10 Sahabat Nabi Kaum Muhajirin yang Dukung Penuh Dakwah Rasulullah

10 Sahabat Nabi Kaum Muhajirin yang Dukung Penuh Dakwah Rasulullah

Nilam Isneni - detikHikmah
Senin, 06 Mar 2023 09:30 WIB
Ilustrasi dan infografis Bilal bin Rabbah
Ilustrasi Bilal bin Rabbah, salah satu sahabat Nabi dari kaum Muhajirin. Foto: Denny Putra/detikcom
Jakarta -

Perjuangan dakwah Nabi Muhammad SAW di Makkah sangatlah sulit karena kaum Quraisy enggan untuk menerima seruan serta ajakan dari Rasulullah SAW. Ancaman serta makian sering kali diterima oleh Nabi Muhammad SAW beserta dengan para pengikutnya. Meskipun begitu, terdapat sepuluh sahabat Nabi kaum Muhajirin yang selalu mendampingi beliau.

Pada akhirnya, Nabi Muhammad SAW lalu memutuskan untuk melakukan hijrah ke Madinah. Kaum muslimin yang hijrah dari Mekah ke Madinah disebut kaum Muhajirin, dinamakan kaum Muhajirin artinya ialah orang-orang yang berhijrah atau berpindah.

Mengutip buku Agama Islam karya Hindun Anwar, berikut sepuluh sahabat Nabi kaum Muhajirin:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

  1. Abu Bakar ash-Shiddiq
  2. Umar bin Khattab
  3. Bilal bin Rabah
  4. Amir bin Abdillah
  5. Abdul Rahman bin Auf
  6. Zubair bin Awwan
  7. Usman bin Affan
  8. Thalhah bin Ubaidillah
  9. Abu Huzaifah bin Utbah
  10. Ammar bin Yasir

Semua sahabat Nabi SAW ini memiliki sifat baik yang bisa dijadikan suri tauladan. Misalnya saja Abu Bakar ash-Shiddiq yang rela untuk meninggalkan harta bendanya dan ikut membantu dalam perjuangan Rasulullah SAW.

Hal ini turut diterangkan dalam surah Al Lail ayat 17-18 sebagaimana ditafsirkan oleh Kementerian Agama RI. Dikatakan, Abu Bakar ash-Shiddiq telah menggunakan hartanya untuk memerdekakan orang lemah dan perempuan yang masuk Islam yang membantu mereka.

ADVERTISEMENT

Allah SWT berfirman,

وَسَيُجَنَّبُهَا الْاَتْقَىۙ ١٧ الَّذِيْ يُؤْتِيْ مَالَهٗ يَتَزَكّٰىۚ ١٨

Artinya: "Akan dijauhkan darinya (neraka) orang yang paling bertakwa, yang menginfakkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkan (diri dari sifat kikir dan tamak)." (QS Al Lail: 17-18)

Di dalam buku Biografi 10 Sahabat Nabi yang Dijamin Masuk Surga karya Sujai Fadil diceritakan, Abu Bakar ash-Shiddiq adalah orang yang menemani Nabi Muhammad SAW di gua ketika dikejar kaum Quraisy. Hal ini jelaskan dalam firman Allah SWT,

اِلَّا تَنْصُرُوْهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللّٰهُ اِذْ اَخْرَجَهُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا ثَانِيَ اثْنَيْنِ اِذْ هُمَا فِى الْغَارِ اِذْ يَقُوْلُ لِصَاحِبِهٖ لَا تَحْزَنْ اِنَّ اللّٰهَ مَعَنَاۚ فَاَنْزَلَ اللّٰهُ سَكِيْنَتَهٗ عَلَيْهِ وَاَيَّدَهٗ بِجُنُوْدٍ لَّمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِيْنَ كَفَرُوا السُّفْلٰىۗ وَكَلِمَةُ اللّٰهِ هِيَ الْعُلْيَاۗ وَاللّٰهُ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ ٤٠

Artinya: "Jika kamu tidak menolongnya (Nabi Muhammad), sungguh Allah telah menolongnya, (yaitu) ketika orang-orang kafir mengusirnya (dari Makkah), sedangkan dia salah satu dari dua orang, ketika keduanya berada dalam gua, ketika dia berkata kepada sahabatnya, "Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita." Maka, Allah menurunkan ketenangan kepadanya (Nabi Muhammad), memperkuatnya dengan bala tentara (malaikat) yang tidak kamu lihat, dan Dia menjadikan seruan orang-orang kafir itu seruan yang paling rendah. (Sebaliknya,) firman Allah itulah yang paling tinggi. Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana." (QS At Taubah: 40)

Bukan Abu Bakar ash-Shiddiq saja, semua para sahabat Nabi SAW masing-masing memiliki sifat terpuji yang dapat kita teladani.

Kisah Hijrah Rasulullah SAW ke Madinah

Selanjutnya pada buku yang berjudul Agama Islam karya Hindun Anwar dikisahkan pula bahwa kedatangan Nabi Muhammad SAW ke Madinah pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun ke-13 dari masa kenabiannya. Rasulullah SAW beserta kaum Muhajirin mendapat sambutan yang hangat. Bahkan, penduduk Madinah menunjukkan rasa persaudaraan serta rasa kesetiakawanan yang sangat mendalam.

Tidak hanya sampai di situ, segala keperluan kaum Muhajirin tersebut disediakan oleh para kaum muslimin di Madinah. Beberapa penduduk menyediakan makanan dan ada juga yang memberikan pakaian.

Para penduduk Madinah menjamin keselamatan jiwa mereka dari gangguan dan ancaman, entah itu berasal dari kaum kafir Quraisy maupun dari suku Arab lainnya. Semua penduduk yang ada di Kota Madinah saling memberikan penawaran terhadap Rasulullah SAW untuk bermalam di rumahnya.

Namun, beliau mengatakan bahwa akan berhenti dan singgah di tempat untanya berhenti. Kebetulan pada saat itu unta Rasulullah SAW berhenti di depan rumah Abu Ayyub al-Anshari, sehingga Rasulullah SAW memutuskan untuk singgah serta tinggal di rumah tersebut sampai rumah yang dibangun untuk beliau selesai.

Atas dasar inilah, pada akhirnya Nabi Muhammad SAW menamakan penduduk Madinah dengan sebutan kaum Anshar. Kaum Anshar sendiri artinya yaitu kaum pemberi pertolongan.

Itulah sahabat Nabi kaum Muhajirin dan kisahnya saat memutuskan untuk hijrah ke Madinah.




(kri/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads