Studi Ungkap Asal Asteroid yang Bikin Punah Dinosaurus, Benarkah dari Luar Tata Surya?

ADVERTISEMENT

Studi Ungkap Asal Asteroid yang Bikin Punah Dinosaurus, Benarkah dari Luar Tata Surya?

Devita Savitri - detikEdu
Selasa, 27 Agu 2024 20:30 WIB
Setiap 30 Juni, PBB memperingati Hari Asteroid Internasional. Peringatan ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat dunia tentang asteroid dan dampaknya.
Ilustrasi asteroid. Foto: detikcom/NASA
Jakarta -

Sekitar 66 juta tahun yang lalu sebuah asteroid dengan diameter sekitar enam mil (sekitar 6,6 km) jatuh di lepas pantai Semenanjung Yucatan, Meksiko. Asteroid itu kemudian dinamakan Chicxulub berdasarkan nama wilayah setempat.

Asteroid Chicxulub menyebabkan tsunami dahsyat di seluruh lautan dan gempa bumi di seluruh benua Amerika. Dampaknya sangat menakutkan.

Lebih dari 27 triliun ton material terlempar ke udara, sebagian besar berupa debu dan abu panas. Beberapa puing bahkan terlempar ke luar bumi dan jatuh kembali berbentuk bola api karena terbakar di atmosfer.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bola api yang jatuh ini menghancurkan sekitar 70 persen hutan di bumi. Tidak berhenti di situ, sulfur yang dilepaskan ke udara menyebabkan suhu di seluruh dunia anjlok.

Sedangkan debu juga terperangkap di udara dalam jangka waktu yang lama, menghalangi sinar matahari, membunuh banyak tanaman, yang akhirnya memutus rantai makanan.

ADVERTISEMENT

Karena kejadian itu, enam puluh persen spesies di bumi termasuk semua dinosaurus non-unggas punah. Kejadian ini juga menandakan bila era Mesozoikum telah berakhir.

Namun sebenarnya dari mana asteroid Chicxulub berasal? Bukan dari dalam tata surya, para peneliti memperkirakan asteroid ini datang dari tempat yang lebih jauh.

Asal Chicxulub

Untuk mengetahui dari mana asal asteroid Chicxulub para peneliti menelusuri jejak kehadirannya. Ahli geokimia, Mario Fischer-Godde bersama timnya berpendapat bahwa dampak jatuhnya asteroid Chicxulub ke bumi sangat besar.

Sehingga ada dua kemungkinan terkait dari mana asteroid ini berasal. Baik dalam tata surya ataupun luar tata surya. Begini penjelasannya dikutip dari Mental Floss.

1. Luar Tata Surya

Diketahui, asteroid Chicxulub memiliki ciri kimia yang khas yakni pita batuan tunggal tebal dengan lapisan iridium. Ciri kimia ini ditemukan di berbagai situs batas Cretaceous-Paleogene (K-Pg) seperti tebing putih di Denmark atau gua di dekat Carapace, Spanyol.

Fischer-Godde menemukan tanda-tanda material di dua situs batas K-Pg ini cocok dengan bahan dua meteorit karbon. Menariknya meteorit karbon jarang jatuh ke bumi.

Meteorit ini merupakan salah satu objek tertua di tata surya terbuat dari bahan purba yang terbentuk jauh dari matahari bahkan melewati orbit Jupiter.

Diperkirakan hanya 3 persen meteorit yang pernah sampai ke bumi dan ditemukan mengandung karbon. Temuan ini mengakibatkan peneliti berpendapat bila asteroid Chicxulub bukan dari tata surya.

Terlebih mereka membandingkan material di situs K-Pg dengan situs tumbukan asteroid lain dari dalam bumi. Hasilnya tidak ada kecocokan. Sehingga dengan bukti ini para ilmuwan menyimpulkan kemungkinan Chicxulub berasal dari tata surya.

2. Dalam Tata Surya

Namun, ada temuan lain dari asteroid Chicxulub. Di lokasi tumbukan lainnya dijelaskan Chicxulub kemungkingkinan berasal dari asteroid silika.

Bahan ini bisa ditemukan di sabuk asteroid bagian dalam tata surya, antara orbit mars dan jupiter. Secara kimiawi asteroid ini lebih umum dan tidak berbeda dengan batuan yang bisa ditemukan di bumi.

Pendapat ini penting karena sebelumnya beberapa hipotesis menyebutkan kepunahan dinosaurus dan hadirnya batas K-Pg terjadi karena letusan gunung berapi. Tepatnya di Deccan Trap, India.

Jika memang demikian, para peneliti berteori unsur di batas K-Pg akan cocok dengan lapisan-lapisan batuan bumi yang terlontar oleh gunung berapi tersebut. Letusan ini akhirnya bisa menjadi faktor penyebab kepunahan dinosaurus.

Karena pada dasarnya asteroid seperti planet. Letaknya bisa diprediksi karena ikut mengelilingi matahari sebagai pusat tata surya.

Tetapi benda ini bisa tertarik gravitasi objek lain, seperti planet yang menyebabkan mereka keluar jalur. Tampaknya hal ini terjadi pada 66 juta tahun lalu pada asteroid Chicxulub.




(det/nwy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads