftitah dibaca setelah takbir dan sebelum melafalkan Surah Al-Fatihah. Riwayat dari Abu Hurairah, ia berkata:


"Adalah Rasulullah bila selesai bertakbiratul ihram dalam shalat, beliau diam sebentar sebelum membaca (Al-Fatihah). Aku lalu bertanya: 'Ya Rasulullah, demi bapakku, engkau, dan ibuku! Bolehkah aku tahu apa yang engkau baca saat engkau diam antara takbiratul ihram dan membaca (Al-Fatihah)?' Beliau menjawab: 'Aku membaca: Allahumma ba'id bayni .." (HR Bukhari & Muslim)


Membaca Surah Al-Fatihah wajib dilakukan dalam menunaikan ibadah shalat, bila seseorang tidak membacanya maka shalatnya tidak sah. Hal ini didasarkan pada hadits dari Ubadah bin Shamit:


'Nabi SAW bertanya, "Betulkah tadi kalian membaca di belakang imam kalian?" Para sahabat menjawab: 'Betul, wahai Rasulullah, kami membacanya dengan tergesa-gesa.' Beliau bersabda: "Janganlah kalian membaca, kecuali Al-Fatihah, sebab tidak sah shalat bagi orang yang tidak membacanya." (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Ahmad, & Ibnu Hibban)


Membaca surah lain dari Al-Qur'an hendaknya dilaksanakan setelah pembacaann Surah Al-Fatihah dengan memilih bacaan surah yang mudah baginya.


Rukuk dan i'tidal dengan tuma'ninah

Setelah membaca surah Al-Qur'an, Rasulullah biasa berdiam sejenak, kemudian mengangkat kedua tangannya seperti takbiratul ihram, dan lalu rukuk. Beliau meletakkan telapak tangannya pada kedua lutut, dan meluruskan punggungnya.


Dalam rukuknya, Nabi SAW membaca lafaz ruku yakni; Subhaana rabbiya Al-'adzimi. Ia juga melakukan rukuknya dengan tuma'ninah, sebagaimana dalam hadits nabi:


ثُمَّ ارْكَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ رَاكِعًا

Artinya: "Kemudian rukuklah sampai engkau tenang (tuma'ninah) dalam keadaan ruku'." (HR. Bukhari)


Setelah rukuk, Rasulullah bangkit atau biasa yang disebut dengan i'tidal, seraya melafalkan doa; Sami'a Allahu liman hamidah. I'tidal juga dilakukan dengan tuma'ninah olehnya dengan berdiri hingga beberapa lama


Sujud Tuma'ninah

Gerakan sholat ini dilakukan dengan menempel dahi ke tempat sujud. Selain dahi, anggota tubuh lainnya yang wajib diletakkan sehingga menempel pada lantai shalat adalah kedua telapak tangan, kedua lutut, dan kedua ujung kaki.


Sujud dilakukan setelah i'tidal yang kemudian menjatuhkan wajah telebih dahulu, dan diikuti dengan anggota tubuh yang lainnya. Ketika sujud, posisi bokong lebih tinggi dari kepala, pundak dan tangan.


Sama seperti rukuk dan i'tidal, sujud juga harus dilakukan secara tuma'ninah dengan tenang dan memperlamanya.


Duduk di antara dua sujud

Setelah sujud lalu duduk di antara dua sujud sembari membaca takbir (tanpa dibarengi dengan gerakan mengangkat tangan). Duduk di sini dengan dengan meletakkan kedua tangan di atas lutut dan paha, dan posisi duduk iftirasy.


Adapun bacaan yang dilafalkan saat duduk di antara dua sujud: Rabbighfirlii warhamnii wajburnii warfa'nii warzuqnii wahdinii wa'aafinii wa'fu 'annii.


Setelah selesai mengucapkan doanya, kemudian sujud kembali dengan membaca doanya juga.


Bangkit dari sujud

Seperti telah diketahui bahwa sholat lima waktu terdiri dari sejumlah rakaat. Seperti sholat Subuh dua rakaat, sholat Zuhur empat rakaat, sholat Ashar empat rakaat, sholat Maghrib tiga rakaat, dan sholat Isya empat rakaat.


Tiap-tiap rakaatnya dimulai dengan takbiratul ihram hingga dua kali sujud. Rangkaian takbiratul ihram hingga dua kali sujud dihitung sebagai satu rakaat.


Sehingga untuk melaksanakan rakaat selanjutnya, seseorang perlu berdiri setelah sujud dengan mengulang hal sama, yakni dari takbiratul ihram sampai sujud kembali. Hal ini dilakukan sebanyak rakaat di tiap sholatnya.


Duduk tasyahud awal

Sholat dengan jumlah rakaat tiga dan empat, ada gerakan sholat yang disebut duduk tasyahud awal. Tasyahud awal dilaksanakan pada rakaat kedua setelah dua sujud. Duduk tasyahud awal dilakukan dengan posisi duduk iftirasy.


Dalam buku Fiqh Shalat Terlengkap, duduk tasyahud awal dilakukan secara iftirasy, yaitu duduk di atas mata kaki kiri dengan menegakkan kaki yang kanan, serta meletakkan ujung jari-jari kaki kanan di lantai seraya menghadap kiblat.


Disebutkan dalam Bidayatul Mujtahid Wa Nihayatul Muqtashid oleh Ibnu Rusyd, Nabi SAW biasa meletakkan tangan kiri pada lutut kiri dan telapak tangan kanan pada lutut kaki kanan sambil mengacungkan jari telunjuk.


Pada tasyahud awal membaca shalawat kepada Nabi SAW, yakni:


At-tahiyyaatul mubaarakatush shalawaatuth thayyibaatulillaahi. Assalaamu 'alaika ayyuhan-nabiyyu wa rahmatullaahi wa barakaatuhu. Assalaamu 'alainaa wa 'alaa 'ibaadillaahish-shaalihiina. Asyhadu an laa ilaaha illallaahu wa asyhadu anna Muhammadar Rasuulullaahi.


Duduk tasyahud akhir

Masih dari buku Fiqh Shalat Terlengkap, untuk duduk tasyahud akhir, dilakukan dengan posisi tawarruk yang sama seperti iftirasy, tetapi ada sedikit bedanya yakni dengan mengeluarkan kaki kiri pada bagian bawah kaki kanan, serta menempelkan bokong pada lantai.


Posisi tangan kiri diletakkan di antara lutut dan paha kaki kiri, begitu pun dengan tangan kanan diletakkan pada atas lutut dan paha kaki kanan. Sementara jari-jari tangan agak direnggangkan, dan jari telunjuk digandengkan dengan ibu jari untuk diacungkan.


Adapun bacaan shalawat kepada Nabi SAW diwajibkan pada tasyahud akhir. Sehingga pada tasyahud akhir membaca:


At-tahiyyaatul mubaarakatush shalawaatuth thayyibaatulillaahi. Assalaamu 'alaika ayyuhan-nabiyyu wa rahmatullaahi wa barakaatuhu. Assalaamu 'alainaa wa 'alaa 'ibaadillaahish-shaalihiina. Asyhadu an laa ilaaha illallaahu wa asyhadu anna Muhammadar Rasuulullaahi


Allahumma shalli 'ala Muhammad wa 'ala aali Muhammad kamaa shallaita 'ala Ibraahim wa 'ala aali Ibrahim, innaka hamidun majiid. Allahumma baarik 'ala Muhammad wa 'ala aali Muhammad kamaa baarakta 'ala Ibrahim wa 'ala aali Ibrahimm innaka hamidun majiid


Salam

Salam merupakan gerakan terakhir dalam rangkaian sholat. Dikatakan bahwa salam dilakukan dua kali, dengan menoleh ke kanan sehingga pipi kanan terlihat dari belakang, dan yang kedua sambil menoleh ke kiri sehingga pipi kiri juga terlihat dari belakang.


Bacaan sempurna salam dengan lafaz: Assalaamu 'alaykum wa rahmatullahi wa barakatuh.




(lus/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads