Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto pastikan dana penelitian atau riset akan cair lebih cepat ke masing-masing kampus. Ia menyampaikan dana ini akan dicairkan pada 1 Februari 2026.
"Tahun depan, 1 Februari kita rencanakan 1 Februari semua dana penelitian sudah di kampus masing-masing," tutur Brian.
Hal itu disampaikannya dalam acara Peluncuran Program Riset Prioritas Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan Tahun Anggaran 2026, di Graha Diktisaintek Gedung D Lantai 2, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (21/10/2025).
Brian menjelaskan, percepatan pencairan dana riset ini merupakan langkah perbaikan berdasarkan pengalamannya saat masih menjadi peneliti di kampus. Dulu, kata dia, dana penelitian biasanya baru cair pada bulan Agustus di tahun yang sama, sehingga waktu pelaksanaan riset menjadi sangat terbatas.
"Saya dulu rajin meneliti, jadi saya tahu betul kalau bulan Agustus (dana penelitian) baru cair kepala pusing betul. Agustus cair, pertengahan Agustus sudah monev (monitoring dan evaluasi) dan kita sibuk nyari kwitansi. Jadi Bapak/Ibu kita ingin lebih dahulu, lebih cepat," urai Brian.
Kucurkan Dana Lebih dari Rp 3 T
Brian menyebut, total dana untuk penelitian yang dikucurkan Kemdiktisaintek pada 2026 lebih dari Rp 3 triliun. Rp 2,5 triliun diantaranya ditujukan untuk program riset prioritas.
"Ini keberpihakan pemerintah, konsisten tahun ini juga lebih dari Rp 2,5 triliun (untuk program riset prioritas) kira-kira ya. Itu di luar yang (program riset) strategis ya, ada lagi yang strategis," jelas Brian.
Dengan anggaran yang tersedia, Brian mengimbau para peneliti di perguruan tinggi untuk memanfaatkannya sebaik mungkin. Ia tak menampik dana riset masih terbatas, tapi optimistis kampus memiliki kemampuan untuk berinovasi dan mengatasinya.
Lebih jauh, Brian juga memberi semangat kepada dosen yang belum berhasil mendapatkan pendanaan penelitian agar tidak patah arang. Ia menuturkan, sebelum berhasil memperoleh pendanaan riset, dirinya pun sempat gagal hingga tiga kali.
"Saya juga dulu 3 tahun berturut-turut, di awal saya jadi dosen itu nggak dapet. Masukin proposal nggak diterima Bapak-Ibu sekalian. Jadi kalau yang masih baru 2 kali, 2 tahun nggak dapet, 3 tahun nggak dapet itu sama kaya saya," ceritanya.
Ia berpesan agar para peneliti tidak merasa minder jika mendapatkan pendanaan penelitian karena dinilai "dikasihani" oleh reviewer. Brian mengakui, pengalaman serupa juga pernah ia alami sebelum menjabat sebagai menteri.
"Mungkin dulu saya dapet juga karena kasihan. Ini dosen baru muda, masih semangat, udah masukin 3 kali. Nggak dapet-dapet, udah kasih aja deh, Rp 75 juta aja kasih. Dulu saya dapet (dana penelitian) inget Rp 75 atau Rp 50 juta gitu," katanya.
"Tahun 2006-2007, 2010 saya baru dapet pertama kali. Masukin lagi nggak dapet, masukin nggak apa-apa, kasihan nggak apa-apa. Yang penting kita dapet kan ya. Jadi jangan mudah menyerah," tandasnya.
Kemdiktisaintek baru saja meluncurkan program penelitian riset prioritas. Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan, Fauzan Adziman menyebut Kemdiktisaintek memulai agar riset di 2026 berbasis dari pemecahan masalah dengan harapan riset bisa berdampak.
Pada tujuan jangka panjang, kampus diharapkan bisa menjadi simbol pertumbuhan ekonomi. Pelaksanaan program riset prioritas akan dilakukan menggunakan dana APBN Kemdiktisaintek 2026 dan sosialisasi lebih lengkap akan disampaikan dalam kurun waktu 2 minggu ke depan.
Simak Video "Video: Kampus Diminta Kerja Sama Riset dengan Industri"
(det/pal)