Kisah Siswa MAN IC yang Lolos di 2 Kampus Australia, Cuma Selang 2 Hari!

ADVERTISEMENT

Kisah Siswa MAN IC yang Lolos di 2 Kampus Australia, Cuma Selang 2 Hari!

Rahma Indina Harbani - detikEdu
Sabtu, 05 Mar 2022 19:00 WIB
Muhammad Fawwaz Farhan Farabi, lulusan MAN IC Serpong tahun 2022
Muhammad Fawwaz Farhan Farabi, lulusan MAN IC Serpong tahun 2022 yang diterima di 2 perguruan tinggi asal Australia sekaligus. (Dok. Kemenag)
Jakarta -

Tidak hanya meraih peringkat 2 se-Indonesia dari daftar 1.000 sekolah terbaik yang dirilis Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) tahun 2021 lalu, MAN Insan Cendekia (MAN IC) Serpong kembali unjuk prestasi lewat lulusannya. Seperti, Muhammad Fawwaz Farhan Farabi, yang berhasil diterima oleh dua perguruan tinggi di Australia.

Fawwaz, begitu ia disapa, menerima surat elektronik (surel) penerimaan masuk di kedua perguruan tinggi asal Negeri Kangguru tersebut hanya berselang dua hari saja. Kedua kampus yang dimaksud adalah The University Adelaide dan Monash University.

"Pada 28 Februari lalu, Fawwaz menerima surat Offer of Admission dari The University Adelaide. Selang beberapa hari kemudian, tepatnya 2 Maret 2022, Fawwaz menerima surel dari Monash University, yang isinya persetujuan penerimaan mahasiswa internasional," tulis keterangan dari laman Kementerian Agama (Kemenag), dikutip Sabtu (5/3/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di antara kedua kampus yang memberi kesempatannya untuk belajar di sana, Fawwaz kemudian memilih Monash University untuk melanjutkan studinya. Terlebih, siswa kelahiran Jakarta ini mengaku, Monash University sudah menjadi impiannya sejak dulu.

Selain itu, Monash University memiliki lingkungan yang diakui Fawwaz dapat mendukung studinya. "Lingkungannya yang inklusif, research projects, international exchanges, dan fasilitasnya yang modern membuat saya merasa lingkungannya sangat mendukung pendidikan saya," kata dia.

ADVERTISEMENT

"Terlebih letaknya di kota Melbourne, memiliki budaya yang khas dan juga peluang kerja yang banyak," imbuh dia lagi.

Di Monash University, siswa yang mengambil jurusan Bachelor of Arts ini sudah mengantongi sejumlah 'uang saku' yang didapatnya dari Monash University sebesar 8.000 AUD atau Rp 84,8 juta. Sekaligus beasiswa sebesar 2.500 AUD yang setara dengan Rp 26,5 juta dari Victoria Government Scholarship.

Resep Fawwaz lolos di 2 perguruan tinggi asal Australia

Lelaki yang bercita-cita untuk terjun di pemerintahan ini membagikan bocoran sebelum dirinya mendaftar di sejumlah perguruan tinggi luar negeri. Mulanya, kata Fawwaz, ia dan teman-temannya merencanakan berkuliah di luar negeri sejak awal kelas 12.

Fawwaz bersama teman-temannya itu kemudian membentuk kelompok. Kelompok inilah nantinya dijadikan sebagai wadah mereka untuk berbagi informasi seputar kampus yang hendak dituju.

"Di MAN Insan Cendekia Serpong yang tertarik untuk study abroad (kuliah di luar negeri) membuat grup dan mulai research (riset) serta berbagi informasi tentang calon-calon kampus yang dituju, salah satunya Australia," tutur siswa kelahiran 3 Februari 2004 ini.

Di samping itu, Fawwaz dan teman satu kelompoknya rutin mencari informasi kampus yang diidamkan mereka melalui laman resminya. Tidak lupa rutin memantau sejumlah akun media sosial yang kerap membagikan informasi kuliah di luar negeri.

Berkat itu pula, Fawwaz kemudian memilih salah satu akun media sosial tersebut untuk melakukan konsultasi. Hingga anak dari pasangan Dr. H. Suwendi dan Dr. Hj. Mesraini ini mantap memilih 4 perguruan tinggi di Australia.

"Dibantu dengan konsultan dari ican education, akhirnya saya mencoba untuk mendaftarkan diri di 4 universitas di Australia, yaitu di Monash University, University of Adelaide, University of New South Wales, dan Royal Melbourne Institute of Technology," cerita dia.

Fawwaz mengaku hanya membutuhkan nilai IELTS, rapor, dan essay untuk proses pendaftaran. Berjarak 1-2 minggu dari pendaftaran, Fawwaz kemudian menerima offering letter (surat penerimaan) dari University of Adelaide dan Monash University yang hanya berselang 2 hari tersebut.

Sebagai penutup, Fawwaz berpesan pada seluruh siswa di Indonesia agar tidak pernah takut untuk bermimpi. "Mimpi yang tinggi agar jatuh bersama bintang," katanya.

Di sisi lain, mimpi juga harus diiringi dengan target dan langkah konkret yang dilakukan perlahan-lahan. "Mulai research, gali potensi diri, dan latih kemampuan kita, terlebih kemampuan berbahasa asing. Dan ingat, uang bukan alasan kita untuk berhenti mewujudkan mimpi kita. Akan ada jalan bagi orang-orang yang berusaha," tandasnya.




(rah/nwy)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads