Kejadian Luar Biasa di Tengah Perjalanan Hijrah Rasulullah ke Madinah

Kejadian Luar Biasa di Tengah Perjalanan Hijrah Rasulullah ke Madinah

Kristina - detikHikmah
Rabu, 14 Jun 2023 05:45 WIB
Ilustrasi kafilah suku Quraisy yang melakukan perjalanan dagang dalam dua musim.
Ilustrasi kerjadian luar biasa dalam perjalanan hijrah Rasulullah SAW ke Madinah. Foto: Getty Images/iStockphoto/EP-stock
Jakarta -

Rasulullah SAW hijrah ke Madinah karena keberadaan kaum kafir Quraisy di Makkah mengancam nyawa beliau dan umat Islam. Sepanjang perjalanan, ada sejumlah kejadian luar biasa yang terjadi.

Menukil Sirah Nabawiyah karya Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri, Rasulullah SAW meninggalkan rumah pada malam hari tanggal 27 Shafar tahun 14 kenabian menuju rumah Abu Bakar Ash-Shiddiq RA. Keduanya lalu bergegas meninggalkan rumah dari pintu belakang untuk keluar dari Makkah sebelum fajar tiba.

Rasulullah SAW menyadari betul bahwa orang-orang Quraisy akan mencarinya mati-matian dan satu-satunya jalur yang mereka perkirakan adalah jalur utama ke Madinah yang mengarah ke utara. Karenanya, beliau memutuskan mengambil jalur yang berbeda, yakni mengarah ke Yaman dari Makkah ke arah selatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beliau tiba di Gunung Tsur setelah menempuh perjalanan sejauh 5 mil (sekitar 8 km). Tempat ini medannya sulit karena jalannya menanjak dan banyak bebatuan besar. Dikatakan, beliau saat itu tidak mengenakan alas kaki bahkan ada yang menyebut beliau berjalan dengan berjinjit hingga meninggalkan bekas telapak kaki di tanah.

Abu Bakar Ash-Shiddiq RA sempat memapah beliau hingga tiba di sebuah gua di puncak gunung. Gua tersebut dikenal dengan Gua Tsur. Keduanya lalu bersembunyi di dalam gua selama tiga malam, dari malam Jumat hingga malam Minggu.

ADVERTISEMENT

Gejolak orang-orang Quraisy untuk mengejar dan membunuh Rasulullah SAW mulai meredup usai tiga hari tak membuahkan hasil. Kondisi ini membuat Rasulullah SAW mantap untuk pergi ke Madinah.

Ada sejumlah kejadian luar biasa di tengah perjalanan hijrah Rasulullah SAW. Salah satunya tatkala beliau melewati tenda Ummu Ma'bad. Ummu Ma'bad adalah seorang wanita yang terkenal sabar dan tekun. Dia duduk di serambi tendanya dan memberi makan dan minum kepada setiap orang yang melewati tendanya.

Sayangnya, tatkala beliau dan Abu Bakar Ash Shiddiq RA melintas, kondisi sedang paceklik. Domba-dombanya sudah tua dan tidak bisa mengeluarkan susu.

"Demi Allah, andaikan kamu mempunyai sesuatu, tentulah kalian tidak kesulitan mendapatkan suguhan. Sementara domba-domba itu tidak ada yang mengandung dan ini adalah tahun paceklik," kata Ummu Ma'bad.

Rasulullah SAW mendatangi seekor domba betina di samping tenda. Beliau bertanya, "Ada apa dengan domba betina ini wahai Ummu Ma'bad?"

"Itu adalah domba betina yang sudah tidak lagi melahirkan anak," jawab Ummu Ma'bad.

"Apakah ia masih mengeluarkan air susu?" tanya beliau.

"Ia sudah terlalu tua untuk itu," jawab Ummu Ma'bad.

"Apakah engkau mengizinkan bila aku memerah susunya?" tanya Rasulullah SAW.

"Boleh, demi ayah dan ibuku. Jika memang engkau melihat domba itu masih bisa diperah susunya, maka perahlah!" jawab Ummu Ma'bad.

Rasulullah SAW lalu mengusap kantong kelenjar susu domba itu dengan menyebut asma Allah SWT dan berdoa. Seketika kantong kelenjar domba itu menggelembung dan membesar. Beliau meminta bejana milik Ummu Ma'bad lalu memerah susu domba itu ke dalam bejana.

Susu itu kemudian beliau berikan kepada Ummu Ma'bad yang langsung meminumnya hingga kenyang. Beliau juga memberikannya kepada rekan-rekannya hingga mereka kenyang. Baru kemudian beliau sendiri yang minum terakhir.

Setelah itu, beliau kembali memerah susu domba hingga bejana itu penuh dan meninggalkannya untuk Ummu Ma'bad. Kemudian, beliau melanjutkan perjalanan.

Tak berselang lama suami Ummu Ma'bad datang sambil menggiring domba-domba yang kurus dan lemah. Dia tak sanggup menutupi keheranannya ketika melihat ada air susu di samping istrinya.

"Dari mana ini? Padahal domba-domba itu mandul tidak lagi mengandung dan tidak lagi bisa diperah di dalam rumah," ucapnya.

Ummu Ma'bad lantas menceritakan semuanya kepada sang suami. Mendengar itu, suaminya menyahut bahwa sosok yang diceritakan istrinya itu adalah orang yang sedang diburu oleh kaum Quraisy.




(kri/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads