Kebocoran soal Tes Kemampuan Akademik (TKA) di media sosial menjadi salah satu hal yang paling disoroti selama pelaksanaan ujian tersebut. Berbagai reaksi timbul, terutama dari murid yang baru menyelesaikan ujian TKA di gelombang pertama.
Mereka merasa kecewa dan khawatir nilai TKA yang didapatkan lebih rendah dibanding peserta di gelombang selanjutnya. Kejadian ini juga ikut disoroti Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
Pengawasan dan Pendidikan Karakter Perlu Diperkuat
Sekretaris Jenderal PGRI, Dudung Abdul menilai proses pengawasan di sekolah perlu ditingkatkan agar tidak ada insiden serupa. Menurutnya, kejadian ini tergolong dalam penyalahgunaan teknologi oleh murid yang perlu diperhatikan sekolah.
"Ini yang saya maksud, leadership dan tata kelola sekolah harus ditingkatkan. Salah satunya adalah fungsi pengawasan. Kalau pengawasan di sekolah cukup kuat, peristiwa seperti yang muncul di TikTok itu tidak akan terjadi," katanya dikutip dari keterangan yang diterima detikEdu, Kamis (6/11/2025).
Selain proses pengawasan, Dudung juga menekankan pentingnya pendidikan karakter bagi murid. Saat ini, pendidikan karakter tidak boleh hanya dituliskan di atas kertas tetapi harus dibiasakan dalam kegiatan sekolah.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk pengimplementasian pendidikan karakter adalah melalui kegiatan kokurikuler. Kegiatan kokurikuler adalah kegiatan pembelajaran di luar kelas untuk memperdalam materi yang telah didapatkan di kelas.
"Pembentukan karakter, keterampilan hidup, dan cara berpikir sistematis itu yang perlu diperkuat," jelasnya.
Jaga Mental dan Kejujuran Murid di TKA
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menekankan aspek kejujuran dan bergembira dalam melaksanakan TKA 2025 di jenjang SMA/SMK/sederajat. Aspek kejujuran ini juga ikut diperhatikan pemerintah daerah (pemda) dan sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Lampung, Thomas Amrico memastikan tidak ada kebocoran soal pada tingkat pemda. Menurutnya, seluruh soal TKA jenjang SMA/SMK/sederajat disiapkan oleh pusat (Kemendikdasmen), oleh karena itu, pemda tidak bisa mengakses soal.
Alih-alih masalah teknis, Thomas menyebut tantangan utama TKA pertama ini ada di kesiapan mental dan konsistensi belajar murid. Ia menilai, menjaga mental murid berdampak pada kejujuran murid pada pelaksanaan TKA.
"Secara teknis dan sistem, semuanya aman. Tinggal mental siswanya saja yang harus dijaga, supaya fokus dan jujur saat mengerjakan," jelasnya.
Aspek kejujuran juga disorot pihak sekolah. Wakil Kepala Human SMN 1 Kota Depok, Eva Efrida menuturkan, sekolahnya menyiapkan langkah-langkah antisipatif agar soal tidak bocor.
Eva mengatakan, pengawasan yang dilakukan antara lain pengumpulan gawai dan barang pribadi sebelum ujian dan penggunaan jaringan internet khusus dengan keamanan sistem. Selain itu, setiap ruangan ujian turut diawasi melalui aplikasi Zoom oleh pengawas penyelia, yang juga melibatkan pengawas silang dari sekolah lain.
Menurut Eva, langkah-langkah tersebut efektif menjaga fokus murid selama ujian berlangsung. Murid juga merasa aman dan TKA berjalan sesuai aturan.
"Kami ingin memberikan rasa aman bagi siswa sekaligus memastikan pelaksanaan TKA benar-benar sesuai aturan tanpa celah pembocoran soal," tegasnya.
Tindak Lanjut Kebocoran Soal
Fenomena kebocoran soal juga ditindaklanjuti oleh Kemendikdasmen. Inspektur Jendral Kemendikdasmen Faisal Syahrul menyatakan, setidaknya ada empat langkah tindak lanjut yang sedang dilakukan.
Keempat langkah tersebut yakni:
1. Verifikasi laporan oleh UPT daerah dan satuan pendidikan terkait.
2. Pengumpulan bukti digital, termasuk kornologi, laporan pengawas, dan hasil monitoring dari posko teknis.
3. Penjatuhan sanksi sesuai ketentuan Kepmendikdasmen 95/2025, merujuk pada keputusan pelanggaran yang dilakukan.
4. Peningkatan penagwasan lapangan pada hari-hari pelaksanaan berikutnya.
Ketika berita ini terbit, pelaksanaan TKA memasuki hari kedua gelombang kedua dengan mata ujian mata pelajaran pilihan murid. Masih ada satu gelombang utama yang akan diujikan yakni pada Sabtu-Minggu, 8-9 November 2025 dan ujian susulan pada 17-23 November 2025 mendatang.
Simak Video "Video: Respons Kemendikdasmen soal Ramai Petisi Batalkan TKA "
(det/twu)