BEM Undip Ikut Keluar dari BEM SI Kerakyatan, Singgung Rebutan Jabatan!

ADVERTISEMENT

BEM Undip Ikut Keluar dari BEM SI Kerakyatan, Singgung Rebutan Jabatan!

Fahri Zulfikar - detikEdu
Rabu, 23 Jul 2025 12:30 WIB
Kampus Undip
Foto: Laman Resmi Undip/Kampus Undip
Jakarta -

Setelah BEM KM UGM pamit dari Aliansi BEM SI Kerakyatan pada Jumat (18/7/2025) lalu, BEM Undip menyusul pada Minggu (20/7/2025). Dalam pernyataan resminya, BEM Undip memilih sikap untuk tidak bergabung dengan BEM SI, usai Munas XVIII di Padang.

"Usai melakukan musyawarah dengan Aliansi BEM se-Undip, merespons dinamika yang jauh dari semangat persatuan dan integritas gerakan, BEM Universitas Diponegoro mengambil sikap untuk tidak bergabung kepada Aliansi BEM SI serta Aliansi Nasional manapun," tulis BEM Undip dalam akun resminya @bemundip, seperti dikutip Rabu (23/7/2025).

Ada Ketidakselarasan dengan BEM SI

Ketua BEM Undip 2025, Aufa Atha Ariq Aoraqi, mengatakan, alasan kuat BEM Undip keluar dari aliansi karena adanya ketidakselarasan. Selain itu, ia merasa ada perbedaan arah gerak antara BEM Undip dengan BEM SI.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"BEM SI nyatanya sama saja menjadi wadah culasnya mahasiswa dalam meraih jabatan," kata Ariq, saat dihubungi detikEdu, Selasa (22/7/2025), ditulis Rabu (23/7/2025).

Apa yang disampaikan Ariq yaitu terkait kericuhan yang terjadi di Musyawarah Nasional (Munas) XVIII di Padang pada 13-19 Juli 2025. Saat ditanya apa yang menyebabkan kericuhan di Munas, Ariq menyebut soal jabatan.

ADVERTISEMENT

"Kericuhan karena rebutan posisi jabatan," lanjutnya.

Kehadiran Pejabat di Munas

Untuk diketahui bahwa BEM SI Kerakyatan merupakan salah satu aliansi BEM di Indonesia. Bedanya dengan aliansi lain, BEM SI Kerakyatan mencakup lebih banyak kampus-kampus di Indonesia.

Sebelumnya, keluarnya BEM UGM yang disusul BEM Undip dari BEM SI tengah menjadi isu hangat di kalangan gerakan mahasiswa. BEM UGM keluar karena alasan dua alasan utama yaitu adanya rebutan jabatan di BEM SI yang menimbulkan korban luka dan kehadiran pejabat-politikus di Munas, yang dinilai mencederai integritas pergerakan.

Ketua BEM Undip menyatakan hal yang serupa. Menurutnya, adanya pejabat di forum gerakan mahasiswa, menunjukkan indikasi tertentu.

"⁠Tentu kami melihat dengan adanya pejabat yang diundang, kami boleh skeptis bahwa hari ini BEM SI dekat dengan kekuasaan," ujar Ariq.

Dalam pandangan BEM Undip, BEM yang dekat dengan kekuasaan, dikhawatirkan akan melunturkan sebuah gerakan mahasiswa.

"Rentan luntur ideal-nya gerakan mahasiswa (jika dekat dengan kekuasaan)," imbuhnya.

Respons BEM SI Kerakyatan

Atas kondisi yang terjadi, BEM SI Kerakyatan menghormati keputusan yang diambil oleh beberapa kampus yang memilih untuk keluar dari aliansi. Bagi mereka, masuk dan keluarnya anggota dari Aliansi BEM SI bukan hal baru, dan telah terjadi berulang kali sepanjang sejarah aliansi.

"Kami menghormati keputusan kawan-kawan yang memilih jalan berbeda. Dalam perjuangan mahasiswa, perbedaan pandangan adalah hal yang lumrah," tulis BEM SI Kerakyatan melalui keterangan tertulisnya, Selasa (22/7/2025).

BEM SI menggarisbawahi untuk tidak mengglorifikasi narasi yang berkembang, terutama ketika peristiwa di Munas. Terlebih dengan framing yang cenderung tendensius dan menyesatkan.

Dalam keterangannya, Aliansi BEM SI Kerakyatan menjelaskan akan tetap konsisten berdiri bersama rakyat.

"Kami menjunjung tinggi nilai-nilai perjuangan kerakyatan: meaningful participation, inklusivitas, kesetaraan, dan keberpihakan pada yang tertindas," lanjutnya.

"BEM SI Kerakyatan akan terus membuka ruang konsolidasi, bukan provokasi. Kami tidak ingin peristiwa ini dijadikan celah oleh pihak-pihak yang selama ini berupaya memecah belah kekuatan mahasiswa. Kami mengajak semua pihak untuk tetap objektif, kritis, dan bijak dalam membaca dinamika yang ada," tulis BEM SI Kerakyatan.




(faz/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads