Peneliti NASA Temukan Lebih Banyak Komet Gelap di Tata Surya

ADVERTISEMENT

Peneliti NASA Temukan Lebih Banyak Komet Gelap di Tata Surya

Hani Muthmainnah - detikEdu
Minggu, 15 Des 2024 20:00 WIB
A green comet named Comet C/2022 E3 (ZTF), which last passed by our planet about 50,000 years ago, is seen from the Pico de las Nieves, in the island of Gran Canaria, Spain, February 1, 2023. REUTERS/Borja Suarez      TPX IMAGES OF THE DAY
Ilustrasi komet. Foto: (Reuters/Borja Suarez)
Jakarta -

Para peneliti NASA baru-baru ini mengumumkan penemuan tujuh komet gelap baru. Penemuan komet-komet ini diketahui menambah jumlah komet-komet gelap di tata surya kita.

Kini penemuan ini telah dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Science pada Senin, 9 Desember 2024.

Apa Itu Komet Gelap?

Komet gelap adalah objek yang tampak seperti asteroid, tetapi bergerak di angkasa dengan perilaku khas komet. Komet-komet ini pertama kali dilaporkan sekitar dua tahun lalu, dengan total penemuan sebanyak enam komet.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kini, dengan tujuh penemuan baru, komet gelap terbagi menjadi dua kategori utama berdasarkan ukuran dan orbit mereka. Temuan ini menimbulkan pertanyaan mengenai asal-usul dan perilaku objek langit yang tidak biasa ini.

Sejarah Penemuan Komet Gelap

Komet gelap pertama kali menarik perhatian para ilmuwan pada Maret 2016 ketika para peneliti mengamati penyimpangan pada lintasan asteroid 2003 RM. Perubahan kecil pada orbitnya tidak dapat dijelaskan dengan percepatan asteroid biasa, misalnya akselerasi kecil "efek Yarkovsky".

ADVERTISEMENT

"Ketika Anda melihat gangguan semacam itu pada objek angkasa, biasanya itu berarti adalah komet dengan material volatil yang keluar dari permukaannya sehingga memberikan sedikit daya dorong," kata davide Farnocchia, rekan penulis studi dari Laboratorium Propulsi Jet NASA, dikutip dari NASA.

Meskipun tidak ada ekor komet yang terdeteksi, penyimpangan tersebut menunjukkan 2003 RM memiliki karakteristik komet. Namun, para peneliti kesulitan mengidentifikasi objek ini lebih lanjut hingga penemuan objek luar tata surya pertama, 1I/2017 UI ('Oumuamua) pada tahun 2017.

Objek ini juga menunjukkan perilaku serupa, yaitu pergeseran lintasan yang dapat disebabkan oleh gas yang keluar meskipun tidak ada ekor komet yang terlihat.

Dua Jenis Komet Gelap

Dalam penelitian terbaru, peneliti mulai menemukan pola yang lebih jelas mengenai komet gelap.

"Kami memiliki jumlah komet gelap yang cukup banyak sehingga kami dapat mulai bertanya apakah ada sesuatu yang dapat membedakannya," ujar Darryl Seligman, peneliti pasca doktoral di Universitas Negeri Michigan dan penulis utama studi ini.

Dengan menganalisis orbit dan albedo (reflektivitas) komet gelap, peneliti mengidentifikasi dua jenis komet gelap:

1. Komet Gelap Luar

Komet ini memiliki karakteristik serupa dengan komet keluarga Jupiter. Mereka memiliki orbit yang sangat eksentrik (berbentuk elips) dan berukuran besar. Sering kali mencapai ratusan meter atau lebih.

2. Komet Gelap Dalam

Komet ini lebih kecil, dengan ukuran puluhan meter atau kurang dan bergerak dalam orbit yang lebih hampir melingkar di tata surya bagian dalam (antara Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars).

Penemuan ini menimbulkan pertanyaan baru tentang asal-usul komet gelap. Dari mana mereka berasal? Mengapa mereka menunjukkan percepatan yang tidak normal? Apakah komet gelap mengandung es, seperti komet lainnya.

Seligman menyebutkan bahwa komet gelap mungkin menjadi sumber material yang penting bagi pengembangan kehidupan di Bumi.

"Komet gelap merupakan sumber potensial baru yang telah mengirimkan material ke Bumi yang diperlukan untuk mengembangkan kehidupan," ungkapnya.

Dengan mempelajari lebih lanjut tentang komet gelap, para ilmuwan berharap dapat memahami lebih baik peran mereka dalam sejarah planet kita.




(nah/nah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads