Teks Khutbah Idul Adha 2023: Keutamaan Ibadah Kurban

Teks Khutbah Idul Adha 2023: Keutamaan Ibadah Kurban

Tsalats Ghulam Khabbussila - detikHikmah
Rabu, 28 Jun 2023 17:00 WIB
Suasana salat Id di Stadion Trikoyo Klaten, Jumat (21/4/2023).
Ilustrasi khutbah salat Idul Adha. (Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng)
Jakarta -

Pemerintah menetapkan Idul Adha 2023 jatuh pada Kamis, 29 Juni 2023. Umat Islam akan mengamalkan salat Idul Adha (Id) yang diikuti dengan khutbah. Berikut salah satu contoh teks khutbah yang dapat dijadikan referensi.

Mayoritas ulama menyatakan bahwa melaksanakan khutbah setelah salat Id merupakan sunnah. Dalam hal ini, khutbah bukanlah salah satu rukun atau kewajiban, tetapi disarankan untuk dilakukan.

Berikut ini adalah contoh teks khutbah Idul Adha 2023 yang dinukil dari Kumpulan Naskah Khutbah susunan Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia (RI).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Contoh Teks Khutbah Idul Adha 2023

Khutbah Pertama

اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ وَلِلّهِ الْحَمْدُ.

ADVERTISEMENT

اْلحَمْدُ لِلّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنسْتغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ. وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أنْ لاَ إلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. وَأشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ هَذَا الرَّسُوْلِ الْكَرِيْمِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَمَّا بَعْدُ:

فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.

Bacaan latin: Allaahu Akbar (x9) walillaahil-hamdu.

Alhamdullilahi nahmaduhu wa nastaii'nuhu wa nastaghfiruhu wa nauu'dzubillahi min syuruuri anfusinaa wa min sayyi`aati a'maalinaa man yahdillahu falaa mudhillalahu, wa man yudhlil falaa haadiyalahuu.

Asyhadu an laaillaaha illallahu wahdahu laa syariika lahuu, wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhu wa rasuuluhu.

Allahumma shalli wasallim 'alaa Sayyidinaa Muhammadin haadzaar-rasuulil-kariimi wa 'alaa aalihi wa ashaabihi. Ammaa ba'd

Fayaa 'ibaadallah, uushiikum wanafsii bitaqwallaahi faqad faazal-muttaquun

Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, Allaahu Akbar wa lillaahil-hamd.

Ma'asyiral muslimin wal muslimat rahimakumullah

Marilah kita bersama sama bersyukur dengan senantiasa menyadari, bahwa Allah telah banyak melimpahkan rahmat-Nya kepada kita, banyak teramat banyak, sehingga kita takkan mampu menghitungnya, sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur'an surah An Nahl ayat 18,

وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا ۚ إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ

Artinya: Jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sesungguhnya Allah maha Pengampun lagi maha Penyayang.

Dari firman Allah di atas jelaslah bahwa Allah telah memberikan nikmat-Nya kepada kita yang teramat banyak, yang tak mungkin kita mampu menghitungnya. Karena sesungguhnya apa yang kita nikmati, kita rasakan dan dapatkan dalam hidup ini semuanya adalah rahmat Allah. Sekalipun demikian ternyata kebanyakan di antara manusia termasuk orang yang tidak mau bersyukur. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah surah Al Baqarah ayat 243.

إِنَّ اللهَ لَذُو فَضْلٍ عَلَى النَّاسِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَشْكُرُونَ

Artinya: Sesungguhnya Allah memberikan karunia kepada manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.

Padahal bagi yang bersyukur, Allah berjanji akan melipat gandakan kenikmatan yang disyukurinya Sebagaimana yang dijelaskan dalam surah Ibrahim ayat 7,

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Artinya: Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu kamu menginkari (nikmat-Ku) maka sesungguhnya adzab-Ku amat pedih.

Oleh karena itu, marilah kita senantiasa mensyukuri nikmat Allah yang telah dianugerahkan kepada kita. Terlebih dalam kesempatan hari ini, kita umat islam merayakan idul adha. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi junjungan kita Muhammad SAW yang telah memberikan suri tauladan utama untuk selalu kita tiru agar kita bisa menjadi manusia yang selamat dunia akhirat.

الله أكبر الله أكبر لا اله الا الله والله أكبر الله أكبر ولله الحمد

Hadirin sidang salat Idul Adha yang dimuliakan Allah,

Saat ini jemaah haji dari seluruh penjuru dunia sedang menyelesaikan manasik haji di Tanah Suci. Setelah menyelesaikan wukuf di Arafah, mereka menuju ke Mina untuk mabit dan melempar jumrah.

Semoga haji mereka mabrur dan kembali ke daerah dan keluarganya masing-masing dengan selamat. Kepulangannya ke Tanah Air membawa bangsa ini semakin religius.

Bagi yang tidak menjalankan ibadah haji, maka ibadah utama pada hari Idul Adha ini adalah menyembelih binatang kurban. Rasulullah SAW menekankan kepada umatnya yang mampu untuk menyembelih binatang kurban dengan sabdanya,

من كان له سعة ولم يضح فلا يقربن مصلا نا

Artinya: "Barang siapa mempunyai kemampuan berkurban, tetapi tidak melakukannya, maka janganlah mendekat tempat salatku." (HR Ahmad ibn Majah dari Abi Huarairah)

Syariah kurban tidak bisa dilepasakan dari peristiwa pada zaman Nabi Ibrahim dan Ismail. Perintah kurban yang diterima Nabi Ibrahim diterangkan di dalam surah Ash-Saffat ayat 102,

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَىٰ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِن شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ

Artinya: Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku Termasuk orang-orang yang sabar."

Nabi Ibrahim AS adalah nabi yang mendapat sebutan abul ambiya bapaknya para nabi). Dalam Idul adha ini kita meneladani pengalaman dan pengalaman keluarga Ibrahim yang penuh dengan cobaan, pengorbanan, ketabahan dan keikhlasan.

Ibrahim amat merindukan hadimya anak sebagai keturunannya. Dan setelah anak itu diberikan oleh Allah, diujilah Ibrahim, akankah kecintaannya kepada Allah terkalahkan oleh cintanya kepada anak yang lama ia nantikan itu? Ternyata tidak. Ibrahim lulus dari ujian Allah yang berat.

Mudah-mudah kita mampu meneladani keluarga Ibrahim. Sebagai orang tua menjadi orang tua yang baik. Yang senantiasa mendidik keimanan kepada anak anak kita, sehingga menjadi anak yang beraqidah Islam dengan kokoh.

Tidak akan kita biarkan anak-anak kita tercemari oleh ajaran-ajaran yang menjauhkan kita dari hidayah Allah. Kita akan didik anak-anak kita menjadi anak yang sholeh, anak yang pintar dan berbudi pekerti luhur serta menjadi generasi penerus yang mampu membawa kemajuan umat dan bangsa kita tercinta. Sebagai bagian dari ikhtiar dan ibadah kita kepada Allah SWT.

الله أكبر الله أكبر لا اله الا الله والله أكبر الله اكبر و الله الحمد

Hadirin sidang salat Idul Adha yang dimuliakan Allah,

Kita prihatin, sebagian dari saudara kita masih berada dalam kemiskinan. Kesejahteraan yang menjadi salah satu cita cita berdirinya bangsa ini belum bisa mereka dapatkan. Yang lebih memprihatinkan adalah runtuhnya moral sebagian warga bangsa ini.

Di tengah penderitaan rakyat miskin, triliunan uang negara dikorupsi oleh para pejabat yang seharusnya membangun kesejahteraan negeri ini. Korupsi telah terjadi di semua lini. Bahkan korupsi dilakukan bersamaan, atau orang sering menyebut korupsi berjamaah.

Di samping itu, semakin meningkatnya kasus kriminalitas, pornografi, narkoba dan bentuk kemaksiatan lain. Bahkan penyalahgunaan narkoba telah sampai pada kondisi darurat, dan benar benar mengancam masa depan bangsa.

Untuk menyelesaikan problem bangsa yang pelik ini tentunya bukan pekerjaan yang mudah. Sudah barang tentu kita membutuhkan anak bangsa yang rela mengorbankan waktu dan tenaganya untuk kemajuan bangsa.

Kita butuh generasi yang unggul dan hebat, generasi yang mencintai Allah dan tunduk terhadap aturan-Nya, karena hanya dengan kembali kepada aturan hidup Allah, segala problem yang kita hadapi tersebaut dapat terurai dengan baik. Dan contoh itu bisa kita temui pada pribadi Nabi Ibrahim dan Ismail putranya. Inilah saatnya kita meneladani dengan benar pribadi mulia itu. Salah satunya dengan mengahayati syariat berkurban.

الله أكبر الله أكبر لا اله الا الله والله أكبر الله اكبر و الله الحمد

Hadirin sidang salat Idul Adha yang dimuliakan Allah,

Perlu diketahui bahwa ibadah kurban yang kita lakukan sesungguhnya memiliki dua dimensi, yang merupakan sebuah wujud dari hubungan baik kita kepada Allah SWT dan hubungan baik kita kepada sesama manusia sekaligus sebagai rasa syukur kita atas nikmat yang Allah SWT limpahkan kepada kita, dimensi tersebut yaitu:

Pertama adalah ibadah yang bersifat vertikal, semata-mata berbakti kepada Allah dan hanya mengharapkan keridhaan Allah SWT. Bahwa hanya iklhas karena Allah kurban itu dilakukan.

Kurban juga sebagai perwujudan tauhid, mencintai Allah diatas cinta kepada yang lain, melebihi cintanya kepada keluarga dan harta benda yang ia miliki. Melebihi cintanya kepada jabatan dan seluruh fasilitas yang didapatkan selama ini. Dan keikhlasan berkurban karena kecintaan kepada Allah itulah yang menentukan kurban kita diterima atau tidak, Sebagaimana dijelaskan dalam dalam firman-Nya surah Al-Hajj ayat 37,

لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ كَذلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِينَ

Artinya: "Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah- Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik."

Kedua adalah ibadah yang bersifat horizontal, yakni menyantuni para dhua'afa melalui pembagian daging kurban tanpa membeda-bedakan agama, suku dan golongan. Kurban merupakan wujud nyata dari upaya orang yang mampu untuk membantu kesejahteraan sesama. Bahwa seseorang tidak boleh hanya memikirkan dirinya sendiri.

Tetapi dalam hidup ini ada peran kehidupan yang kita lakukan untuk orang dan untuk menolong orang. Semangat rela berkurban seperti inilah yang seharusnya selalu ada disetiap anak negeri ini, terlebih pada diri para pemimpin bangsa. Apabila para pemimpin telah memiliki jiwa rela berkurban untung kepentingan rakyat yang dipimpinnya, niscaya ia tidak akan berlaku korup, menggasak uang negara untuk kepentingan dirinya.

Ketika orang yang mampu dan memiliki harta berlebih telah memiliki semangat berkurban, semangat menolong penderitaan saudaranya, maka kesejahteraan sesama menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari hidupnya. la sadar bahwa menolong sesama adalah wujud ibadah yang sangat tinggi nilainya di mata Allah SWT. Menolong sesama sebagai perwujudan amal sholeh dari iman yang telah tertanam dengan kokoh.

Oleh karena itu marilah semangat berkurban dan menolong sesamanya ini senantiasa menjadi sikap hidup kita. Bahwa menjaga iman dengan menegakkan tauhid harus juga diikuti dengan kepedulian kita terhadap penderitaan sesama.

Bangsa ini memiliki orang-orang besar yang karya dan pengorbanannya telah dirasakan manfaatnya oleh umat dan bangsa ini. oleh karena itu marilah kita senantiasa berjuang agar dalam hidup kita selalu melakukan kebaikan, memberikan manfaat kepada lingkungan kita, kepada siapapun yang bergaul dengan kita.

Hidup kita ini hanya sekali, harus menjadi hidup yang berarti. Bukan hanya bagi kita sendiri, tapi juga untuk orang lain, untuk umat dan Bangsa di sinilah pengorbanan itu selalu dibutuhkan. Sebagaimana sabda Rasulullah SWT yang artinya sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk manusia lainnya.

Selanjutnya kami berpesan bahwa meskipun pandemi COVID-19 telah berakhir, marilah kita tetap selalu menjaga kesehatan. Jangan lengah terutama agar kita selalu jaga kebersihan diri dan lingkungan karena hal itu juga merupakan gambaran dari iman kita.

Akhirnya marilah kita memohon kepada Allah semoga kira senantiasa diberi taufik dan hidayah, sehingga di dalam menghadapi hidup yang semakin kompleks ini kita tetap menjalani dengan benar. Semoga bangsa tercinta ini tetap kokoh, lepas dari bencana dan musibah selalu dalam naungan ridho Allah SWT menjadi bangsa yang terlukis dalam Al-Qur'an sebagai baldatun toyyibatun warobbun ghofur, aamiin yaa robbalalamiin.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيْمُ . فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيمُ.

Khutbah Kedua

اللَّهُ أَكْبَرُ (۷) اللهُ أَكْبَرْ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ ِللَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَ أصيلاً, لا إله إلا الله واللهُ أَكْبَرِ اللَّهُ أَكْبَرُ وَاللَّهِ الْحَمْدُ.

أَلْحَمْدُ للهِ عَلَى احْسَانِهِ وَالشَّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيقِهِ وَامْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلا اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيْدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِي الى رِضْوَانِهِ اللهُمَّ صَلَّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيرًا اَمَّا بَعْدُ : فَيا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوالله فِيْمَا آمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَيَ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرِ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ, وَثَنَى بِمَلا يُكَتِهِ بِقُدْسِهِ

وَقَالَ تَعَالَى : إِنَّ اللهَ وَمَلا يُكْتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِي يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلّمُوا تَسْلِيمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَنْبِيائِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلَائِكَةِ الْمُقَرَّبِينَ

اللَّهُمَّ انْصُرْنَا فَإِنَّكَ خَيْرُ النَّاصِرِيْنَ وَافْتَحْ لَنَا فَإِنَّكَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ وَاغْفِرْ لَنَا فَإِنَّكَ خَيْرُ الْغَافِرِيْنَ وَارْحَمْنَا فَإِنَّكَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ وَارْزُقْنَا فَإِنَّكَ خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ وَاهْدِنَا وَنَجِّنَا مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِيْنَ وَالْكَافِرِيْنَ.

اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنا الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَ الَّتِي فِيهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِى فِيهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِي كُلِ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍ

اللَّهُمَّ أَلِفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَجَنّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُلُوبنَا، وَأَزْوَاجِنَا، وَذُرِّيَّاتِنَا، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالإيْمَان وَلا تَجْعَلْ فِي قُلُوْبِنَا غِلَا لِلَّذِيْنَ آمَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَّحِيمٌ . رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الخَاسِرِينَ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَ صَلَّى اللهُ عَلَى سَيّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَ سَلَّمْ سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَ سَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَ الْحَمْدِ اللَّهِ رَبِّ العَالَمِينَ.

Demikian contoh teks khutbah Idul Adha 2023 tentang keutamaan ibadah kurban. Semoga bermanfaat dan bisa dijadikan referensi dalam mengisi khutbah salat Id mendatang.




(rah/rah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads