Perilaku adalah tindakan atau aktivitas yang dilakukan oleh individu atau organisme, baik fisik maupun mental, dalam respons terhadap rangsangan atau situasi tertentu. Perilaku mencakup berbagai aktivitas, mulai dari aktivitas sehari-hari seperti berjalan, berbicara, hingga respons terhadap rangsangan lingkungan atau emosi.
Perilaku jahiliyah adalah perilaku yang mencerminkan sifat dan kebiasaan buruk yang umum terjadi di masyarakat Arab sebelum Islam. Perilaku ini ditandai dengan kebodohan, kekerasan, kekejaman, dan kurangnya rasa kasih sayang, serta berbagai praktik kebiasaan yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan agama.
Ada lelaki bernama Umar bin Khatab, dan ada wanita bernama Khansa. Pandangan hidup dan perilaku Umar sebelum masuk Islam, sebelum jiwanya diwarnai oleh pengaruh keimanan dengan sesudahnya benar-benar berubah total. Demikian juga dengan Khansa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada masa jahiliyah, Umar telah kehilangan pikiran sehatnya. Dia ikut menyembah patung yang terbuat dari adonan roti. Saat perutnya lapar, sesembahan itupun dimakannya. Demikian pula perasaan kemanusiaannya benar-benar telah hilang, hingga mengubur putri kandungnya dalam keadaan hidup.
Kebiadaban masa jahiliyah didukung oleh banyak dalil, baik dari Al-Quran maupun hadis. Beberapa contoh kebiasaan jahiliyah yang dijelaskan dalam dalil-dalil tersebut antara lain menyembah berhala, tidak menghargai hak-hak wanita, minuman keras, dan perbuatan maksiat lainnya.
Salah satu firman-Nya dalam surah al-Maidah ayat 50 yang terjemahannya, " Apakah hukum jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya)?"
Maknanya adalah : Apakah keinginan yang tidak sesuai dengan ajaran Allah SWT. itu karena mereka ingin kembali pada hukum Jahiliah yang mereka kehendaki? Sesungguhnya hukum siapakah yang lebih baik daripada hukum yang telah ditetapkan Allah SWT. yaitu yang telah disyariatkan bagi orang-orang yang benar-benar beriman dan yang meyakini agama-nya?
Bagaimana Umar setelah pindah dari lembah jahiliyah ke pangkuan Islam?
Pikiran sehat tumbuh dan mekar serta pandangannya jauh ke depan. Dia yang menebang pohon Syajaratur Ridhwan ( Pohon Kerelaan ), sebuah pohon yang di bawahnya Rasulullah SAW. bersama sahabat-sahabat beliau mengadakan perjanjian ketika perang Hudaibiyah. Dengan ketajaman pikirannya ke depan, Umar telah memperkirakan kemungkinan yang akan terjadi.
Sesungguhnya dia khawatir jika di kemudian hari umat manusia menganggap pohon tersebut sebagai pohon yang keramat, hingga mereka menyembahnya atau paling tidak mencari tuah di pohon tersebut.
Kelembutan dan kehalusan perasaannya mampu mengurus dan memperhatikan kaum papa dan nasib rakyatnya. Bahkan kepatuhan jiwanya kepada Allah SWT, tidak sekadar menumbuhkan perasaan asih dan tanggung jawab pada manusia termasuk kepada hewan.
Khansa pun demikian, saat saudaranya meninggal dia meratap, meraung dan menghiba atas kematiannya. Kemudian mengalir senandung syair dari lisannya :
"Kukenang Shakr setiap mentari terbit pun ketika datang saat terbenamnya.
Andai saja
Tak banyak disekelilingku,
orang-orang yang meratapi saudaranya, bunuh diri bagiku adalah niscaya."
Setelah dalam naungan Islam, Khansa adalah pahlawan wanita sekaligus ibu para pahlawan. Dengan jiwa yang jernih dan mantap, dikirimnya putera-putera tambatan hatinya ke medan laga, pergi menjemput syahid.......
Menjelang pergi medan laga, Khansa duduk bersama anak-anaknya dan berkata, "Wahai anak-anakku ! Sesungguhnya memeluk agama Islam dengan suka rela dan berhijrah dengan kemauan sendiri. Demi Allah, tidak ada tuhan selain Dia ! Sesungguhnya kalian semua adalah anak dari satu ibu. Aku tidak pernah berkhianat kepada ayah kalian, tidak pernah mempermalukan paman kalian, tidak menodai kemuliaan kalian dan tidak menyimpangkan turunan kalian.
Kalian telah mengetahui apa yang telah disediakan Allah untuk orang muslim, yaitu pahala yang cukup karena berperang melawan orang-orang kafir. Ketahuilah, bahwa kampung yang kekal lebih baik dari kampung yang fana ! Allah berfirman dalam surah ali-Imran ayat 200."
Itulah cuplikan nasihat Khansa kepada keempat puteranya, begitu indah dan menggugah hati untuk berjuang di jalan-Nya. Semoga Allah SWT. meneguhkan keimanan kita semua agar bisa berperilaku teladan bagi yang lain.
Aunur Rofiq
Penulis adalah Pendiri Himpunan Pengusaha Santri Indonesia
Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggung jawab penulis. (Terima kasih - Redaksi)
(erd/erd)
Komentar Terbanyak
Kemenhaj Rombak Sistem Antrean Haji, Tak Ada Lagi Masa Tunggu 48 Tahun
Antrean Haji Tiap Daerah Akan Dipukul Rata 26-27 Tahun
Jumlah Santri Sidoarjo Meninggal Akibat Musala Ponpes Ambruk