Tujuan utama dakwah adalah mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat yang diridhai oleh Allah SWT. Yakni dengan menyampaikan nilai-nilai yang dapat mendatangkan kebahagiaan dan kesejahteraan yang diridhai Allah SWT. sesuai dengan segi atau bidangnya masing-masing.
Adapun perintah dakwah sebagaimana firman-Nya dalam surah an-Nahl ayat 125 yang terjemahannya, "Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang paling tahu siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia (pula) yang paling tahu siapa yang mendapat petunjuk."
Maksud pada ayat ini Allah SWT. meminta beliau menyeru manusia ke jalan-Nya dengan cara yang baik, "Wahai Nabi Muhammad, seru dan ajak-lah manusia kepada jalan yang sesuai tuntunan Tuhanmu, yaitu Islam, dengan hikmah, yaitu tegas, benar, serta bijak, dan dengan pengajaran yang baik. Dan berdebatlah dengan mereka, yaitu siapa pun yang menolak, menentang, atau meragukan seruanmu, dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Yang Maha Memberi petunjuk dan bimbingan, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dan menyimpang dari jalan-Nya, dan Dialah pula yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk dan berada di jalan yang benar."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada masa-masa awal setelah Rasulullah SAW. memperoleh wahyu dan berdakwah di Mekah. Periode tersebut merupakan masa ujian yang sangat sulit, mereka ( kaum Quraisy ) melakukan penindasan dan pemfitnahan. Pada masa ini pengikut Rasulullah SAW. masih terbatas atau sedikit dan tertindas dalam kesehariannya. Pada masa inilah, kaum Quraisy secara gencar melakukan penyiksaan terhadap dirinya dan para sahabat. Intimidasi yang paling berat adalah boikot selama tiga tahun, sehingga para pengikut Rasulullah SAW. mengalami tekan yang berat dan tentu kekurangan pangan.
Ketika Rasulullah SAW. berdakwah ke Tha'if mendapati penolakan dengan lemparan batu sehingga kakinya mengucurkan darah. Namun, luka yang dalam hatinya akibat penolakan dan perkataan para pemuka Tha'if ini lebih menyakitkan daripada luka karena lemparan batu. Sebab batu menyakiti badan, tetapi ucapan dan penolakan menyakiti hati. Meskipun demikian Rasulullah SAW. tidak pernah berputus asa dan penyesalan terhadap apa yang dialaminya, kemudian beliau bermunajat kepada Allah SWT. sebagai berikut :
"Kami adukan kepada-Mu ya Rabbi, segala kelemahan, ketakberdayaan dan ketakmampuanku dalam menghadapi kezaliman orang. Wahai Dzat Yang Maha Kasih ! Engkau adalah Rabb orang-orang yang lemah dan Rabbku.....Kepada siapa Engkau serahkan diriku.... Aku tidak peduli, asal Engkau tidak memurkaiku. Aku yakin ampunan-Mu amat luas dan tak terhingga."
Oleh karena itu, modal utama menjalankan dakwah adalah kesabaran yang paripurna. Hal ini ditegaskan dalam firman-Nya surah Hud ayat 49 yang terjemahannya, "Itu adalah sebagian dari berita-berita gaib yang Kami wahyukan kepadamu (Nabi Muhammad). Tidak pernah engkau mengetahuinya dan tidak (pula) kaummu sebelum ini. Maka, bersabarlah. Sesungguhnya kesudahan (yang baik) adalah bagi orang-orang yang bertakwa."
Pada ayat ini menceritakan kisah Nabi Nuh dan umatnya. Kisah yang dipaparkan adalah sebagian dari berita-berita gaib yang Kami wahyukan kepadamu, wahai Nabi Muhammad; tidak pernah engkau mengetahui informasi kisah itu sebelumnya dan tidak pula kaummu mengetahui kisah itu sebelum informasi Al-Qur'an ini datang. Karena itu, maka bersabarlah dalam menyampaikan tuntunan Al-Qur'an dan tabahlah dalam menghadapi gangguan kaummu, sebagaimana Nabi Nuh bersabar.
Ingatlah bahwa Allah SWT. akan memberikan kesudahan yang baik adalah bagi orang yang bertakwa. Kebaikan dan kesabaran akan membuahkan kemenangan dan pahala. Kebaikan didapat manakala seseorang mengerjakan ketaatan, sedang kesabaran akan diperoleh dengan meninggalkan hal-hal yang dilarang.
Kondisi saat ini di negeri tercinta telah terjadi gelombang mualaf ( mereka adalah orang-orang yang menemukan kebenaran ), kemudian mereka berdakwah untuk menyampaikan kebenaran. Mereka ini tergolong orang-orang pandai dan mereka beranggapan bahwa ajaran Islam ini masuk akal. Semua itu terjadi karena mereka ini mendapatkan "nikmat hidayah" dari Allah SWT. Ketahuilah hidayah yang mereka peroleh melalui perjuangan berat ( secara diam-diam mempelajari Islam ) dan adanya pengorbanan ( pisah dari suami/istri yang tidak bersedia mengikuti jejaknya, dicoret dari keluarga besarnya ). Semua dapat mereka lalui dengan sikap sabar dan dengan yakinnya bahwa Allah SWT. akan memberi jalan-Nya ( kesudahan yang baik ).
Adapun menyangkut perlakuan terhadap orang-orang yang melakukan tindak permusuhan kepada para da'i Islam ; ( surah an-Nahl 126-128 ) yaitu dengan melakukan tindakan balasan permusuhan sebagaimana yang dilakukan tanpa melebihinya dan mengutamakan kesabaran serta lapang dada ( lebih patut dan sesuai bagi para pengemban dakwah ).
Ya Allah, tunjukkanlah jalan-Mu bagi mereka ( pendakwah secara keseluruhan dan pendakwah dari kalangan mualaf ) agar bisa melakukan seruan kepada umat manusia menuju kebaikan dunia dan akhirat. Teguhkanlah iman mereka, karena mereka ini berada pada garda terdepan dalam menjelaskan kebenaran ajaran-Mu.
Aunur Rofiq
Penulis adalah Pendiri Himpunan Pengusaha Santri Indonesia
Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggung jawab penulis. (Terima kasih - Redaksi)
(erd/erd)












































            
                            
                            
                            
                            
                            
                            
                            
                
                
                
                
				
				
                
				
                
                
 
Komentar Terbanyak
Perbandingan Biaya Umrah Mandiri vs Travel, Ini Perkiraannya
Ma'ruf Amin Dukung Renovasi Ponpes Pakai APBN: Banyak Anak Bangsa di Sana
Gus Irfan soal Umrah Mandiri: Pemerintah Saudi Izinkan, Masa Kita Larang?