Pada wisuda Universitas Gadjah Mada (UGM) yang digelar Rabu (22/5/2024) lalu, ada wisudawan kembar yang kompak lulus bersama. Mereka adalah Sherlina Oktavian Putri dan Sherlita Oktavian Putri.
Hal yang menjadi sorotan selain kekompakan bisa kuliah hingga lulus bersama adalah mereka mendapat predikat cum laude. IPK mereka pun tak jauh berbeda yakni 3,79 (Sherlina) dan 3,80 (Sherlita).
Walau ujungnya mereka bisa wisuda dalam waktu yang sama, Sherlina mengaku ia dan saudara kembarnya tak pernah merencanakan itu. Menurutnya, sang dosen telah memberi kesempatan Sherlina dan saudaranya bisa lulus tepat waktu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami tidak merencanakan untuk lulus bersamaan, hal tersebut kami dapatkan karena Dosen Pembimbing Skripsi kami yang sangat membantu dan membimbing dalam penulisan naskah skripsi," kata Sherlina dalam laman UGM, dilansir Selasa (4/6/2024).
Sekolah hingga Kuliah di Tempat yang Sama
Tak hanya wajah mereka yang sama, Sherlina dan Sherlita selalu menjalani pendidikan di sekolah yang sama. Mulai dari SD hingga kuliah di jurusan yang sama.
Keduanya masuk prodi Biologi UGM pada tahun 2020. Menurut Sherlina dan Sherlita, mereka memang punya minat terhadap biologi sejak SMA.
"Kebetulan kami dulu SMA masuk pada jurusan IPA dan cukup menyukai pelajaran Biologi. Kami ingin masuk Biologi UGM karena merupakan salah satu Prodi terbaik di Indonesia, dan dukungan orangtua kami mendorong kami untuk memilih prodi tersebut," ucap Sherlina.
Cerita Selama Kuliah
Sherlina kemudian menceritakan pengalamannya yang sering terjadi pada masa kuliah. Terkadang banyak dosen yang salah menyapa dirinya karena mengira Sherlita, begitu pun sebaliknya.
"Sering kali dosen maupun teman kesulitan membedakan kami ketika kami datang bersama. Sebenarnya kami kembar biasa, tidak begitu identik, masih mudah untuk membedakan kami," kata Sherlita.
Dua wanita asal Magetan ini mengaku bersyukur karena bisa menghadapi semua urusan selama kuliah bersama-sama. Mereka tinggal di satu kos sehingga selalu saling menyemangati.
"Kami tinggal 1 kos. Kami biasanya saling berbagi informasi terkait mata kuliah dikarenakan ada beberapa mata kuliah yang kami beda kelas," katanya.
Meski selalu kompak. tapi semuanya tak selalu berjalan demikian. Contohnya pada saat ujian skripsi, kedua tak bisa bersama karena salah satu masih menunggu hasil penelitian laboratorium.
"Hanya menunggu hasil lab yang cukup lama yaitu 40 hari baru keluar hasilnya. Untuk ujian skripsi kami hanya beda 1 bulan," terangnya.
Minat yang sama juga ditunjukkan keduanya lewat topik penelitian yang diambil. Penelitian Sherlina memiliki judul "Pemanfaatan Kayu Apu (Pistia stratiotes L.) sebagai Agen Fitoremediasi Logam Berat Kromium (Cr) pada Air Limbah IPAL Sewon, Bantul" sedangkan milik Sherlita Pemanfaatan Eceng Gondok (Eichhornia crassipes (Mart.) Solms) Sebagai Agen Fitoremediasi Timbal (Pb) pada Air Limbah IPAL Sewon, Bantul, Yogyakarta".
"Kami sangat merasa senang bisa menamatkan pendidikan S1 di salah satu Universitas terbaik di Indonesia. Pendidikan S1 Biologi menjadikan kami memiliki beberapa peluang besar bagi karier kami ke depannya," katanya.
(cyu/nwy)