Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) Hafidz Muksin mengapresiasi upaya Andrea Hirata dalam melestarikan bahasa daerahnya yakni Belitung.
Menurut Hafidz, apa yang dilakukan Andrea Hirata sangat baik. Tokoh publik seperti Andrea sangat berpengaruh dalam pelestarian bahasa Indonesia lewat novelnya ataupun bahasa daerahnya.
"Tentu Andrea Hirata termasuk di dalamnya akan kita jadikan sebagai mitra strategis untuk dapat terus melakukan upaya memberikan bekal pengetahuan, dukungan, motivasi," kata Hafidz saat berbincang dengan detikEdu, Rabu (25/6/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemendikdasmen Akan Ajak Kolaborasi
Hafidz berencana akan bertemu Andrea Hirata jika ada kesempatan. Ia ingin mengajaknya terlibat dalam penyusunan bahasa daerah di Belitung maupun sebagai juri di Festival Tunas Bahasa Ibu Nasional (FTBIN).
"Termasuk dalam hal penyusunan bahan materi pembelajaran bahasa daerah juga pelibatan dalam Festival Tunas Bahasa Ibu sebagai juri dan sebagainya," beber Haifdz.
Hafidz juga menuturkan keinginannya untuk mengajak Andrea berkeliling ke sekolah-sekolah di Belitung. Dengan begitu, Andrea bisa menyaksikan kondisi bahasa Belitung yang sudah direvitalisasi lewat beberapa upaya Kemendikdasmen.
"Saya akan mencoba mengundang Andrea Hirata, berdiskusi dan kalau pas ada di Belitung saya coba ke sana. Bisa dengan Bang Andrea Hirata gitu ke sekolah-sekolah yang direvitalisasi," katanya.
Langkah Revitalisasi Bahasa Daerah Belitung
Meskipun masih banyak ditemukan sekolah-sekolah tidak mengajarkan bahasa Belitung, tetapi Hafidz mengatakan langkah revitalisasi bahasa Melayu Belitung sudah dilakukan. Mulai dari bimbingan teknis kepada para guru.
"Di Bangka Belitung sudah lakukan bimbingan teknis kepada guru SD, guru SMP. Mungkin nanti tahap berikutnya kita akan mencoba sudah mencoba sebenarnya dengan timnya Andrea Hirata untuk dapat kita coba diskusi bagaimana kolaborasi yang bisa kita lakukan dengan Andrea Hirata," kata Hafidz.
"Sehingga keterlibatan mereka penting karena ini dilakukan di lingkungan sekolah. Karena peran guru, peran kepala sekolah, peran pengawas ini juga penting sehingga mereka juga terus kami lakukan upaya peningkatan bimbingan teknis kepada guru-guru," tambah Hafidz.
Kecemasan Andrea Hirata soal Eksistensi Bahasa Belitung
Sebelumnya, Andrea berbincang dengan detikHot tentang kecemasannya soal bahasa Belitung. Setelah melakukan riset di daerahnya untuk buku, Andrea melihat bahasa ibu di sana tidak banyak ditemukan sebagai mata pelajaran di sekolah.
"Itulah yang saya rasakan selama 15 tahun ini, 'melipe' (menderita). Saya dalam upaya selama 15 tahun ini, memompa sepeda ayah, jalan nun jauh di sana. Berhenti dari kampung ke kampung," katanya.
Andrea Hirata pun kemudian berusaha membuat festival kecil di Museum Kata. Ia juga berencana akan membuatnya lagi tahun ini.
"Gak habis ya cara seniman itu, tinggal otoritasnya aja. Bahasa itu gak ada urgensi politiknya, bahasa gak buat saya tembang pilih. Bahasa ini gak akan menimbulkan bisnis, atau buat saya jadi politisi. Ngapain," ungkapnya tertawa.
(cyu/nah)