Sholat Jumat memiliki kedudukan penting dalam kehidupan seorang Muslim, di mana khutbah menjadi syarat sah pelaksanaannya. Menurut buku Khutbah Jumat dan Penyempurnaan Akhlak karya Abdul Kholik dkk., jamaah diwajibkan mendengarkan khutbah dengan sungguh-sungguh. Khutbah berfungsi sebagai media komunikasi sosial keagamaan yang bisa menyampaikan ajaran Islam kepada banyak orang sekaligus, karena biasanya dilaksanakan di banyak masjid secara bersamaan. Dengan begitu, masjid menjadi tempat ibadah sekaligus pusat kegiatan yang mendidik dan membimbing umat Islam.
Teks Khutbah Jumat
Berikut ini beberapa contoh khutbah Jumat yang bisa menjadi panduan dikutip dari buku Kumpulan Naskah Khutbah Jum'at Aktual susunan Direktorat Penerangan Agama Islam, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Kementerian Agama RI, 2011.
1. Khutbah Jumat tentang Memakmurkan Masjid
Khutbah Pertama
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saudara-saudara kaum muslimin yang berbahagia,
Ketika Rasulullah SAW tiba di Madinah dalam perjalanan hijrah, langkah pertama beliau adalah mendirikan masjid. Hal ini menunjukkan bahwa masjid merupakan lembaga risalah yang menjadi pusat kehidupan umat Islam. Masjid adalah tempat ibadah yang pertama dibangun Rasulullah SAW di Madinah. Allah SWT berfirman dalam Surah At-Taubah ayat 18,
اِنَّمَا يَعْمُرُ مَسٰجِدَ اللّٰهِ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَاَقَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّكٰوةَ وَلَمْ يَخْشَ اِلَّا اللّٰهَ ۗفَعَسٰٓى اُولٰۤىِٕكَ اَنْ يَّكُوْنُوْا مِنَ الْمُهْتَدِيْنَ
Arab latin: Innamā ya'muru masājidallāhi man āmana billāhi wal-yaumil-ākhiri wa aqāmaṣ-ṣalāta wa ātaz-zakāta wa lam yakhsya illallāh(a), fa 'asā ulā'ika ay yakūnū minal-muhtadīn(a).
Artinya: Sesungguhnya yang (pantas) memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, mendirikan salat, menunaikan zakat, serta tidak takut (kepada siapa pun) selain Allah. Mereka itulah yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.
Hadirin jamaah Jum'at yang dirahmati Allah,
Kehidupan Islam berpangkal dan berujung di masjid. Masjid adalah tempat sujud, sekaligus pusat kegiatan ibadah berjamaah, khutbah Jum'at, dan i'tikaf di bulan Ramadhan. Lebih dari itu, masjid pada zaman Rasulullah SAW dan para sahabat menjadi pusat pembinaan kader umat untuk memimpin, menjaga, dan mewariskan ajaran Islam.
Masjid, sebagai "Rumah Allah", melambangkan kesatuan pengabdian dan ketaatan umat kepada Allah SWT. Sepanjang sejarah, masjid berfungsi sebagai:
- Tempat ibadah mendekatkan diri kepada Allah SWT.
- Tempat i'tikaf untuk menumbuhkan kesadaran ruhani dan akhlak mulia.
- Pusat ilmu pengetahuan, baik agama maupun umum.
- Tempat memperoleh pencerahan dan solusi masalah keumatan.
- Pusat pembinaan kader dan pimpinan umat.
- Tempat pengumpulan dan distribusi zakat, infak, sedekah, dan wakaf.
Dalam sejarah Islam, masjid juga menjadi pusat pendidikan. Banyak orang menuntut ilmu di masjid-masjid di Mekah, Madinah, Cairo, Baghdad, Cordova, dan kembali ke tanah air sebagai agen perubahan dan pejuang kemerdekaan.
Di Indonesia, pesantren sebagai akar pendidikan Islam juga bermula dari masjid. Oleh karena itu, kemajuan umat Islam seharusnya tetap berbasis masjid, dengan jamaah sebagai sumber daya yang terus ditingkatkan kualitasnya.
Di era informasi kini, masjid tetap dibutuhkan sebagai pusat aktivitas umat. Selain fungsi ibadah, masjid menjadi sarana dakwah melalui khutbah, taklim, dan ceramah. Pengalaman membuktikan bahwa mimbar masjid efektif untuk menyampaikan pesan keagamaan dan kemasyarakatan yang relevan.
