Deretan Siswa Lulusan 2022 yang Diterima di Kampus Luar Negeri

ADVERTISEMENT

Deretan Siswa Lulusan 2022 yang Diterima di Kampus Luar Negeri

Trisna Wulandari - detikEdu
Minggu, 22 Mei 2022 12:00 WIB
Luvena Penerima Beasiswa Rusia
Luvena Lutfiana, salah satu siswa lulusan 2022 yang diterima kuliah di kampus luar negeri tahun ini. Foto: Kemenag
Jakarta -

Kamu berencana kuliah di luar negeri? Tahun ini, ada banyak siswa lulusan 2022 yang melanjutkan pendidikan tinggi S1 ke luar negeri seperti keinginanmu. Beberapa di antaranya tidak hanya diterima di satu kampus Amerika Serikat, Kanada, Australia, hingga Rusia, namun hingga 7 kampus luar negeri pilihannya.

Para siswa ini juga berhasil mendapatkan beasiswa studi untuk membiayai kuliah mereka di luar negeri. Nah, detikers yang ingin memantapkan diri untuk lanjut kuliah di negeri orang, simak kisah para siswa yang diterima di perguruan tinggi luar negeri berikut:

Kisah Siswa Diterima Kuliah di Kampus Luar Negeri

1. Fawwaz: Siswa MAN yang Lolos 2 Kampus Australia

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Muhammad Fawwaz Farhan Farabi, siswa MAN IC Serpong yang diterima di lima universitas top dunia.Muhammad Fawwaz Farhan Farabi, siswa MAN IC Serpong yang diterima di lima universitas top dunia. Foto: Kementerian Agama RI

Siswa MAN Insan Cendekia Serpong Muhammad Fawwaz Farhan Farabi, lolos seleksi masuk perguruan tinggi di dua kampus Australia, yaitu University of Adelaide dan Monash University. Fawwaz menuturkan, dirinya memilih program Bachelor of Arts, Monash University karena menjadi favoritnya dan memiliki lingkungan yang diperkirakan mampu mendukung studinya.

ADVERTISEMENT

"Lingkungannya yang inklusif, research projects, international exchanges, dan fasilitasnya yang modern membuat saya merasa lingkungannya sangat mendukung pendidikan saya," kata dia.

"Terlebih letaknya di kota Melbourne, memiliki budaya yang khas dan juga peluang kerja yang banyak," imbuh Fawwaz.

Di Monash University, kelahiran 3 Februari 2004 ini sudah mengantongi sejumlah 'uang saku' dari kampus sebesar 8.000 AUD atau sekitar Rp 84,8 juta, plus beasiswa sebesar 2.500 AUD yang setara dengan Rp 26,5 juta dari Victoria Government Scholarship.

Fawwaz menuturkan, ia dan teman-temannya sudah berencana kuliah di luar negeri sejak sejak awal kelas 12. Mereka lalu membuat kelompok untuk berbagi informasi seputar kampus tujuan di laman resmi kampus dan sejumlah akun media sosial tentang kuliah di luar negeri.

"Di MAN Insan Cendekia Serpong, yang tertarik untuk study abroad membuat grup dan mulai research serta berbagi informasi tentang calon-calon kampus yang dituju, salah satunya Australia," kata Fawwaz.

Fawwaz lalu memilih layanan di salah satu akun media sosial untuk konsultasi pilihannya. Dari situ, ia mantap memilih 4 kampus.

"Dibantu dengan konsultan dari ican education, akhirnya saya mencoba untuk mendaftarkan diri di 4 universitas di Australia, yaitu di Monash University, University of Adelaide, University of New South Wales, dan Royal Melbourne Institute of Technology," tuturnya.

Fawwaz mengatakan, ia hanya perlu nilai IELTS, rapor, dan esai untuk mendaftar. Selang 1-2 minggu dari pendaftaran, ia menerima surat penerimaan dari dua kampus.

