Perundungan atau bullying merupakan kasus yang harus ditangani dengan sangat serius. Setiap negara juga memiliki cara masing-masing dalam mencegah kasus perundungan di dunia pendidikan.
Jika melihat negara tetangga kita yang maju, Singapura, terdapat kelas pendidikan karakter dan kewarganegaraan atau character and citizenship education (CCE). Dalam kelas ini, siswa Singapura diajarkan nilai-nilai mengenai rasa hormat, kepedulian, serta empati.
Tindakan preventif memang belum sepenuhnya mengenyahkan kasus perundungan di negara tersebut. Seperti pada September lalu, sempat viral di Singapura kasus bullying di jenjang sekolah dasar dan menengah.
Namun, Kementerian Pendidikan (Ministry of Education) di Singapura memiliki intervensi untuk berbagai jenis perundungan, tak terkecuali yang sifatnya siber hingga berbasis gender.
"Perundungan tidak dapat diterima dan tidak memiliki tempat di sekolah-sekolah kita," kata Kementerian Pendidikan di Singapura, seperti dikutip dari The Strait Times.
Lantas, seperti apa kebijakan terhadap kasus perundungan di sekolah di negara tersebut?
Bagaimana Singapura Mengatasi Perundungan di Sekolah?
Kelas Pendidikan Karakter dan Kewarganegaraan
Pemerintah Singapura menerapkan kelas pendidikan karakter dan kewarganegaraan untuk mengajarkan pentingnya rasa hormat dan empati terhadap orang lain. Sementara, untuk keamanan siber, siswa diajarkan menggunakan perangkat pengaturan keamanan dan fungsi pelaporan, sehingga mereka dapat berselancar di ruang daring dengan aman.
Pelibatan Support Sebaya
Berdasarkan laman MOE, guru turut melibatkan pendukung sebaya di kalangan siswa untuk memperhatikan teman sebayanya, menyuarakan pendapat, dan melaporkan perundungan kepada pihak berwenang di sekolah.
Selain itu, untuk insiden perundungan siber, sekolah memandu siswa untuk melaporkannya kepada penyedia layanan daring. Peraturan sekolah dan kerangka kerja disiplin dikomunikasikan secara jelas dan berkala.
Terdapat Petugas Sekolah yang Terlatih
Ketika terdapat dugaan perundungan dilaporkan, petugas sekolah yang terlatih akan menyelidiki dan memberikan dukungan konseling bagi siswa yang terlibat dan memutuskan tindakan disiplin yang tepat. Kemudian, akan ada proses edukatif untuk membantu siswa belajar dari insiden tersebut dan berdamai satu sama lain.
Sekolah juga akan melibatkan bantuan keluarga dan bekerja sama dengan orang tua untuk mendukung siswa yang terlibat.
Pelatihan Budaya Kelas Positif untuk Guru
Pelatihan budaya kelas yang positif dan manajemen kelas menjadi inti bagi seluruh calon guru di Institut Pendidikan Nasional di Singapura. Bagi guru terlatih di sekolah, mereka akan diberikan pelatihan penyegaran melalui modul daring, lokakarya berbasis sekolah, dan lokakarya MOE.
Selanjutnya, untuk lebih membekali beberapa guru senior dalam menangani kasus perundungan yang kompleks, MOE memperkuat pelatihan dalam membangun budaya kelas yang positif, menyelidiki, dan menangani perundungan secara daring maupun luring.
"Kami juga memperdalam kapasitas sekolah untuk membantu siswa melindungi diri mereka sendiri dengan lebih baik secara daring, dan bekerja sama dengan orang tua dan masyarakat untuk mendidik generasi muda," ungkap MOE melalui laman resminya.
Simak Video "Video: Mahasiswa Unud yang Ejek Timothy Terancam DO"
(nah/pal)