Beberapa masjid di perkotaan telah mengembangkan peran ini dengan mendirikan lembaga pendidikan formal berciri Islam, mulai dari TK hingga perguruan tinggi. Masjid juga berperan dalam pembangunan ekonomi dan sosial melalui pengelolaan zakat, infak, sedekah, dan wakaf.
Oleh karena itu, umat Islam harus terus memakmurkan masjid, memandangnya sebagai lembaga keagamaan yang menyimpan potensi besar untuk masa lalu, kini, dan masa depan.
Demikian khutbah Jum'at yang dapat kami sampaikan. Semoga bermanfaat bagi kita semua.
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلّٰهِ وَ الْحَمْدُ لِلّٰهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلَّهِ. أَشْهَدُ أنْ لآ إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيّ بعدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ
أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ. اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ والقُرُوْنَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ
اللّٰهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
2. Khutbah Jumat tentang Islam Agama Rahmatan Lil 'Alamin
Khutbah Pertama
Hadirin Sidang Jum'at yang berbahagia,
Kita perlu bersyukur dalam beberapa hal. Pertama, kita bersyukur kepada Allah SWT karena telah menjadikan kita manusia, bukan hewan atau tumbuh-tumbuhan. Kedua, kita bersyukur karena hidup di Indonesia, negeri subur yang kaya sumber daya alam, air, binatang, dan tumbuh-tumbuhan. Ketiga, kita bersyukur karena dianugerahi agama Islam, agama yang diridhai Allah SWT. Firman Allah:
"Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam." (QS. Ali Imran: 19)
Dan:
"Barangsiapa mencari agama selain Islam, maka sekali-kali tidak diterima darinya, dan ia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi."
Hadirin yang dirahmati Allah,
Kata Islam berasal dari kata "salam" yang berarti damai, selamat, dan sejahtera. Orang yang hidup dekat dengan Muslim seharusnya merasa aman. Hal ini menunjukkan bahwa inti dari Islam adalah akhlaq yang mulia. Nabi SAW bersabda:
"Aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq mulia."
Mungkin terdengar sederhana, tapi mari kita renungkan. Allah SWT juga berfirman:
"Kami tidak mengutusmu (Wahai Muhammad) kecuali sebagai rahmat bagi alam semesta."
Renungkanlah, apabila masyarakat dipenuhi kecurangan, tipudaya, pengkhianatan, kebencian, dan dendam, di manakah rahmat itu akan hadir? Jelas, rahmat Allah hadir bersamaan dengan akhlaq yang mulia. Tidak ada rahmat bagi alam semesta tanpa akhlaq yang baik.
Hadirin yang berbahagia,
Mungkin ada yang bertanya, "Bukankah ibadah seperti shalat, puasa, zakat, dan haji lebih utama daripada akhlaq?" Jawabannya, akhlaq adalah tujuan utama seluruh ibadah. Tanpa akhlaq, ibadah hanya menjadi rutinitas fisik tanpa makna. Allah SWT berfirman:
"Dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat mencegah perbuatan keji dan mungkar."
Artinya, shalat yang benar akan membentuk akhlaq yang baik. Jika shalat tidak menumbuhkan kasih sayang, kepedulian, dan mencegah perbuatan buruk, maka shalat itu hanya gerakan fisik.
Dalam hadits Qudsi, Allah SWT berfirman:
"Aku hanya menerima shalat dari orang yang dengannya ia tawaduk kepada-Ku, tidak menyakiti makhluk-Ku, menjauhi maksiat, selalu berdzikir, dan mengasihi orang fakir, pejuang di jalan-Ku, janda, serta mereka yang tertimpa musibah."
Hadirin yang dirahmati Allah,
Jelas terlihat hubungan antara ibadah dan akhlaq: setiap ibadah, baik shalat, puasa, zakat, maupun haji, harus membentuk pribadi yang berakhlak mulia. Akhlaq mulia seperti kasih sayang, kejujuran, keadilan, dan kepedulian terhadap sesama adalah manifestasi dari rahmat bagi alam semesta.
Maka, marilah kita menjadikan akhlaq mulia sebagai tujuan utama dalam setiap ibadah. Jadikan shalat, puasa, zakat, dan ibadah lainnya sebagai sarana memperbaiki akhlaq, membentuk karakter, dan menebarkan rahmat bagi sesama manusia.
Dengan demikian, agama Islam menjadi pedoman hidup yang membawa kedamaian dan kesejahteraan, tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk keluarga, masyarakat, dan seluruh alam semesta.
Semoga Allah SWT membimbing kita untuk meneladani akhlaq Nabi SAW, menjadikan ibadah kita bermakna, dan menebarkan rahmat-Nya bagi seluruh alam semesta.
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِتَهْتَدِي لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لا شريك لهُ، وَأَشْهَدُ أَن سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ لَا لَبِيُّ وَلَا رَسُولَ بَعْدَهُ اللَّهُمَّ صَلَّ وَسَلَّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ. أَمَّا بَعْدُ. فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُونَ أُوصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلٌ فَالتَّقْوَى هِيَ وَصِيَّةُ رَبِّ الْعَالَمِينَ لِلْأَوَّلِينَ
وَالْآخِرِينَ مِنْ خَلْقِهِ، فَقَدْ قَالَ فِي كِتَابِه العزيز: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ وَأَمَرَ المُسْلِمِينَ وَالْمُؤْمِنِينَ بِالصَّلَاةِ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ كَمَا قَالَ فِي الْقُرْآنِ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا. اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ.
رَبُّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللَّهِ! إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ. فَاذْكُرُوا اللهَ العَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرِ
3. Khutbah Jumat tentang Ikhlas dalam Beramal
Khutbah Pertama
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat inayah dan hidayah-Nya kita dapat berkumpul di tempat suci ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat, dan pengikutnya sampai akhir zaman.
Hadirin Sidang Jum'at yang dirahmati Allah,
Ikhlas berarti memurnikan niat dalam bertaqarrub kepada Allah SWT, menjadikan-Nya satu-satunya tujuan dalam semua bentuk ketaatan, dan mengabaikan pandangan makhluk. Ikhlas adalah syarat diterimanya amal shalih sesuai sunnah Rasulullah SAW. Allah SWT berfirman:
"Dan mereka tidak disuruh kecuali supaya beribadah kepada Allah dengan memurnikan agama kepada-Nya." (QS. Al-Baqarah: 5)
Abu Umamah meriwayatkan, seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW tentang orang yang berperang demi pahala, beliau menjawab:
"Ia tidak mendapatkan apa-apa. Sesungguhnya Allah SWT tidak menerima suatu amal kecuali jika dikerjakan murni karena-Nya dan mengharap wajah-Nya." (HR. Abu Dawud)
Abu Sa'id Al-Khudriy RA meriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda pada Haji Wada':
"Tiga hal yang seorang mukmin tidak akan dengki: mengikhlaskan amal kepada Allah, loyal kepada pemimpin kaum muslimin, dan selalu bergabung dengan jamaah mereka." (HR. Al-Bazzar)
Ketiga hal ini membersihkan hati dari khianat, kerusakan, dan kejahatan.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Keikhlasan adalah satu-satunya jalan selamat dari godaan setan. Allah SWT berfirman:
"Kecuali hamba-hamba-Mu yang selalu ikhlas." (QS. Shaad: 83)
Amal yang tercampur harapan duniawi sedikit atau banyak akan kehilangan kemurniannya. Sebagian besar manusia terlena dengan syahwat dan dunia sehingga keikhlasan sulit tercapai. Ikhlas berarti membersihkan hati dari kecintaan dunia, mencintai Allah SWT, dan menggantungkan seluruh harapan di akhirat. Setiap aktivitas sehari-hari seperti makan, minum, buang hajat dikerjakan dengan niat benar karena Allah. Orang yang tergoda dunia akan sulit beramal ikhlas, dan ibadahnya tidak membuahkan pahala sejati.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Resep ikhlas adalah memupus kesenangan hawa nafsu, meninggalkan ketamakan dunia, dan selalu memfokuskan hati kepada akhirat. Banyak orang menyangka amalnya ikhlas, tetapi terkadang tertipu oleh pandangan orang lain. Contohnya, seseorang yang terbiasa shalat di saf pertama merasa malu saat shalat di shaf kedua, sehingga sadar bahwa amal sebelumnya mungkin dilakukan untuk dilihat orang.
Allah SWT berfirman tentang orang yang lalai:
"Dan pada hari kiamat, jelas bagi mereka keburukan dari apa yang telah mereka kerjakan." (QS. Az-Zumar: 47-48)
"Barangsiapa yang sia-sia usahanya di dunia, padahal ia menyangka telah berbuat sebaik-baiknya, maka ia termasuk orang yang merugi." (QS. Al-Kahfi: 103)
Hadirin yang dirahmati Allah,
Berikut beberapa atsar tentang ikhlas:
- Ya'qub: "Orang ikhlas menyembunyikan kebaikannya seperti menyembunyikan keburukannya."
- As-Suusiy: "Ikhlas adalah tidak merasa telah berbuat ikhlas; jika masih menyaksikan keikhlasan dalam dirinya, keikhlasannya masih butuh ikhlas lagi."
- Ayyub: "Mengikhlaskan niat lebih sulit daripada melakukan amal itu sendiri."
- Sebagian ulama: "Ikhlas sesaat berarti keselamatan abadi, namun ikhlas itu sulit."
- Suhail: "Yang paling berat bagi diri adalah ikhlas, karena dengan ikhlas, diri tidak mendapatkan bagian dari amalnya sama sekali."
- Fudlail: "Meninggalkan amal karena orang lain adalah riya', beramal karena orang lain adalah syirik, sedangkan ikhlas adalah saat Allah menyelamatkanmu dari keduanya."
Hadirin Sidang Jum'at yang dirahmati Allah,
Semoga Allah SWT membimbing kita selalu dalam agama-Nya yang lurus dan mengarahkan setiap amal kita agar ikhlas, sehingga mendapat ridho-Nya.
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِتَهْتَدِي لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لا شريك لهُ، وَأَشْهَدُ أَن سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ لَا لَبِيُّ وَلَا رَسُولَ بَعْدَهُ اللَّهُمَّ صَلَّ وَسَلَّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ. أَمَّا بَعْدُ. فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُونَ أُوصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلٌ فَالتَّقْوَى هِيَ وَصِيَّةُ رَبِّ الْعَالَمِينَ لِلْأَوَّلِينَ
وَالْآخِرِينَ مِنْ خَلْقِهِ، فَقَدْ قَالَ فِي كِتَابِه العزيز: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ وَأَمَرَ المُسْلِمِينَ وَالْمُؤْمِنِينَ بِالصَّلَاةِ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ كَمَا قَالَ فِي الْقُرْآنِ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا. اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ.
رَبُّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللَّهِ! إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ. فَاذْكُرُوا اللهَ العَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرِ
4. Khutbah Jumat tentang Peristiwa Hari Akhir
Khutbah Pertama
Hadirin jamaah shalat Jum'at yang dirahmati Allah,
Seorang Muslim hendaknya selalu bersyukur atas nikmat Allah, baik nikmat keimanan, kesehatan, maupun waktu luang sehingga dapat menunaikan shalat Jum'at. Allah SWT berfirman:
"Jika kalian bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kalian mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya siksaku sangat pedih." (QS. Ibrahim: 7)
Kita juga diperintahkan senantiasa bertakwa kepada Allah dalam setiap keadaan. Takwa berarti waspada dan berhati-hati dalam setiap tindakan, seperti dijelaskan Ubay bin Ka'ab RA kepada Umar bin Khaththab RA: berjalan di tempat berduri dengan hati-hati adalah gambaran takwa.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Kita harus segera menyiapkan bekal menuju pertemuan dengan Allah, karena ajal tidak diketahui. Allah SWT berfirman:
"Dan berbekallah, karena sebaik-baik bekal adalah takwa; bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal." (QS. Al-Baqarah: 197)
Manusia melalui beberapa tahap kehidupan: alam kandungan, dunia, kubur, hingga akhirat, tempat mempertanggungjawabkan amal. Ketika mendengar ayat atau hadits tentang hari akhir, hati hendaknya takut, mata menangis, dan semakin dekat kepada Allah. Orang yang lalai akan menganggap kata "neraka" atau "adzab" ringan dan tak bermakna.
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Haqqah (25-29):
"Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kirinya berkata: 'Alangkah baiknya jika saya tidak diberikan kitabku ini dan tidak mengetahui hisabku. Seandainya kematian itu adalah kematian total, hartaku dan kekuasaanku tidak memberi manfaat.'"
Selanjutnya Allah berfirman (QS. Al-Haqqah 30-32):
"Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya, masukkan ke dalam api neraka yang menyala-nyala, belit dengan rantai panjang tujuh puluh hasta."
Bagi orang beriman, ayat ini menimbulkan ketakutan, air mata, dan keringat dingin, sehingga tumbuh rasa takut kepada Allah dan berlindung dari celaka di akhirat.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Pada hari kiamat, manusia dibangkitkan untuk mempertanggungjawabkan diri. Allah SWT berfirman:
"Dan dengarkanlah pada hari penyeru menyeru dari tempat yang dekat, itulah hari keluar dari kubur." (QS. Qaf: 41-42)
Dalam QS. Al-Muthaffifin (4-7) Allah mengingatkan bahwa manusia akan dibangkitkan dalam keadaan telanjang, tidak beralas kaki, sebagaimana penciptaan pertama (QS. Al-Anbiya: 104). Nabi SAW menjelaskan kepada 'Aisyah RA bahwa pada hari itu, laki-laki dan perempuan melihat satu sama lain, namun bukan sekadar pandangan biasa; keadaannya lebih mengerikan. Manusia akan lari dari bapak, ibu, istri, dan anak karena takut keputusan Allah (QS. Abasa: 34-37).
Demikianlah peristiwa dahsyat yang akan terjadi di akhirat. Semoga hal ini menumbuhkan rasa takut kepada Allah, memotivasi kita beramal saleh, dan senantiasa bertakwa agar selamat di hari perhitungan nanti.
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلّٰهِ وَ الْحَمْدُ لِلّٰهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلَّهِ. أَشْهَدُ أنْ لآ إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيّ بعدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ
أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ. اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ والقُرُوْنَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ
اللّٰهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
5. Khutbah Jumat tentang Makna Islam
Khutbah Pertama
Hadirin jamaah shalat Jum'at yang berbahagia,
Marilah kita tingkatkan Islam, iman, dan takwa kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala, karena hanya dengan ketiganya kita memperoleh kebahagiaan di dunia dan Insya Allah di akhirat. Pada kesempatan ini, khutbah mengambil judul Makna Islam.
As-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dalam Ushul Tsalatsah menjelaskan:
"Islam adalah berserah diri kepada Allah dengan mengesakan-Nya dalam beribadah, tunduk dalam ketaatan, dan menjauh dari syirik."
Allah SWT berfirman:
"Barangsiapa menyerahkan diri kepada Allah sambil berbuat kebajikan, baginya pahala di sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran maupun kesedihan." (QS. Al-Baqarah: 112)
Rasulullah SAW bersabda (HR. Al-Bukhari dan Muslim) bahwa Islam dibangun atas lima rukun:
- Bersaksi tiada Ilah yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya.
- Mendirikan shalat.
- Menunaikan zakat.
- Berpuasa di bulan Ramadhan.
- Menunaikan ibadah haji bagi yang mampu.
Rukun-rukun ini menuntun seseorang keluar dari kekafiran dan meraih surga. Menjalankannya dengan sempurna menjadikan seseorang muslim yang utuh imannya; meninggalkan seluruhnya menjadikan kafir; menelantarkan sebagian menjadikan fasiq; dan beramal hanya sebatas lisan tanpa i'tiqad menjadikannya munafiq.
Allah SWT menegaskan:
"Sesungguhnya agama yang benar di sisi Allah hanyalah Islam." (QS. Ali Imran: 19)
"Barangsiapa mencari agama selain Islam, tidak akan diterima, dan ia termasuk orang yang merugi." (QS. Ali Imran: 85)
Rasulullah SAW bersabda:
"Barangsiapa melakukan amal yang tidak didasari ajaran kami, maka amalnya tertolak."
Artinya, semua amal ibadah diterima hanya jika sesuai syariat yang diajarkan Allah melalui Rasul-Nya (QS. Ali Imran: 31, Al-Hasyr: 7).
Dari sisi umum, Islam berarti tunduk dan beribadah hanya kepada Allah sejak rasul pertama hingga hari akhir, sehingga pengikutnya disebut Muslim. Dari sisi khusus, setelah diutusnya Nabi Muhammad SAW sebagai penyempurna syariat, setiap manusia yang menolak imannya adalah kafir, sebagaimana hadits shahih dari Abu Hurairah RA:
"Demi Dzat yang Muhammad berada di tangan-Nya, barangsiapa mendengar tentangku dari umat ini dan meninggal tanpa beriman, maka ia akan menjadi penghuni Neraka." (HR. Muslim)
Hadirin jamaah yang dirahmati Allah,
Dengan memahami makna Islam dan menegakkan rukun-rukunnya, kita memastikan keimanan yang benar, ibadah diterima, dan keselamatan di dunia maupun akhirat.
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلّٰهِ وَ الْحَمْدُ لِلّٰهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلَّهِ. أَشْهَدُ أنْ لآ إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيّ بعدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ
أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ. اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ والقُرُوْنَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ
اللّٰهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Baca juga: 5 Amalan Malam Jumat Sesuai Sunnah |
(inf/lus)
Komentar Terbanyak
Eks Menag Yaqut Tegaskan 2 Rumah Rp 6,5 M yang Disita KPK Bukan Miliknya
KPK Sebut Pejabat Kemenag Tiap Tingkat Dapat Jatah di Kasus Korupsi Kuota Haji
Modus Korupsi Kuota Haji, Calhaj Cepat Berangkat asal Bayar Rp 300 - Rp 400 Juta