Beragam siswa mengungkapkan rasa sedih dan kesal pisah kelas dengan teman-teman dekatnya di awal tahun ajaran baru. Rupanya, sekolah dan madrasah mereka menerapkan kebijakan rolling siswa antarkelas setiap kenaikan kelas.
Dirangkum dari penelusuran teratas Twitter per Kamis (20/7/2023), para siswa sedih karena berpisah dengan teman dekat maupun wali kelas, harus beradaptasi dengan orang baru, dan harus sekelas dengan siswa yang tidak disukai. Terpisah dengan teman-teman lain yang ternyata berkumpul di satu kelas yang sama juga salah satu yang dikemukakan.
Psikolog Dr Dewi Retno Suminar, MSi, Psikolog dari Universitas Airlangga (Unair) menuturkan, sistem rolling kelas memiliki manfaat positif bagi siswa ke depannya untuk bertumbuh dewasa.
"Secara psikologis, secara mental, itu baik untuk dipaksa berhadapan dengan situasi baru. Jika berteman dengan yang itu-itu saja, maka kemampuan adaptasi, kemampuan interpersonal, itu tidak berkembang kalau kelasnya itu-itu saja. Jadi kemampuan tersebut berpeluang akan lebih baik jika siswa dicampur ke kelas dengan orang baru, karena di situlah ia akan mengembangkan kemampuan tersebut," kata Dewi pada detikEdu, Kamis (20/7/2023).
"Jadi ini mendukung kemampuan adaptasi, terlebih kemampuan adaptasi anak muda sekarang dinilai tidak bagus. Berdasarkan keluhan HRD (Human Resources Development), pekerja muda kini bisa mundur tanpa berita. Kalau nggak cocok, ngambek, mundur," sambungnya.
Beradaptasi setelah Rolling Kelas
Dewi menuturkan, kendati sedih dan kesal, siswa bisa mulai berkenalan dengan teman-teman yang belum akrab di kelas baru. Dari situ, siswa bisa melebarkan perkenalan dan pertemanan dengan siswa lain yang belum dikenal.
"Belajar bahwa ini berproses. Nggak langsung nge-klik. Jadi harus orientasi dulu," ucapnya.
Mengatasi Kekhawatiran Putus Pertemanan
Bagaimana jika teman lama nanti punya teman dekat baru di kelas baru? Apakah siswa akan ditinggal? Kekhawatiran ini juga salah satunya muncul di tengah rolling kelas. Dewi mengatakan, terlepas dari teman lama bisa menjaga pertemanan atau tidak denganmu, detikers tetap bisa berproses membuka perkenalan dan pertemanan dengan teman baru di kelas baru.
"Berproses, ya. Justru, kalau nggak dapat respons (menjaga pertemanan) dari teman lama, akan dapat teman baru. Jadi remaja perlu diajarkan, dihadapkan, dengan orang baru. Jangan mager berkenalan. Remaja perlu dihadapkan dengan paradigma ini, karena lingkungan ke depannya nanti akan makin variatif," tuturnya.
Peran Guru dan Ortu >>>
(twu/twu)