Aisyah bukan hanya dikenal sebagai perempuan yang cantik parasnya, tetapi ia juga memiliki kecantikan hati dan perangai. Rasulullah SAW menjuluki beliau "Al-Humaira" yang artinya kemerah-merahan (kulitnya putih dan pipinya kemerah-merahan).
Aisyah dikenal sebagai Ummul Mukminin yang artinya adalah ibu orang-orang mukmin. Gelar ini tidaklah berlebihan karena Aisyah memiliki hati yang lembut, dermawan dan berani bersikap tegas.
Merangkum buku Amazing Stories Kisah Mulia Wanita Surga Ummul Mukminin Aisyah Oleh W. Sasmita dan Weda S. Atmanegara dikisahkan sikap dermawan Aisyah disebut-sebut melampaui batas, sebab ia memberikan apa saja tanpa memikirkan nasibnya sendiri. Kelembutan Aisyah inilah yang mendasari sifat dermawannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kelembutan Aisyah telah membentuknya menjadi pribadi yang tidak sampai hati jika harus melihat orang lain kesusahan. Begitu dermawannya, Aisyah bahkan menyedekahkan semua harta yang dimilikinya tanpa memperdulikan jumlah harta tersebut.
Ia tidak pernah membiarkan harta tersebut menumpuk di rumahnya.
Dalam sebuah kisah Aisyah menuturkan, suatu hari ia pernah kedatangan seorang wanita yang membawa dua orang anak perempuan. Wanita itu datang untuk meminta makan. Aisyah berkata, "Saat itu aku hanya memiliki sebutir kurma yang segera kuberikan kepadanya. Ia pun membagi sebutir kurma itu untuk kedua anaknya. Kemudian, ia berdiri dan pergi. Tak lama berselang, Rasulullah SAW datang dan kuceritakan kepada beliau apa yang baru saja terjadi.
Maka beliau bersabda,
"Barang siapa membantu anak-anak perempuan semacam itu, lalu ia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya dari api neraka." (HR. Bukhari dan Ibnu Hibban)
Dalam riwayat yang lain dikisahkan, pernah ada seorang lelaki miskin mendatangi Aisyah dan meminta agar ia diberi makanan. Saat itu, Aisyah sedang memegang setangkai buah anggur.
Maka Aisyah menyuruh seseorang untuk memberikan sebutir anggur kepada lelaki miskin itu. Menerima pemberian tersebut, sang lelaki miskin terkejut. Aisyah berkata, "Engkau heran (melihat pemberian yang sedikit itu?) tidakkah engkau melihat berapa banyak dzarrah yang terdapat dalam sebutir anggur tersebut?" (HR. Malik dan Ibnu Abi Syaibah)
Dalam riwayat yang lain dikisahkan pula Aisyah dan seorang peminta-minta. Suatu hari ketika Aisyah sedang berpuasa, datang seorang yang meminta-minta. Saat itu hanya ada sepotong roti di rumahnya. Aisyah pun menyuruh pelayannya supaya memberikan roti itu kepada pengemis tersebut.
"Tetapi engkau tidak memiliki sesuatu untuk kau makan saat berbuka puasa nanti selain roti tersebut," kata sang pelayan.
"Berikan saja roti itu!" Perintah Aisyah sekali lagi kepada sang pelayan.
Maka diberikanlah roti tersebut kepada si peminta-minta. Demikianlah Aisyah. Ia kerap kali mengutamakan orang lain tanpa memikirkan dirinya.
Ketika sore hari, menjelang waktu berbuka tiba, Aisyah menerima hadiah daging kambing berikut rotinya. Maka ia memanggil sang pelayan dan berkata, "Makanlah! Ini lebih baik dari rotimu tadi" (HR. Malik)
Dalam kisah lain, Aisyah sendiri pernah menuturkan sebuah kisah tentang seorang ibu yang membawa dua anak perempuan dan mendatanginya untuk meminta makan. Aisyah melanjutkan, "Maka kuberikan kepada wanita tersebut tiga butir kurma. Dari tiga butir yang kuberikannya itu, sang ibu memberikan dua butir kepada kedua anaknya; masing-masing memperoleh sebutir. Ketika ia hendak memakan kurmanya sendiri, kedua anak tersebut menatap wajahnya. Maka sang ibu mengeluarkan kembali sebutir kurma itu menjadi dua dan menyerahkan masing-masing potongan kepada kedua anaknya. Aku menangis menyaksikan hal itu. Dan Rasulullah SAW tiba-tiba masuk. Beliau bertanya, 'Apa yang membuatmu menangis, wahai Aisyah? Aku menjawab, "Wahai Rasulullah, aku terharu melihat kasih sayang seorang ibu kepada kedua anaknya! Lalu, kuceritakan kepada beliau apa yang baru saja terjadi." (HR. Ahmad)
Sifat dermawan yang dimiliki Aisyah tentu tak lepas dari siapa yang mendidiknya dan dari mana ia berasal. Di bawah didikan Abu Bakar sang ayah dan Rasulullah SAW sebagai suaminya, Aisyah mendapatkan teladan yang luar biasa tentang sifat dermawan.
Sang ayah, Abu Bakar dikenal sebagai sosok yang dermawan dan murah hati. Sifat murah hati tersebut kemudian diwariskan secara alami kepada anak-anaknya termasuk Aisyah dan Asma' binti Abu Bakar.
Asma juga tak kalah dermawan, ia adalah perempuan yang juga suka memberi dan membantu kaum miskin. Bahkan Abdullah bin Zubair menuturkan, "Aku tidak pernah mengenal dua orang wanita yang lebih dermawan daripada Aisyah dan Asma. Keduanya memang berbeda. Aisyah mengumpulkan semua apa yang dimilikinya. Lalu, setelah harta tersebut mencapai jumlah tertentu, barulah ia membagi-bagikannya. Adapun Asma' cenderung tidak menyimpan apapun untuk esok hari. Apa yang diterimanya hari ini disedekahkannya pula hari ini."
Kelembutan dan kebaikan Aisyah ini juga ia tunjukkan kepada para budak dan pelayan. Aisyah adalah orang yang dikenal menyayangi para budak dan selalu berusaha memerdekakan mereka.
Aisyah memperlakukan mereka dengan baik dan tidak pernah sia-sia terhadap mereka. Dalam sebuah riwayat menyebutkan, bahwa ketika ia harus menebus sebuah nazar yang dibatalkannya, ia memerdekakan empat puluh orang budak. (HR. Bukhari)
Jumlah budak yang pernah dimerdekakan Aisyah berjumlah 67 orang.
Itulah beberapa kisah kelembutan hati dan sikap dermawan Aisyah sang istri Rasulullah SAW. Semoga sikap baiknya bisa menjadi teladan bagi seluruh muslimah.
(dvs/erd)












































Komentar Terbanyak
Wamenag Romo Syafi'i Menikah Hari Ini, Habib Rizieq Jadi Saksi
Rieke Diah Pitaloka Geram, Teriak ke Purbaya Gegara Ponpes Ditagih PBB
Pemerintah RI Legalkan Umrah Mandiri, Pengusaha Travel Umrah Syok