Ia berpesan pada siswa di Indonesia untuk tidak pernah takut bermimpi sambil memasang target dan membuat langkah konkret pelan-pelan.

"Mimpi yang tinggi agar jatuh bersama bintang," katanya. "Mulai research, gali potensi diri, dan latih kemampuan kita, terlebih kemampuan berbahasa asing. Dan ingat, uang bukan alasan kita untuk berhenti mewujudkan mimpi kita. Akan ada jalan bagi orang-orang yang berusaha," imbuh Fawwaz.

Kisah siswa diterima kuliah di luar negeri selanjutnya >>>

2. Ardian: Siswa SMA yang Diterima 7 Kampus Luar Negeri

Ardian Hafidz Annafi, siswa SMA asal Boyolali, Jawa Tengah, yang memantapkan pilihannya di University of British Columbia.Ardian Hafidz Annafi, siswa SMA asal Boyolali, Jawa Tengah, yang memantapkan pilihannya di University of British Columbia. Foto: Dok Ardian Hafidz Annafi

Siswa SMA Pradita Dirgantara Ardian Hafidz Annafiditerima di 7 kampus top luar negeri yang tersebar di Kanada, Selandia Baru, dan Australia, di samping PTN Universitas Diponegoro. Masing-masing menempati peringkat top 100 dan top 200 dunia versi QS World University Rankings (WUR).

LoA yang diterima Ardian yakni dari University of Toronto (peringkat 26 dunia), University of British Columbia (peringkat 46 dunia), The University of Western Australia (peringkat 93 dunia), Wageningen University (peringkat 123 dunia), University of Otago dan Curtin University (keduanya peringkat 194 dunia), dan Victoria University of Wellington (peringkat 236 dunia).

Ardian menuturkan, ia memaksimalkan jam pelajaran untuk menyerap materi. Di luar kelas, ia mengikuti ekstrakurikuler Kompetisi Sains Nasional (KSN) Ilmu Kebumian yang bermuara pada lomba KSN sambil tetap mencari hiburan dari novel di perpustakaan. Setelah menyeriusi ekskulnya di kelas 11, Ardian meraih perunggu di KSN Ilmu Kebumian.

Baginya, fasilitas dan lingkungan belajar di sekolah juga mendukungnya belajar dan mengembangkan diri. Dengan seleksi ketat, Ardian dan kawan-kawan angkatan kedua di sekolahnya tersebut mendapat gratis biaya pendidikan, Macbook Air, asrama, laundry, dan makan.

Di samping itu, SMA Pradita Dirgantara menerapkan kurikulum Integrated Contextual Learning Program yang Kurikulum 2013, kurikulum International Baccalaureate, adaptasi Cambridge, kurikulum untuk olimpiade nasional, dan program-program Sustainable Development Goals (SDGs).

Setelah rampung semua materi pelajaran di kelas 10 dan 11, Ardian dan kawan-kawannya menjalani program persiapan lanjut pendidikan tinggi di kelas 12. Setelah proses belajar persiapan ujian, konseling prodi tujuan, pembuatan esai, persiapan bahasa, hingga beasiswa persiapan dari BIM Kemdikbud, pendaftaran Ardian membuahkan hasil di 7 kampus tujuan.

Ardian menuturkan, ia lalu memilih University of British Columbia program Bachelor of Science karena minatnya di bidang geologi. Kendati University of Toronto secara keseluruhan menurutnya lebih bergengsi, ia mantap memilih UBC karena ranking bidang geologi di UoT lebih rendah.

"Setelah saya cari-cari, saya memutuskan buat ke UBC, soalnya UBC itu punya research unit di bidang mineral yang baguslah daripada di UoT," kata siswa usia 18 tahun tersebut.

3. Luvena: Siswi MAN yang Dapat Beasiswa Penerbangan Sipil di Rusia

Luvena Penerima Beasiswa RusiaLuvena, penerima beasiswa pemerintah Rusia. Foto: Kemenag

Siswa MAN Insan Cendekia Jambi Luvena Lutfiana berhasil mendapatkan beasiswa dari pemerintah Rusia. Di Moscow State Technical University of Civil Aviation (MSTUCA) Rusia, kampusnya, Luvena akan kuliah di jurusan penerbangan sipil.

Kampus MSTUCA Rusia adalah kampus kenamaan Rusia yang melatih spesialis penerbangan sipil. Agar dapat studi dengan beasiswa, Luvena bercerita, dirinya mengikuti rangkaian seleksi beasiswa pemerintahan Rusia yang terbuka untuk jenjang S1 hingga S3.

Ia menuturkan, tes beasiswa pemerintah Rusia terdiri atas tes tulis hingga wawancara pada akhir Januari 2022.

"Pendaftarannya bulan September tahun kemarin, terus ada tes tertulis sekali. Setelah itu, wawancara di akhir Januari dan pengumuman kelulusan pertengahan Februari kemarin," ujar Luvena, dikutip dari laman Kemenag, Sabtu (21/5/2022).

Saat mendaftar, Luvena harus memilih enam kampus tujuan dengan jurusan yang sama. Ia bersyukur karena diterima pada pilihan pertama.

Di Rusia, Luvena akan menjalani 1 tahun program bahasa Rusia di fakultas persiapan Pod Gotivitelny Fakultet (Podfak) yang wajib bagi mahasiswa internasional dan 4 tahun kuliah.

Selanjutnya Thalita, diterima di 7 kampus luar negeri>>

4. Thalita: Siswa SMA diterima di 7 Kampus Luar Negeri

Siswa SMA Cikal Amri Setu Jakarta Timur ini berhasil diterima di 10 kampus dalam dan luar negeriSiswa SMA Cikal Amri Setu Jakarta Timur ini berhasil diterima di 10 kampus dalam dan luar negeri Foto: Doc. cikal.co.id

Siswa SMA Cikal Amri Setu, Thalita Nadira Izza Senen, diterima di di 10 kampus dalam dan luar negeri.

Izza menuturkan, ia mendapati minatnya ketika menginjak kelas 9 SMP di Cikal. Saat itu, ada program sains yang membahas mengenai mekanisme tubuh manusia yang kemudian membuatnya melakukan refleksi mendalam.

"Badan manusia mirip seperti sekelompok manusia. Satu manusia tidak bisa dibandingkan dengan 10 manusia dalam segi kekuatan maupun segi kreatif. Hal tersebut memicu perhatian aku dalam mempunyai karier di bidang IPA," ungkap Izza dikutip dari laman resmi Sekolah Cikal.

Berbekal minatnya di bidang ilmu sains itu, Izza berhasil diterima di kampus berikut:

  1. Fakultas Ilmu Kedokteran Kelas Internasional, Universitas Indonesia
  2. Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Atmajaya
  3. Program Ilmu Biomedis, Indonesia International Institute for Life-Sciences (I3L)
  4. School of Science, Hong Kong University of Science and Technology, dengan beasiswa University Admissions Scholarship Scheme for IB Diploma Holders
  5. Biomedical Science, University of Warwick, United Kingdom
  6. Biomedical Science, The University of Sheffield, United Kingdom
  7. Biomedical Science, The University of Manchester, United Kingdom
  8. Biomedical Science, Queen's University Belfast, United Kingdom
  9. Bachelor of Science, The University of British Columbia, Canada dengan beasiswa International Major Entrance Scholarship (IMES)
  10. Biomedical Science, University of York, United Kingdom

Izza menuturkan, dirinya mengikuti tes minat bakat dan karier Strong Test yang dihadirkan oleh sekolahnya pada kelas 10. Saat itu, ia diberi rekomendasi prodi dan pekerjaan yang sesuai kesukaan. Sekolah Cikal lalu memberi pendampingan lanjutan melalui konselor untuk rekomendasi program studi.

"Pendampingan Sekolah Cikal dalam memberikan rekomendasi program membantuku agar bisa mempunyai kualifikasi tepat untuk kuliah diluarnegeri. Kebetulan rekomendasi program studi dari Sekolah Cikal menjadi program studi yang aku harus jalani untuk bisa masuk dan menjadi konsiderasi bagi kuliah dalam program biomedicine," katanya.

Ia menuturkan, dia dan konselornya saling aktif utuk progres pendidikan, pilihan kuliah, dan prioritas kuliahnya.

"Setelah aku sudah mendaftarkan diri ke semua kampus yang aku inginkan, aku mengalami kesulitan dalam memilih prioritas kampus. Dengan bantuan konselor, aku membuat daftar dan dapat berdiskusi bersamanya untuk mendapatkan kesimpulan yang baik dan sesuai," kata Izza.

Izza mengatakan, ia juga bergabung dalam komunitas atau agen beasiswa untuk referensi universitas terbaik di luar negeri. Berbekal informasi tersebut, ia melakukan aplikasi dan admisi mandiri.

Selanjutnya Hilman, siswa MAN yang diterima di NTU, Singapura dan UBC Kanada>>


5. Hilman: Siswa MAN Diterima di Kampus Singapura dan Kanada

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota MalangMadrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Malang. Foto: Muhammad Aminudin

Siswa MAN 2 Kota Malang Hilman Agung Saputra diterima dua kampus top dunia versi THE dan QS World University Rankings 2022, yaitu di program Bachelor of Science, University of British Columbia, Vancouver (UBC), Kanada dan program Environmental Earth Systems Science, Nanyang Technological University (NTU) Singapura.

Sebelumnya pada 2021, Hilman berkesempatan untuk mendapat dukungan persiapan di beasiswa persiapan Beasiswa Indonesia Maju (BIM). Beasiswa persiapan BIM merupakan program bagi siswa berprestasi ajang-ajang talenta nasional yang dilaksanakan Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kemdikbud.

Di samping aktif mengikuti kompetisi, Hilman juga mengabdi untuk sekolah melalui program pembinaan intensif. Dikutip dari laman Kemenag, ia dikenal tekun dan mampu belajar secara mandiri untuk meningkatkan kemampuan.

"Alhamdulillah berhasil lolos dan melanjutkan langkah dengan mendaftarkan diri ke kampus-kampus yang diinginkan, dan akhirnya saya dinyatakan diterima di kampus Kanada dan Singapura," tuturnya.

6. Araminta: Siswa MAN yang Lolos Kampus Inggris dan Malaysia

Siswi MAN 1 Yogyakarta Lolos Seleksi di 2 Kampus Luar NegeriAraminta, siswa MAN 1 Yogyakarta diterima di 2 kampus luar negeri. Foto: Dok. Kemenag

Siswa MAN 1 Yogyakarta Araminta Vania Saraswati berhasil diterima di University of Manchester, United Kingdom dan Monash University Malaysia. Anggota kelompok Olimpiade Biologi di MAN 1 Yogyakarta ini menuturkan, ia memilih kampus University of Manchester di program Bachelor of Biomedical Science karena tertarik penelitian bidang kesehatan.

Araminta mengatakan, bekal ilmu pengetahuan dari sekolah dan kemampuan bahasa adalah resep dasar lolos di kedua kampus tersebut.

"Jika tertarik untuk keluarnegeri, mulai sekarang juga belajar bahasa akan digunakan di negara yang ingin dituju," kata Araminta, seperti dikutip dari laman Kemenag.

Sebelumnya, Araminta juga sempat mengikuti pertukaran pelajar Bina Antarbudaya (AFS) dan Kementerian Pendidikan, Budaya, Olahraga, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Jepang (MEXT) selama enam bulan.

"Saya bertemu orang-orang luar biasa yang memberi saya pengalaman tak terlupakan," cerita Araminta.


Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads