Kamu Sedih Kena Rolling Kelas? Ini Sisi Positif & Kiat Hadapinya dari Psikolog

ADVERTISEMENT

Kamu Sedih Kena Rolling Kelas? Ini Sisi Positif & Kiat Hadapinya dari Psikolog

Trisna Wulandari - detikEdu
Jumat, 21 Jul 2023 11:00 WIB
Petugas kesehatan memberikan vaksin Sinovac dosis 1 kepada siswa-siswi di kawasan SDN Sukapura 04 Pagi, Sukapura, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (14/12).
Detikers kena rolling kelas tahun ini? Psikolog Unair berbagi sisi positif rolling kelas dan kiat menghadapinya. Foto: Pradita Utama

Bagaimana Jika Tak Kunjung Dapat Teman?

Dewi menambahkan, dalam perpisahan antarkelas dengan teman akibat sistem rolling kelas, guru punya peran untuk mencairkan suasana. Ice breaking games, contohnya, bisa dimainkan dengan dipandu guru agar siswa bisa berkenalan secara nyaman dengan siswa-siswa sekelas.

"Misalnya untuk saling kenal, ada games perkenalan. Bercerita. Dibentuk kelompok lalu menceritakan pengalaman di kelas sebelumnya dalam kelompok-kelompok kecil siswa, sehingga cair pertemanannya," kata Dewi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dewi menjelaskan, penerapan sistem rolling kelas tak ada minusnya secara psikologis. Namun dalam kasus yang jarang terjadi, guru jadi mendeteksi adanya gangguan pada siswa.

"Ini case-nya sedikit sekali ya, biasanya ada gangguan. Biasanya dari sini justru ketahuan, anak yang mengalami anxiety perpisahan dengan teman itu terdeteksi, sehingga dapat ditangani lebih lanjut," terangnya.

ADVERTISEMENT

Ia menjelaskan, tahapannya yaitu guru di kelas mendeteksi adanya gejala cemas ini, lalu berkoordinasi dengan guru Bimbingan Konseling (BK). Siswa lalu bisa menjalani konseling dulu dengan guru BK. Guru dan guru BK juga bisa bekerja sama melibatkan anak dalam proses yang mendukungnya.

"Gurunya bisa mencarikan teman yang lebih welcome, atau dilibatkan dalam proses yang mendukung. Di ice breaking itu contohnya, siswa bisa menemukan bahwa 'oh ternyata dia (teman baru) juga suka ini'. Itu namanya self disclosure game. 'Oh dia suka game ini, film ini', jadi lama-lama bisa klik," tuturnya.

"Kecuali untuk anak tadi (yang cemas), bisa dideteksi guru dulu, lalu dikonseling di BK dengan melibatkan orang tua. Jika tidak cukup, bisa nanti dikonsul dengan psikolog. Ini bukan soal berbaur aja, tapi perlu penanganan lebih lanjut.

Dewi menggarisbawahi, orang tua juga perlu melihat sisi positif sistem rolling kelas dan tidak reaktif dengan keluhan anak. Sedangkan guru perlu menjalankan ice breaking di minggu-minggu awal sekolah.

"Orang tua jangan cawe-cawe mendengar keluhan anaknya lalu cepat ikut nggak seneng, ikut reaktif juga. Sedangkan untuk guru, pada proses pengajaran di minggu-minggu pertama, sebaiknya ada fase ice breaking, pencairan suasana, agar siswa jadi lebih rileks di kelas barunya," pungkasnya.

Selamat beradaptasi di kelas baru, detikers.


(twu/twu)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads