Keberhasilan dakwah wali songo di Tanah Air tak lepas dari strategi yang mereka terapkan. Penyebar agama Islam khususnya di Jawa ini populer menggunakan pendekatan budaya masyarakat setempat.
Salah satunya Sunan Kalijaga. Ia berdakwah di wilayah Jawa Tengah yang saat itu masyarakatnya kental dengan budaya Hindu-Budha.
Baca juga: 3 Wilayah Dakwah Wali Songo di Jawa Tengah |
Menurut arsip detikHikmah, Sunan Kalijaga lahir pada tahun 1450 Masehi. Nama aslinya Raden Said. Ayahnya seorang adipati Tuban, Tumenggung Wilatikta atau Raden Sahur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Semasa berdakwah, Sunan Kalijaga menggunakan media wayang dan tembang Jawa dengan memasukkan unsur-unsur ajaran Islam di dalamnya. Ia menciptakan sejumlah tembang di antaranya Lir-ilir, Turi-turi Putih, dan Lingsir Wengi. Karya lain yang ditinggalkan Sunan Kalijaga adalah Serat Dewaruci, Kitab Suluk Linglung, dan Kidung Rumekso Ing Wengi.
Hal serupa juga diterapkan oleh Sunan Kudus ketika berdakwah di Demak, Jawa Tengah. Menurut naskah yang dipublikasikan dalam Jurnal Indo-Islamika UIN Jakarta, Sunan Kudus menerapkan metode dakwah bil-hal.
Metode dakwah tersebut mengedepankan perbuatan nyata dalam menyebarkan agama Islam di wilayah Jawa Tengah. Pada waktu itu masyarakat setempat menganut agama Hindu-Budha.
Dalam penerapannya, Sunan Kudus melakukan pendekatan secara perlahan yakni membiarkan adat istiadat yang ada di masyarakat dan mulai mengubahnya sedikit-demi sedikit. Dia juga mengedepankan jalan damai dan menghindari perpecahan selama berdakwah.
Ia memasukkan ajaran agama melalui tembang (lagu Jawa) yang terkenal. Di antaranya tembang Maskumambang dan Mijil.
Selain dua wali tersebut, masih ada tujuh wali lainnya yang menerapkan strategi dakwah selaras dengan masyarakat setempat. Mereka adalah Sunan Gresik, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Giri, Sunan Muria, dan Sunan Gunung Jati.
Sejumlah bangunan yang menjadi saksi penyebaran agama Islam yang dilakukan para wali kala itu juga masih bisa kita jumpai saat ini. Salah satunya Masjid Agung Demak.
Strategi dakwah para wali lainnya serta peninggalan yang masih tersisa hingga kini bisa baca selengkapnya di detikHikmah atau klik DI SINI.
(kri/lus)
Komentar Terbanyak
Ada Penolakan, Zakir Naik Tetap Ceramah di Kota Malang
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana