Peserta UTBK 2023 penyandang disabilitas yang melakukan tes di pusat UTBK Universitas Negeri Surabaya (UNESA) mendapatkan fasilitas dan pendampingan khusus.
Hal ini seperti diungkapkan oleh Kepala Sub Direktorat Penerimaan dan Kelulusan Mahasiswa UNESA, Dr Sukarmin, MPd. Pada tes UTBK hari Rabu (10/5/2023) kemarin misalnya, terdapat enam peserta UTBK 2023 yang mengikuti tes di UNESA. Keenam peserta ini mengikuti tes di ruang khusus, Training Center, Gedung Rektorat, Kampus Lidah Wetan lantai 4, UNESA.
Disediakan Alat Khusus dan Pendamping
Peserta disabilitas di UNESA tersebut merupakan tunanetra. Ujian mereka difokuskan di ruangan khusus dengan perlengkapan yang khusus juga, misalnya komputer dengan software Non Visual Desktop Access (NVDA).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Adik-adik yang disabilitas ini membaca atau memahami soal lewat bantuan alat khusus itu. Selain itu juga ada perlengkapan lainnya," kata Sukarmin, dikutip dari rilis dalam situs resmi kampus.
Direktur Disabilitas UNESA, Dr Wagino, MPd ikut menambahkan, pihak kampus memberikan pendamping khusus dari mahasiswa dan dosen pendidikan luar biasa (PLB). Pendamping ini akan menyambut dan mengantar ke ruangan tes dan dari ruangan tes kembali ke titik penjemputan.
Pada saat ujian, pengawas yang bertugas untuk UTBK peserta disabilitas pun adalah dosen yang berlatar belakang PLB. Menurut Wagino, tugas mereka adalah memastikan tidak adanya kecurangan, memastikan sistem berjalan lancar, dan memfasilitasi supaya peserta dapat merasa nyaman saat mengerjakan tes.
"Jadi ketika ada trouble bisa segera diatasi," ujarnya.
"Berapa pun disabilitas yang tes di sini, kami berkomitmen memberikan pelayanan yang raman dan maksimal. Mereka yang ikut tes ini kan tidak semua ambil prodi di sini, tetapi kebanyakan memang memilih prodi di UNESA," jelasnya.
Wagino mengatakan, pihaknya memperhatikan betul kenyamanan peserta, baik itu saat tes ataupun saat kuliah, bahkan sampai lulus.
Jumlah Soal UTBK 2023 Peserta Disabilitas Berbeda
Pakar disabilitas UNESA, Prof Budiyanto menerangkan, peserta disabilitas punya durasi pengerjaan UTBK yang sama dengan peserta reguler. Kendati demikian, peserta disabilitas hanya mengerjakan sekitar 90 soal dan bobotnya tetap sama.
"Kan kecepatan membaca peserta disabilitas tunanetra itukan tidak secepat peserta reguler ya, jadinya ada penyesuaian dengan kebutuhan mereka," kata Prof Budiyanto.
Dia menegaskan, pengurangan soal hanyalah bentuk penyesuaian, tidak ada penurunan bobot maupun grade soal.
Prof Budiyanto melanjutkan, pelayanan yang diberikan UNESA juga disesuaikan dengan kebutuhan peserta disabilitas. Fasilitas yang diberikan oleh pihak kampus mulai dari saat peserta turun dari kendaraan, saat di dalam ruangan, dan ketika meninggalkan kampus.
Peserta disabilitas dari luar kota juga diberikan fasilitas penginapan di asrama mahasiswa dan pendamping yang membantunya selama di asrama ataupun lokasi UTBK.
Selain melalui jalur UTBK, UNESA juga membuka penerimaan mahasiswa baru khusus untuk mahasiswa disabilitas melalui jalur mandiri. Pendaftarannya akan dibuka pada beberapa waktu ke depan.
"Harapan kami sebenarnya, ingin memberikan kesempatan yang seluasnya untuk putra-putri daerah baik yang disabilitas maupun non-disabilitas untuk sama-sama mengembangkan diri, membangun kompetensi, sehingga nantinya mereka bisa memberikan kontribusi terbaik bagi masyarakat, bangsa dan negara," ucap Prof Budiyanto.
(nah/nah)