Sementara itu, Nadya Putri Kurniasari menjelaskan, perakitan alat ini diawali dari membuat script Arduino uno dengan pemograman proteus yang dibuat pada perangkat PC.
"Setelah script dibuat, upload sistem ke Arduino uno dengan menggunakan kabel data," kata Nadya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian membuat rangkaian kabel sesuai dengan posisi pemograman yang telah dibuat. Pasangkan kabel panel surya pada baterai. "Daya baterai akan mengaktifkan Arduino uno yang di program juga akan membangkitkan daya pada servo," ungkapnya.
Sementara itu, Sherly Hariyanti memaparkan cara kerja alat ini. Pertama, panel surya akan menangkap sinar matahari yang menjadi alat utama pengisian pada baterai yang akan menjadi sumber tegangan pada arduino dan servo.
"Ketika tombol ON dinyalakan, arduino akan menggerakkan servo yang telah di program," ujar Sherly.
Servo kemudian akan menggerakkan tali yang sudah terpasang pada sawah dengan diberi sebuah lonceng. Dari gerakan tali tersebut akan menghasilkan sebuah suara yang akan membuat burung pergi.
"Alat ini membantu para petani agar mudah dalam mengusir hama burung dengan tidak memerlukan tenaga dan waktu berlebih," urainya.
Sherly menambahkan pembuatan alat ini membutuhkan dana sekitar Rp 2,6 juta. Anggaran terbesar untuk pembelian panel surya dan adaptornya.
Sekadar informasi, karya mahasiswa UNY ini berhasil meraih penghargaan International Invention Competition for Young Moslem Scientists 2021 di Bandung belum lama ini. Pembuatan alat ini juga sesuai dengan agenda pembangunan berkelanjutan UNY dalam bidang pendidikan berkualitas dan ketahanan pangan untuk mengakhiri kelaparan.
(nwy/nwy)