Ramai BEM UGM dan Undip Keluar dari BEM SI, Ini Sikap BEM ITS

Ramai BEM UGM dan Undip Keluar dari BEM SI, Ini Sikap BEM ITS

Aprilia Devi - detikJatim
Rabu, 23 Jul 2025 21:10 WIB
Maraknya deforestasi mengakibatkan banyak hutan di Indonesia mengalami kerusakan. Sejalan dengan itu, Indonesia memperingati 10 Januari sebagai Gerakan
Sejuta Pohon Sedunia.
Foto: Istimewa (dok.BEM ITS)
Surabaya -

Ramai menjadi perbincangan BEM KM UGM yang pamit dari Aliansi BEM SI Kerakyatan pada Jumat (18/7) lalu, disusul oleh BEM Undip pada Minggu (20/7) usai Munas XVIII di Padang. Sementara itu, BEM ITS memilih mengambil sikap proaktif.

Presiden BEM ITS Jinan Elvaretta Aqilah Setyabudi menjelaskan bahwa ada alasan kenapa pihaknya memilih tetap tergabung dalam BEM SI Kerakyatan.

"BEM ITS tetap berkomitmen untuk terlibat secara proaktif dalam kepengurusan BEM Seluruh Indonesia, hal itu berdasarkan mandat yang telah diberikan oleh KM ITS," jelas Jinan saat dikonfirmasi detikJatim, Rabu (23/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sisi lain, Jinan juga mengungkapkan bahwa dalam pelaksanaan Munas di Padang, ada sejumlah dinamika yang terjadi. Hal itu memicu BEM ITS mundur dari pencalonan kepengurusan di BEM SI Kerakyatan.

"BEM ITS memutuskan untuk tidak melanjutkan upaya pencalonan pada posisi Koordinator Isu Teknologi dan Informasi. Keputusan ini diambil berdasarkan keyakinan adanya perbedaan idealisme yang mendasar," tegasnya.

ADVERTISEMENT

Namun dirinya memastikan bahwa BEM ITS akan tetap memberikan kontribusi dalam pengawalan berbagai isu dari tingkat regional hingga nasional.

"Kami akan tetap memberikan kontribusi nyata dalam pengawalan isu, koordinasi, dan komunikasi di tingkat daerah, regional, hingga nasional melalui berbagai kementerian dalam BEM ITS," pungkasnya.

Dilansir detikEdu BEM SI Kerakyatan menghormati keputusan yang diambil oleh beberapa kampus yang memilih untuk keluar dari aliansi. Masuk dan keluarnya anggota dari Aliansi BEM SI disebut bukan hal yang baru terjadi.

"Kami menghormati keputusan kawan-kawan yang memilih jalan berbeda. Dalam perjuangan mahasiswa, perbedaan pandangan adalah hal yang lumrah," tulis BEM SI Kerakyatan melalui keterangan tertulisnya, Selasa (22/7/2025).

BEM SI juga menggarisbawahi untuk tidak mengglorifikasi narasi yang berkembang, terutama ketika peristiwa di Munas. Terlebih dengan framing yang cenderung tendensius dan menyesatkan.




(auh/abq)


Hide Ads