Ilmu Penggerak Peradaban

Kolom Hikmah

Ilmu Penggerak Peradaban

Aunur Rofiq - detikHikmah
Jumat, 12 Jul 2024 07:59 WIB
Aunur Rofiq
Foto: Ilustrasi: Zaki Alfaraby/detikcom
Jakarta -

Tulisan ini dibuka dengan firman-Nya dalam surah ar-Rahman ayat 33 yang artinya, "Wahai golongan jin dan manusia! Jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka tembuslah. Kamu tidak akan mampu menembusnya kecuali dengan kekuatan (dari Allah)."

Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia : Wahai jin dan manusia, bila kalian mampu menembus perintah Allah SWT. dan hukum-Nya dengan berlari dari ujung langit dan bumi, maka lakukanlah. Kalian tidak sanggup melakukannya kecuali dengan kekuatan dan hujjah serta izin dari Allah. Kata kekuatan oleh para ulama tafsir diartikan sebagai "ilmu pengetahuan." Adapun ujaran yang sangat popular menyatakan, "Barangsiapa menghendaki dunia, maka harus dengan menggunakan ilmu. Barangsiapa menghendaki akhirat, maka harus dengan ( menggunakan ) ilmu. Dan barangsiapa menghendaki keduanya ( dunia-akhirat ), maka harus dengan ( menggunakan ) ilmu."

Ditegaskan dalam firman-Nya dalam surah al-Mujadalah ayat 11 yang artinya, "Allah akan meninggikan derajat orang yang berilmu di antara kalian dan orang yang dikaruniai ilmu beberapa derajat." Maka kedudukan orang yang berilmu 700 derajat lebih tinggi daripada orang beriman tetapi tidak berilmu ( menurut Ibnu Abbas r.a.) dan jarak untuk menempuh dua derajat mencapai lima ratus tahun perjalanan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ilmu adalah pelita dunia, dan cahaya di akhirat. Dengan ilmu seseorang dapat mewujudkan impian, rencana yang dibuatnya. Dahulu sesuatu yang tidak mungkin dilakukan, sekarang bisa terjadi. Contoh dalam bidang komunikasi, dulu bicara melalui telepon tanpa lihat wajah yang dihubungi, saat ini sudah bisa dilakukan. Teknologi komunikasi nirkabel telah menjadikan jarak yang jauh menjadi seakan dekat, dengan mudah seseorang berhubungan telpon dari negeri Indonesia dengan koleganya di jazirah Arab.

Dengan kekuatan ( penguasaan ilmu pengetahuan ) telah menginspirasi para ilmuwan Muslim. Tidaklah mengherankan pada masa lalu para ilmuwan Muslim ini tidak hanya unggul dalam satu disiplin ilmu, namun berbagai macam disiplin ilmu telah dikuasainya. Ingatlah belum pernah ada satu peradaban yang berjaya di muka bumi yang penyebutannya selalu menyertakan nama "agama" yaitu "Peradaban Islam." Peradaban Barat yang saat ini memimpin dunia, dan mayoritas dari mereka beragama Nasrani, tetapi kita belum dengar istilah "Peradaban Kristiani." Adapun pandangan orang-orang Barat terhadap peradaban kaum Muslimin sebagai "The Islamic Civilization," bukan The Arabic Civilization", meskipun kenyataannya para pelopor peradaban ini sebagian besar orang-orang Arab.

ADVERTISEMENT

Ingatlah bahwa sejarah telah mencatat, Islam merupakan agama yang tidak berkonfrontasi dengan ilmu pengetahuan. Kitab suci Al-Qur'an telah mendorong umat Islam dan seluruh manusia untuk meningkatkan kualitas diri lewat ilmu pengetahuan. Al-Qur'an merupakan kitab suci yang sejak awal diturunkan boleh dibaca/dipelajari seluruh pemeluknya. Apakah rakyat kecil, kaum kaya dan miskin, cerdik pandai, orang tua dan anak-anak, semua berhak membaca/mempelajari kitab-Nya, bahkan saat ini telah bermunculan sekolah tahfidz ( sekolah untuk menghafal isi Al-Qur'an ).

Ilmu pengetahuan dalam Islam mendapatkan tempat yang tinggi dan terhormat. Hal ini terbukti dengan munculnya banyak ilmuwan yang memberikan pencerahan pada peradaban dunia, seperti :
1. Abu Bakar Ar-Razi. Nama lengkapnya Abu Bakar Muhammad bin Zakaria Ar-Razi, lahir di Persia tahun 236 H / 850 M. Beliau adalah Maha Guru dalam ilmu kedokteran, bukan hanya bagi dunia Islam juga bagi benua Eropa.
2. Ibnu Sina. Lahir di Bukhara 370 H / 980 M. Ilmuwan yang dianggap sebagai guru ketiga, setelah Aristoteles dan Al-Farabi. Beliau adalah pembelajar sejati dan hidup dalam lingkungan keluarga yang mengutamakan ilmu disamping taat beribadah. Beliau seorang filsuf, dokter, ahli kimia, pakar matematika dan sastrawan.
3. Ibnu Bathuthah. Lahir di maroko 704 H. Beliau pengembara dan ahli geografi.

Penulis ambil contoh tiga orang yang memberikan sumbangan dalam peradaban masa itu ( sebetulnya masih ada beberapa ). Ada bidang keilmuan yang menonjol dalam masa kejayaan Peradaban Islam seperti : pelopor metode penelitian eksperimen, penulisan angka, ilmu astronomi, ilmu geografi, ilmu kedokteran dan ilmu farmasi. Hunke berkata, "Pemikir Yunani berupaya menjelaskan dan menjustifikasi pengetahuan lewat filsafat. Tapi, bangsa Arab adalah penemu pertama metode penelitian, penelitian yang jeli dan sistematis."

Dengan hidayah-Nya ada ilmuwan menyatakan syahadat : Maurice Bucaille merupakan seorang ilmuwan yang pernah meneliti jasad Fir'aun. Ia terlahir dari keluarga Prancis dan tumbuh sebagai pemeluk Kristen.
Sekitar tahun 80-an, Prancis meminta akses kepada Mesir untuk meneliti mumi Fir'aun. Dalam hal ini, Maurice ditunjuk untuk bertanggung jawab atas penelitian yang nanti dilakukan.

Pada penelitian, ditemukan hal mengejutkan terkait adanya sisa-sisa garam yang melekat pada tubuh mumi. Kondisi ini menjadi petunjuk bahwa Firaun dulunya meninggal karena tenggelam di laut. Dalam hal ini, terdapat sebuah pertanyaan yang melintas pada diri Maurice. Dia bingung mengapa jasad mumi yang sudah tenggelam lama di dalam laut masih lebih baik kondisinya dibanding mumi lainnya. Tak lama setelahnya, Maurice mendengar bahwa Al-Quran sebenarnya telah mengisahkan cerita tenggelamnya Firaun. Saat itu, dia belum mempercayainya.

Suatu hari, dia menuju Arab Saudi untuk menghadiri konferensi medis yang diadakan dengan ahli anatomi Muslim. Tepat sekali, di sana diceritakan jasad Firaun yang masih tetap utuh bahkan setelah tenggelam. Kemudian, salah seorang peserta membaca salah satu ayat dalam Al-Quran. Tepatnya pada Surah Yunus ayat 92. "Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami." Seperti kegirangan, Maurice berdiri di hadapan para peserta lain dan dengan lantang berkata, "Saya telah masuk Islam dan beriman kepada Al-Qur'an ini". Sejak saat itu, dia mulai menjadi seorang mualaf.

Dengan menampilkan masa kejayaan Peradaban Islam, penulis tidak bermaksud membawa hati pembaca pada romantisme masa lalu. Namun mengajak pembaca bahwa saat inilah kita harus mengambil tongkat estafet peradaban yang kini dipegang oleh Barat. Maka jadilah sebagai orang-orang yang menyadari bahwa saat ini adalah markas tempat menyusun strategi untuk mengimplementasikan pikiran dan ide di masa depan. Hal ini akan didukung oleh para mualaf yang akhir-akhir makin besar di negara-negara Barat ( mereka adalah orang-orang yang berkemampuan ), semua ini karena takdir-Nya.

Ya Allah, berikanlah kami kekuatan dan tidak bosan dalam menggali Ilmu Pengetahuan yang Engkau turunkan, agar kami bisa menjalankan kehidupan dan ibadah sesuai tuntunan-Mu.

Aunur Rofiq

Ketua DPP PPP periode 2020-2025
Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggungjawab penulis. (Terimakasih - Redaksi)




(erd/erd)

Hide Ads