Hari Tasyrik: Waktu, Keutamaan, dan Amalannya

Hari Tasyrik: Waktu, Keutamaan, dan Amalannya

Tsalats Ghulam Khabbussila - detikHikmah
Sabtu, 17 Jun 2023 08:00 WIB
Ilustrasi Idul Adha
Ilustrasi hari tasyrik. (Foto: Getty Images/iStockphoto/sofirinaja)
Jakarta -

Hari tasyrik jatuh pada tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijjah atau tiga hari setelah perayaan Idul Adha. Hari tasyrik juga disebut sebagai hari-hari penyempurna yang bersamaan dengan pensyariatan takbir setelah salat dan pensyariatan kurban.

Dikutip menurut Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1 yang ditulis oleh Muhammad Nasib Ar-Rifa'i, dijelaskan bahwa umat Islam dilarang berpuasa pada hari tasyrik. Hal ini dikarenakan pada hari tersebut merupakan waktu untuk makan, minum, dan berzikir kepada Allah SWT, sebagaimana diriwayatkan oleh Nabisyah Al Hadzali.

Rasulullah SAW bersabda,

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ وَذِكْرٍ لِلَّهِ

Artinya: "Hari-hari tasyrik adalah hari-hari untuk makan, minum, dan berdzikir kepada Allah." (HR Muslim)

ADVERTISEMENT

Dalil lainnya dari Amr ibn 'Ash, ia meriwayatkan, "Bahwa hari-hari tasyrik merupakan hari ketika Rasulullah SAW memerintahkan kita untuk berbuka dan melarang kita untuk puasa."

Dalam buku Rahasia Dahsyat Energi Sapu Jagat karya M. Ghofur Khalil, hari tasyrik juga termasuk dalam hari raya umat Islam. Pada hari tersebut, para jemaah haji berada di Mina dan melaksanakan ritual haji dengan melempar jumrah.

Dalam ajaran Islam, terdapat beberapa zikir yang dianjurkan pada hari tasyrik, seperti berzikir kepada Allah dengan membaca takbir setelah menunaikan salat wajib. Perbuatan ini dianjurkan dilakukan hingga akhir hari tasyrik, sebagaimana yang diriwayatkan dari Umar, Ali, dan Ibnu Abbas.

Keutamaan pada Hari Tasyrik

Dikutip melalui buku Fiqih Sunnah Jilid 3 karya Sayyid Sabiq, hari tasyrik bertepatan dengan momen melempar jumrah bagi jemaah haji. Aktivitas pelemparan dimulai setelah matahari tergelincir pada tengah hari hingga terbenam di ufuk barat.

Pendapat ini didasarkan pada riwayat dari Ibnu Abbas, yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW melempar jumrah ketika matahari tergelincir atau setelahnya (HR Ahmad, Ibnu Majah, At Tirmidzi). Hadits ini termasuk kategori hadits hasan.

Selain itu, menurut Imam Nawawi dalam Kitab al Minhaj Syarh Shahih Muslim, hari tasyrik memiliki persamaan dengan Hari Raya Idul Adha dalam hal hukum yang berlaku. Dalam hal ini, termasuk waktu penyembelihan hewan kurban, di mana berpuasa pada hari tasyrik seperti pada Hari Raya Idul Adha dilarang, sementara dianjurkan untuk bertakbir sepanjang waktu tersebut.

Amalan di Hari Tasyrik

Amalan yang dapat dilakukan pada hari tasyrik meliputi penyembelihan hewan kurban. Meskipun terdapat larangan untuk berpuasa, Rasulullah membolehkan untuk melakukan penyembelihan hewan kurban pada hari tasyrik.

Hal ini sesuai dengan hadits dari Jubair bin Muth'im RA dan dishahihkan al-Albani dalam Shahih al-Jami. Rasulullah SAW bersabda,

أَيَّامُ التَّشْرِيقِ كُلُّهَا ذَبْحٌ

Artinya: "Di setiap hari tasyrik adalah penyembelihan." (HR Ahmad)

Artinya, menyembelih hewan kurban pada hari tasyrik dinilai sebagai ibadah kurban (udhiyyah) atau sama seperti menyembelih pada Hari Raya Idul Adha. Sebagian dagingnya boleh dimakan dan disimpan, sebagian lainnya harus dibagikan kepada orang lain.

Selain itu, muslim juga dapat memperbanyak dzikir dan membaca doa sapu jagat pada hari tasyrik. Berikut ini adalah bacaan doa sapu jagat beserta teks latin dan artinya.

  • Doa Sapu Jagat dan Artinya

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Arab Latin: "Robbana aatina fid dunya hasanah wa fil akhiroti hasanah wa qina 'adzaban naar"

Artinya: "Ya Tuhan kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari siksa neraka."

Bacaan doa sapu jagat ini merupakan potongan dari ayat 201 dalam surah Al-Baqarah. Istilah sapu jagat muncul dalam budaya masyarakat muslim di Indonesia dan mengandung makna mencakup seluruh dunia (jagat) dan akhirat sesuai dengan isi doanya.

Doa sapu jagat juga seringkali dipanjatkan oleh Rasulullah SAW karena bacaannya yang singkat namun mengandung banyak keutamaan, mencakup segala kebaikan dalam urusan dunia dan akhirat.

Doa sapu jagat juga mencakup permohonan rezeki, kesehatan, keberuntungan, keamanan, keridhaan, dan segala hal yang baik-baik.

Sekian adalah sekilas pembahasan mengenai hari tasyrik. Semoga tulisan kali ini bermanfaat bagi pembaca semua. Aamiin yaa Rabbalalamiin.




(rah/rah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads