Peneliti baru-baru ini mendapati bahwa hasil pembelajaran siswa dipengaruhi dan didorong oleh pembelajaran yang aktif, manajemen sekolah, dan keterlibatan orang tua. Temuan ini disampaikan Michelle Andrina, Quantitative Researcher di SMERU Research Institute di peluncuran Gerakan Buku Bacaan Bermutu kerja sama Kemendikbudristek dan Tanoto Foundation di Gedung A Lantai 3 di Kantor Kemendikbudristek, Jakarta, pada Jumat (20/10/2023).
Michelle menambahkan, satuan pendidikan yang mendapat pelatihan guru terstruktur selama 3 tahun memiliki kemampuan membaca 9,6 persen lebih tinggi, kemampuan menulis 5,3 persen lebih tinggi, kemampuan matematika 7,5 persen lebih tinggi, dan kemampuan sains 5,4 lebih tinggi dibandingkan dengan sekolah yang tidak mendapatkan pelatihan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan studi tersebut, Gerakan Buku Bacaan Bermutu Kemendikbudristek X Tanoto Foundation menyelenggarakan pelatihan guru dalam penggunaan buku bacaan anak bermutu untuk meningkatkan literasi siswa. Gerakan ini juga menyebarkan 76.752 buku dengan 156 judul di 12 kabupaten di Indonesia yang memiliki capaian literasi paling rendah.
Michelle menjelaskan, temuan di atas sebelumnya merupakan hasil evaluasi dampak Program PINTAR Tanoto Foundation dan SMERU Institute di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur. Program ini melatih kepala sekolah dan guru di sekolah mitra untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang menarik bagi siswa dan manajemen sekolah.
"Kami menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan Kualitatif digunakan untuk mengetahui lebih jauh cerita di balik bagaimana faktor-faktor kuantitatif itu muncul," kata Michelle.
Faktor Pendorong Hasil Pembelajaran Siswa
Berdasarkan pendekatan kuantitatif di studi SMERU Research Institute, berikut faktor pendorong hasil pembelajaran siswa di jenjang SD dan SMP:
Jenjang SD
- Manajemen sekolah:
- - Sekolah menyediakan anggaran untuk alat Teknologi-Informasi-Komunikasi (TIK)
- - Sekolah mengoptimalkan perpustakaan
- Praktik mengajar: guru menerapkan pembelajaran sesuai karakteristik pedagogi mata pelajaran
- Keterlibatan orang tua:
- - Orang tua berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan orang tua lain untuk dukung pembelajaran anak
- - Orang tua terlibat dalam kegiatan nonakademik sekolah
Jenjang SMP
- Manajemen sekolah: sekolah menerapkan jadwal khusus untuk membaca
- Keterlibatan orang tua:
- - Orang tua terlibat dalam peningkatan lingkungan sekolah
- - Percaya diri dalam mendukung pembelajaran anak
Sementara itu, berdasarkan pendekatan kualitatif, berikut faktor pengaruh capaian belajar siswa:
- Adanya program atau kegiatan yang berkaitan dengan membaca atau literasi di sekolah
- Metode pengajaran yang kreatif untuk meningkatkan minat dan kemampuan siswa
- Pelatihan dan pertukaran informasi antarrekan sejawat untuk meningkatkan kapasitas guru
- Fasilitas pendukung pembelajaran, seperti peralatan pembelajaran, gadget, perpustakaan, dan laboratorium
Michelle menuturkan, terkadang orang tua tidak percaya diri saat membimbing anak jenjang SMP. Sebabnya antara lain karena latar pendidikannya sendiri yang setara SMP atau di bawahnya.
"Namun kami mendapati, kepercayaan diri orang tua penting untuk mendukung pembelajaran anak," tuturnya.
(twu/nwk)