Pengalaman Kamalia dan Alfiah, Belajar Manajemen Bencana di Kampus Jepang

ADVERTISEMENT

Pengalaman Kamalia dan Alfiah, Belajar Manajemen Bencana di Kampus Jepang

Devita Savitri - detikEdu
Rabu, 05 Jun 2024 16:30 WIB
Dua mahasiswa UIN Jakarta belajar tentang manajemen bencana di kampus top Jepang.
Dua mahasiswa UIN Jakarta belajar tentang manajemen bencana di kampus top Jepang. Foto: dok. UIN Jakarta
Jakarta -

Berada di rangkaian Ring of Fire, Indonesia menjadi negara yang rawan dilanda bencana alam, terutama gempa Bumi. Untuk itu, Indonesia membutuhkan banyak ahli di bidang manajemen bencana agar bisa mengurangi dampak buruknya.

Sayangnya, manajemen bencana masih belum optimal diterapkan di Indonesia. Perguruan tinggi RI pun masih sedikit yang memiliki program studi (prodi) manajemen bencana, baik ditingkat sarjana ataupun pascasarjana.

Di Indonesia, prodi S1 manajemen bencana antara lain dibuka di Universitas Budi Luhur (UBL) dan Universitas Muhammadiyah Aceh (Unmuha). Sedangkan prodi pascasarjana manajemen bencana ditawarkan di Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Airlangga (Unair), Universitas Pembangunan Negara Veteran Yogyakarta (UPNVY), dan Universitas Pertahanan RI (Unhan).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, Jepang yang juga negara di barisan Ring of Fire menawarkan prodi manajemen bencana bagi mahasiswa internasionalnya. Pengalaman studi berharga di Jepang ini dirasakan dua mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Kamalia Nur Aghnia dan Alfiah Roua Al Multazam.

Keduanya diberi kesempatan untuk belajar manajemen bencana langsung di Tohoku University, Jepang melalui program International Student Mobility. Kamalia dan Alfiah juga belajar bersama dengan mahasiswa internasional lainnya, yakni dari Mesir, Meksiko, dan Prancis.

ADVERTISEMENT

Belajar di Kampus Top Manajemen Bencana

Tohoku University sendiri diketahui menjadi salah satu kampus terbaik di Jepang. Terletak di Sendai, Prefektur Miyagi, di timur laut Jepang, Tohoku University dikenal sebagai kampus yang memiliki pengalaman dalam pembelajaran manajemen bencana.

Kamalia diketahui mempelajari Disaster Public Health di bawah bimbingan Profesor Kuriyama. Sedangkan Alfiah mempelajari International Cooperation for Disaster Medicine di bawah bimbingan Profesor Shinichi Egama MD PhD FACS.

Pembelajaran berlangsung dua pekan mulai pertengahan hingga akhir Mei 2024 lalu. Meski sebentar, banyak ilmu yang diserap menurut Kamalia dan Alfiah. Beberapa topik perkuliahan yang didapatkan di antaranya world life expectation and public health, Japan disaster management oleh Prof Hiroyuki MD PhD dan Park Hyejeong PhD RN serta human security global oleh Prof Nakamura.

Berbagai aspek kebencanaan menurutnya dibahas sejelas mungkin, termasuk masalah kebersihan lingkungan dan toilet pada masa bencana. Topik ini dinilai sangat penting, terutama dalam mencegah penyakit menular selama bencana.

Kamalia dan Alfiah bercerita, perkuliahan tidak hanya berlangsung di kelas, tetapi banyak dengan metode Focus Group Discussion (FGD) dengan rumah sakit dan palang merah setempat hingga field trip. Proses pembelajaran field trip berlangsung dengan kunjungan ke Earthquake Disaster Countermeasure Expo, International Cooperation Disaster Medicine, Natori Shinsai (Earthquake Disaster) Memorial Park, dan juga Natory City Earthquake Reconstruction Tradition Center.

Di akhir program, Kamalia dan Alfiah mengikuti farewell party dengan Dekan Fakultas Kedokteran Tohoku University, Naoto Ishii MD PhD. Melalui pengalaman berharga ini, keduanya mengungkapkan rasa syukur dan berterima kasih dengan pihak kampus.

"Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan maupun Rektor UIN Syarif Hidayatullah atas kesempatan baik yang telah diberikan dan berharap kegiatan International Student Mobility ini terus diadakan di tahun-tahun mendatang," ujar Kamalia dikutip dari laman resmi UIN Jakarta, Rabu (5/6/2024).

Bagi keduanya, International Student Mobility Program ke Tohoku University memberikan pengalaman yang sangat berharga. Terlebih topik pembelajaran ini menurutnya mampu meningkatkan perspektif global mereka, khususnya tentang kebencanaan, mengingat Indonesia sebagai negara yang rawan akan hal ini.




(det/twu)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads