Sebelum meraih beasiswa di kampus tersebut, Nur juga merupakan awardee Australia Awards Scholarship. Dia meraih gelar magister bidang electrical and electronics engineering di Victoria University, Melbourne.
Meski beberapa kampus bergengsi global pernah dia jajaki, siapa sangka Nur pernah bernasib IPK nilai satu koma alias nasakom. Masa-masa berat dalam pendidikan tinggi pernah dia jalani saat menempuh jenjang sarjana di Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang.
IPK 1,9
Semasa jenjang sarjana, Nur beberapa kali memperoleh nilai rendah dan bahkan sempat memperoleh IPK 1,9.
"Itu di semester awal kuliah, tapi saya tidak menyerah dan hingga akhirnya berhasil lulus sejak itu saya bertekad untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi," ungkap Nur, dikutip dari unggahan Vokasi Kemdikbud.
Setelah lulus dari Teknik Elektro ITN Malang, Nur merasa terpanggil untuk terus mengasah pengetahuannya. Pada 2008 dia memutuskan melanjutkan jenjang S2 di luar negeri.
"Pendidikan di luar negeri itu memberikan pengalaman yang berharga dan wawasan yang lebih luas dalam bidang teknik elektro. Di samping itu, kita juga belajar untuk beradaptasi dengan lingkungan dan budaya baru, yang membantu membentuk saya menjadi individu yang lebih terbuka dan berpengetahuan," jelasnya.
Lalu sejak 2021 lalu Nur mulai mengejar gelar PhD di University of Nottingham. Keputusannya kuliah di Inggris tidak hanya dikarenakan reputasi global sistem pendidikan di Inggris, melainkan juga kesempatan untuk terlibat dalam lingkungan akademik yang kompetitif dan kolaboratif.
"Inggris, sebagai tempat berdirinya beberapa universitas paling prestisius di dunia menawarkan sumber daya akademik dan fasilitas penelitian yang unggul, seperti yang ditawarkan oleh pusat riset, seperti PEMC (Power Electronics, Machines Centre)," kata Nur.
Baginya, melanjutkan studi S3 di sana adalah peluang untuk melakukan penelitian yang relevan dengan industri dan berkontribusi pada pengembangan teknologi grid forming (GFM) converter dalam konteks integrasi sumber daya berbasis inverter (Inverter-Based Resources-IBR) dalam jaringan listrik.
Selama kuliah di Inggris, Nur terlibat dalam berbagai kegiatan di luar akademik, termasuk sebagai reviewer untuk jurnal dan konferensi terkemuka, serta aktif dalam organisasi masyarakat. Semangatnya untuk berkontribusi bagi masyarakat tercermin melalui keterlibatannya dalam pengurus Ikatan Sarjana NU (ISNU Jatim) Bidang Pendidikan dan Profesi.
Pernah Jadi Dosen Terbaik
Sebelum bergabung dengan Politeknik Negeri Madiun, Nur pernah meniti karier profesional sebagai general manager di sebuah perusahaan bergengsi di Jakarta. Panggilan untuk berkontribusi pada pendidikan tinggi di Indonesia mendorong Nur bergabung dengan PNM.
Nur pernah menjadi Dosen Terbaik 1 Pilihan Mahasiswa Prodi Teknik Listrik PNM pada 2018 lalu. Dia juga pernah memperoleh penghargaan dari luar negeri, salah satunya Performance Audit in Technology Basis for Government Internal Auditor Awardee di Auckland, New Zealand.
(nah/nwk)