Bukti Kekuasaan-Nya

Kolom Hikmah

Bukti Kekuasaan-Nya

Aunur Rofiq - detikHikmah
Jumat, 20 Jun 2025 08:00 WIB
Poster
Aunur Rofiq. Foto: Edi Wahyono
Jakarta -

Bagi orang-orang yang berpikir akan lebih mudah tampak, melihat dan menyadari atas kekuasaan-Nya. Allah SWT telah memberikan peringatan kepada hamba ciptaan-Nya yang sombong.

Hal ini sebagaimana dalam firman-Nya surah al-Baqarah ayat 258 yang terjemahannya, "Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya karena Allah telah menganugerahkan kepadanya (orang itu) kerajaan (kekuasaan), (yakni) ketika Ibrahim berkata, "Tuhankulah yang menghidupkan dan mematikan." (Orang itu) berkata, "Aku (pun) dapat menghidupkan dan mematikan." Ibrahim berkata, "Kalau begitu, sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur. Maka, terbitkanlah ia dari barat." Akhirnya, bingunglah orang yang kufur itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim."

Makna ayat di atas adalah: Telah dicontohkan keadaan dan sifat keangkuhan Raja Namrud dari Babilonia, ketika berhadapan dengan Nabi Ibrahim AS sebagai rasul-Nya. Raja Namrud telah dikaruniai Allah SWT kekuasaan dan kerajaan yang besar, tetapi dia tidak bersyukur atas nikmat tersebut, bahkan menjadi seorang yang ingkar dan zalim. Rahmat Allah SWT yang seharusnya digunakannya untuk menaati-Nya, digunakannya untuk mendurhakai-Nya, dengan melakukan perbuatan yang tidak diridhai-Nya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namrud yang telah mengambil setan sebagai pemimpin dan pelindungnya itu, dengan sikap congkak berkata menentang Nabi Ibrahim AS, "Siapakah Tuhanmu yang kamu serukan agar kami beriman kepadanya?" Ibrahim menjawab, "Tuhanku adalah Allah yang kuasa menciptakan makhluk yang semula tidak ada, atau menghidupkan orang yang tadinya sudah mati". Maka Namrud menjawab, "Kalau begitu, aku pun dapat pula menghidupkan dan mematikan." Maksudnya, membiarkan hidup atau tidak membunuh seseorang yang seharusnya dia bunuh; dan dia sanggup mematikan seseorang, yaitu dengan membunuhnya.

Sedang yang dimaksudkan oleh Nabi Ibrahim AS ialah bahwa Allah SWT menciptakan makhluk hidup yang tadinya belum ada, yaitu dengan menciptakan tulang-tulang, daging dan darah, lalu meniupkan roh ke dalamnya, atau dari makhluk yang telah mati, kemudian Allah SWT mengembalikannya menjadi hidup; pada Hari Kebangkitan kelak. Allah kuasa pula mematikan makhluk yang hidup, tidak dengan membunuhnya seperti yang dilakukan oleh manusia, melainkan dengan mengeluarkan roh makhluk tersebut dengan datangnya ajal atau dengan terjadinya hari kiamat kelak.

ADVERTISEMENT

Maka jawaban Namrud yang disebutkan dalam ayat ini adalah olok-olokan belaka, tidak sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh Ibrahim AS. Oleh karena jawaban Namrud itu tidak ada nilainya, maka Nabi Ibrahim tidak mengindahkan jawaban itu. Lalu dia berkata, "Tuhanku (Allah) kuasa menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah olehmu matahari itu dari barat." Namrud tidak dapat menjawab. Sebab itu dia bungkam, tidak berkutik. Di sini dapat dilihat perbedaan antara Nabi Ibrahim dan Namrud.

Ada dua Nabi utusan-Nya yang diberikan mukjizat bisa menghidupkan makhluk yakni Nabi Ibrahim AS dan Nabi Isa AS. Ini sebagaimana firman-Nya dalam surah al-Baqarah ayat 260 yang terjemahannya, "Ingatlah) ketika Ibrahim berkata, "Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati." Dia (Allah) berfirman, "Belum percayakah engkau?" Dia (Ibrahim) menjawab, "Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang." Dia (Allah) berfirman, "Kalau begitu, ambillah empat ekor burung, lalu dekatkanlah kepadamu (potong-potonglah). Kemudian, letakkanlah di atas setiap bukit satu bagian dari tiap-tiap burung. Selanjutnya, panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera." Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana."

Maknanya adalah, bukti lain dari kekuasaan Allah SWT menghidupkan dan mematikan adalah ketika Ibrahim berkata, "Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati." Allah berfirman dengan balik bertanya," Belum percayakah engkau?"Dia, Nabi Ibrahim, menjawab, "Tidak! Aku percaya, tetapi aku minta diperlihatkan agar dengan hal itu keyakinanku bertambah sehingga hatiku semakin tenang dan mantap." Nabi Ibrahim bukannya meragukan kekuasaan-Nya menghidupkan dan mematikan; dia hanya ingin tahu prosesnya.

Kemudian Allah SWT, mengabulkan permintaan Nabi Ibrahim AS. Dia berfirman, "Kalau begitu, ambillah empat ekor burung yang berbeda jenisnya; sembelihlah, lalu cincanglah olehmu, kemudian campurlah cincangannya dan letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera." Cincangan-cincangan burung kembali menyatu, hidup seperti sediakala, dan terbang dengan cepat ke arah Nabi Ibrahim AS. Ketahuilah, Allah Mahaperkasa, tidak ada yang dapat mengalahkan-Nya, Mahabijaksana dalam segala ucapan, perbuatan, ajaran dan ketetapan-Nya.

Adapun mukjizat Nabi Isa AS sebagaimana dalam firman-Nya surah ali Imran ayat 49 yang terjemahannya," (Allah akan menjadikannya) sebagai seorang rasul kepada Bani Israil. (Isa berkata,) "Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, sesungguhnya aku membuatkan bagimu (sesuatu) dari tanah yang berbentuk seperti burung. Lalu, aku meniupnya sehingga menjadi seekor burung dengan izin Allah. Aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahir dan orang yang berpenyakit buras (belang) serta menghidupkan orang-orang mati dengan izin Allah. Aku beri tahukan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kerasulanku) bagimu jika kamu orang-orang mukmin."

Makna ayat di atas adalah: Menjelaskan posisi Nabi Isa AS sebagai rasul Allah, sekaligus menampik adanya dugaan bahwa Isa adalah anak Tuhan bahkan Tuhan itu sendiri. Dan keberadaan Isa hanyalah sebagai Rasul Allah yang secara khusus diutus kepada Bani Israil. Kemudian terjadilah dialog antara Nabi Isa AS dan Bani Israil, ia berkata, "Aku telah datang kepada kalian sebagai rasul Allah dengan membawa sebuah tanda, mukjizat atau bukti kerasulanku, dari Tuhan kalian, yang juga Tuhanku, yaitu aku akan membuatkan bagi kalian sesuatu dari tanah berbentuk seperti burung, lalu aku meniupnya, maka ia yang berbentuk seperti burung itu, benar-benar menjadi seekor burung dengan izin Allah. Dan aku juga mampu menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahir dan orang yang berpenyakit kusta, semacam bercak-bercak putih di kulit. Dan bahkan aku bisa menghidupkan orang mati, yang semuanya itu bisa terjadi dengan izin Allah.

Ketahuilah bahwa Allah SWT telah memberikan mukjizat kepada utusan-Nya (Nabi Ibrahim AS dan Nabi Isa AS), mukjizat menghidupkan makhluk ini merupakan bukti kekuasaan-Nya. Namun demikian, selalu ingatlah Dia adalah Esa, tidak beranak dan tidak diperanakkan. Semoga Allah SWT selalu mengingatkan kita dan para pemimpin bahwa tiada kekuasaan yang bisa menyamai atau melebihi lekuasaan-Nya dan diberi tuntunan yang lurus dalam menjalani kehidupan.


--

Aunur Rofiq

Penulis adalah Ketua DPP PPP periode 2020-2025

Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggung jawab penulis. (Terima kasih - Redaksi)




(kri/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads