Waduh, Peneliti Temukan Banyak Jurnal Akademis yang Ternyata Ditulis ChatGPT

ADVERTISEMENT

Waduh, Peneliti Temukan Banyak Jurnal Akademis yang Ternyata Ditulis ChatGPT

Nikita Rosa - detikEdu
Jumat, 22 Mar 2024 19:30 WIB
Sejak dirilis untuk publik pada akhir tahun silam, ChatGPT langsung populer. Hal ini karena dianggap ChatGPT merupakan program kecerdasan buatan yang takjub.
Banyak Jurnal Akademis Ditulis ChatGPT. (Foto: Mateusz Slodkowski/Getty Images)
Jakarta -

Dunia akademis dilanda skandal seminggu ini lantar penemuan jurnal akademis yang ditulis oleh ChatGPT. Tak hanya satu, tapi lebih dari 100 jurnal yang kemungkinan besar ditulis atau setidaknya sebagian oleh chatbot AI itu.

Para peneliti menduga 'kebobolan' ini akibat lemahnya atau tidak adanya proses peer-review dalam jurnal. Banyak dari makalah ini diterbitkan di jurnal ilmiah yang tidak jelas, tetapi ilmuwan berpendapat jika berita tentang penipuan ilmiah semacam ini dapat merusak kepercayaan publik terhadap sains.

Jurnal Palsu

Jika mencari 'Pada pembaruan pengetahuan terakhir saya' di Google Cendekia, alat pencarian Google untuk dunia akademis, alam ditemukan 115 hasil. Frasa ini, yang pada hari selanjutnya memberikan 188 hasil, sering digunakan oleh bot untuk memberi tahu pengguna seberapa terkini informasinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Frasa tersebut ditemukan dalam jurnal-jurnal yang mencakup topik seperti cedera tulang belakang, teknologi baterai, pengobatan pedesaan, infeksi bakteri, cryptocurrency, kesejahteraan anak-anak, dan bahkan kecerdasan buatan, seperti ditulis oleh Daily Mail

Beberapa dari jurnal ini tampak sah, sedangkan jurnal lainnya hampir tidak dapat dipahami: 'Edukasi Pendidikan Global dan Advokasi Pendidikan Internasional' adalah salah satu contoh judul yang dianggap 'kacau.

ADVERTISEMENT

Tekanan Akademis

Selain fakta bahwa menggunakan ChatGPT itu mudah, tekanan profesional adalah alasan utama hal ini terjadi. Peneliti menghadapi tekanan besar dari universitas mereka untuk menerbitkan jurnal, karena jurnal merupakan salah satu cara utama evaluasi ilmuwan untuk mendapatkan pekerjaan baru atau menerima promosi.

Biasanya proses penerbitan jurnal akademis bereputasi memakan waktu lama, melibatkan tinjauan sejawat oleh ilmuwan lain dan sering kali diikuti dengan beberapa putaran revisi.

Para ilmuwan bahkan mungkin perlu melakukan eksperimen tambahan untuk memenuhi permintaan editor dan reviewer jurnal.

Proses ini bisa memakan waktu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun, tergantung perubahan apa yang diperlukan. Namun secara umum, hasil akhirnya adalah sebuah karya solid yang telah diteliti, dipoles, dan disempurnakan.




(nir/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads