Hindari Sepuluh Perkara (1)

Kolom Hikmah

Hindari Sepuluh Perkara (1)

Aunur Rofiq - detikHikmah
Jumat, 24 Okt 2025 08:00 WIB
Poster
Aunur Rofiq. Foto: Edi Wahyono
Jakarta -

Syekh Ibrahim bin Adham pernah berkata kepada penduduk Basrah: "Ada sepuluh perkara yang menyebabkan hati kalian mati, sehingga do'a kalian tidak terkabulkan. Kesepuluh perkara itu adalah:

1. Mengenal Allah SWT Tetapi Tidak Mau Mendatangi Hak-Nya

Hak Allah SWT yang harus manusia tunaikan adalah beribadah hanya kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dalam firman-Nya surah al-Anbiya ayat 92 yang terjemahannya, "Sesungguhnya ini (agama tauhid) adalah agamamu, agama yang satu, dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku."

"Sesungguhnya ini (agama tauhid) adalah agamamu, agama yang satu". Ayat ini menekankan bahwa agama yang benar adalah agama tauhid, yaitu menyembah satu Tuhan, Allah SWT, dan tidak menyekutukan-Nya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"dan Aku adalah Tuhanmu". Ayat ini menegaskan bahwa Allah SWT adalah Tuhan yang berhak untuk disembah dan tidak ada Tuhan lain yang semestinya disembah.

"maka sembahlah Aku". Ayat ini adalah perintah untuk menyembah Allah SWT dengan ikhlas dan sungguh-sungguh, tanpa menyekutukan-Nya.

ADVERTISEMENT

2. Membaca Al-Qur'an Namun Tidak Mau Mengamalkannya

Perintah mengamalkan isi Al-Quran adalah kewajiban bagi setiap muslim. Hal ini sebagaimana dalam firman-Nya surah Ali-Imran 187 yang terjemahannya,

"Ingatlah) ketika Allah membuat perjanjian dengan orang-orang yang telah diberi Alkitab (dengan berfirman), "Hendaklah kamu benar-benar menerangkan (isi Alkitab itu) kepada manusia dan janganlah kamu menyembunyikannya." Lalu, mereka melemparkannya (janji itu) ke belakang punggung mereka (mengabaikannya) dan menukarnya dengan harga yang murah. Maka, itulah seburuk-buruk jual beli yang mereka lakukan."

Makna ayat ini adalah: Dan ingatlah ketika Allah SWT mengambil janji yang kuat berupa aturan-aturan dari orang-orang Yahudi dan Nasrani yang telah diberi Kitab, berupa perintah, "Hendaklah kamu benar-benar menerangkannya, yakni isi Kitab itu, kepada manusia, tentang amar makruf nahi mungkar, halal dan haram sebagaimana termaktub dalam kitab suci yang diturunkan dari-Nya. Dan diperintahkan pula janganlah kamu menyembunyikannya, yakni isi kandungan kitab suci tersebut, seperti berita kedatangan Nabi Muhammad SAW. dan hukum-hukum syariat tentang halal dan haram. Lalu mereka melemparkan janji itu ke belakang punggung mereka dengan tidak mengindahkan perintah-perintah Allah SWT serta mengabaikan aturan-aturan yang telah ditetapkan dan bahkan mereka menjualnya dengan harga murah.

Mereka mengubah ketentuan hukum yang telah ditetapkan Allah untuk kepentingan sekelompok orang berpengaruh demi mendapatkan imbalan duniawi. Maka itu seburuk-buruk jual-beli yang mereka lakukan karena mereka rela menukar kemuliaan ilmu, agama, pujian di sisi Allah serta mahluk-Nya, dan kekekalan di surga yang penuh nikmat, dengan kesenangan duniawi yang fana.

3. Mengaku Sebagai Musuh Setan tetapi Telah Mematuhi Kesesatannya dan Menjadikan Tingkah Laku Sesuai dengan Itikad Buruk Setan

Allah SWT menciptakan setan itu sebagai musuh yang nyata bagi manusia, hal tersebut dinyatakan dalam surah Yusuf ayat 5 yang terjemahannya, "Dia (ayahnya) berkata, "Wahai anakku, janganlah engkau ceritakan mimpimu kepada saudara-saudaramu karena mereka akan membuat tipu daya yang sungguh-sungguh kepadamu. Sesungguhnya setan adalah musuh yang jelas bagi manusia."

Ayat ini menjelaskan: Kemudian dia-Nabi Yakub-berkata kepada putranya, "Wahai anakku! Janganlah engkau ceritakan mimpimu kepada saudara-saudaramu. Aku khawatir apabila mereka tahu, mereka akan membuat tipu daya untuk membinasakan-mu karena kedengkian mereka. Sungguh, setan itu musuh yang jelas bagi manusia karena terus berupaya memunculkan rasa permusuhan di antara sesama."

4. Mengaku Sebagai Umat Muhammad SAW Tetapi Tidak Menjalankan Sunahnya

Umat Muslim yang tidak menjalankan sunah Nabi Muhammad SAW. dan tidak mengamalkan dalilnya dianggap sebagai pengingkar sunah, dan hal ini dapat berdampak negatif dalam kehidupan dunia dan akhirat. Sunah adalah tindakan, perkataan, atau persetujuan Nabi Muhammad SAW. yang menjadi contoh dan panduan bagi umat Islam, sehingga menjauhi sunah berarti menyepelekan ajaran agama Islam yang sebenarnya.

Pengingkar sunah adalah mereka yang menolak hadis Nabi Muhammad SAW. sebagai sumber hukum kedua setelah Al-Qur'an, dan mereka hanya berpegang pada Al-Qur'an sebagai dasar hukum Islam. Argumen mereka seringkali didasarkan pada pemahaman bahwa hadis tidak dapat dianggap pasti karena proses periwayatannya yang tidak terjamin dari kesalahan atau bahkan kedustaan.

5. Berharap Masuk Surga Namun Tidak Mau Menjalankan Amalannya

Menjalankan amalan dengan benar berarti melakukannya sesuai dengan perintah Allah SWT dan Rasul-Nya, serta dengan dasar dalil yang kuat (Qur'an dan Hadis). Adapun amalan juga dapat meliputi berbagai aspek kehidupan, seperti berbuat baik kepada orang tua, bersedekah, menjaga silaturahmi, dan berdzikir. Sedang orang yang berharap masuk surga tapi tidak melakukan amalan, tentu hal yang mustahil.

Perintah menjalankan amalan sebagaimana firman-Nya dalam surah al-Baqarah ayat 43 yang terjemahannya, "Tegakkanlah salat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk."

Maksud ayat ini adalah: Setelah mengajak Bani Israil untuk memeluk Islam dan meninggalkan kesesatan, perintah utama yang disampaikan kepada mereka setelah larangan di atas adalah perintah untuk melaksanakan shalat. Dan laksanakanlah shalat untuk memohon petunjuk dan pertolongan Allah SWT tunaikanlah zakat untuk menyucikan hatimu dan menyatakan syukur kepada-Nya atas segala nikmat-Nya, dan rukuklah beserta orang yang rukuk, yakni kaum muslim yang beriman dan mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW. Penambahan perintah untuk rukuk setelah ada perintah untuk melaksanakan shalat itu mengisyaratkan ajakan agar mereka memeluk Islam dan melaksanakan shalat seperti shalatnya umat Islam. Dalam tata cara shalat orang Yahudi tidak dikenal gerakan rukuk.

Adapun lima perkara selanjutnya merupakan sambungan dari tulisan ini. Ya Allah, Engkau yang Kuasa, beningkan hati kami agar tetap bisa menerima petunjuk-Mu, jauhkan kami untuk mempunyai hati yang kelam seperti batu dan tiada mampu menerima kebenaran.

Aunur Rofiq

Penulis adalah Pendiri Himpunan Pengusaha Santri Indonesia

Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggung jawab penulis. (Terima kasih - Redaksi)




(inf/inf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads