Ngalam Mbois: 4 Mahasiswa UB Bikin Alat Deteksi Bakteri E Coli di Makanan

Ngalam Mbois: 4 Mahasiswa UB Bikin Alat Deteksi Bakteri E Coli di Makanan

M Bagus Ibrahim - detikJatim
Senin, 02 Sep 2024 11:53 WIB
Mahasiswa UB bikin alat deteksi bakteri e coli pada makanan
Mahasiswa UB bikin alat deteksi bakteri e coli pada makanan/Foto: Dokumen UB
Malang -

Bakteri Escherichia coli (E coli) merupakan bakteri patogen yang sering ditemukan pada makanan dan dapat menyebabkan keracunan serius hingga kematian. Melihat persoalan ini, mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) menciptakan alat pendeteksi bakteri E coli pada makanan.

Alat yang diklaim bisa digunakan secara praktis itu dibuat oleh empat mahasiswa Fakultas Teknik UB. Mereka adalah Yusuf Yuaniar (Teknik Elektro), M Fakhri Aminullah (Teknik Elektro), Raihan Pratama (Perencanaan Wilayah dan Kota), serta terakhir Rachma Febiana (Teknologi Informasi).

Ketua Tim Yusuf Yuaniar menyampaikan, berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), setiap tahunnya tercatat ada ribuan kasus keracunan makanan di Indonesia, yang sebagian besar disebabkan oleh bakteri E coli.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Harapannya, alat yang diberi nama STOOD ini dapat membantu menurunkan angka kematian akibat keracunan makanan di Indonesia.

ADVERTISEMENT
Mahasiswa UB bikin alat deteksi bakteri e coli pada makananMahasiswa UB bikin alat deteksi bakteri e coli pada makanan Foto: Dokumen UB

"Alat yang kami ciptakan ini menggunakan teknologi sensor canggih yang dapat mendeteksi adanya bakteri E coli dalam waktu singkat, hanya dalam hitungan menit," ujarnya, Senin (2/9/2024).

Yusuf mengatakan, alat ini dirancang dengan sederhana sehingga bisa digunakan oleh masyarakat umum, terutama di industri makanan skala kecil dan menengah. Dengan penggunaan yang mudah harapannya bisa membantu proses pengujian keamanan pangan kedepannya.

STOOD ini memiliki bentuk kotak yang mudah digenggam dan dibawa kemanapun. STOOD akan mendeteksi bakteri E. coli pada makanan, yang hasilnya akan ditampilkan pada layar LCD, sehingga pengguna dapat mengetahui dengan cepat kelayakan makanan tersebut.

STOOD menggunakan baterai Li-ion 18650 yang memiliki daya 13.000 mAh yang dapat bertahan sehari penuh dan dapat diisi ulang dayanya ketika habis.

"Dengan harga yang terjangkau, STOOD mampu menekan jumlah angka kematian akibat keracunan makanan oleh bakteri E coli di Indonesia," tambahnya.

Alat deteksi E coli buatan mahasiswa UB ini telah menjalani uji coba dan validasi di laboratorium kesehatan di Indonesia. Hasilnya menunjukkan tingkat keakuratan yang tinggi.

Di bawah bimbingan dosen Eka Maulana, inovasi mereka berhasil lolos pendanaan Kemdibdudristek dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Kewirausahaan.

Tim mahasiswa berencana untuk segera memasarkan alat ini secara komersial agar dapat segera digunakan oleh industri makanan di seluruh Indonesia.




(irb/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads