Dapat merampungkan kuliah dengan cepat disamping punya kesibukan kerja adalah kepuasan tersendiri dan prestasi bagi seseorang. Termasuk dirasakan juga oleh Dr Arbania Fitriani, S Psi M Si CHt.
Perempuan yang akrab disapa Arfi tersebut baru saja lulus S3 dari program studi Kepemimpinan dan Inovasi Kebijakan, Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Kamis (24/10/2024) lalu.
Arfi merupakan seorang wanita karier. Ia adalah Direktur Stellar HR Consulting dan dosen di Universitas Esa Unggul. Selain itu, wanita berusia 40 tahun ini juga merupakan seorang Certified Hypnotherapist.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal yang menjadi apresiasi dari pihak kampus kepada Arfi adalah di tengah kesibukannya ia berhasil lulus hanya dalam waktu 2 tahun 6 bulan. Di mana rata-rata mahasiswa S3 di UGM lulus dalam waktu 5 tahun.
"Dalam waktu 2 tahun 5 bulan, saya sudah ujian tertutup dan ikut yudisium," ujarnya dilansir dari laman UGM, Jumat (25/10/2024).
Punya 3 Pekerjaan dan Tak Pernah Cuti
Meskipun sibuk sana-sini, Arfi mengaku tak pernah mengambil cuti selama kuliah S3 di UGM. Sehingga tak mudah bagi dirinya mengatur waktu antara bekerja sebagai dosen dan terapis.
"Selama kuliah, saya ini menjalani triple job sebagai direktur, dosen, dan terapis psikologi. Apalagi selama studi, saya nggak pernah cuti," katanya.
Salah satu tantangan yang Arfi dapati saat merampungkan S3-nya adalah penelitian disertasinya dianggap tak cocok untuk mahasiswa S3. Menurut dosen pembimbing, topik penelitiannya terlalu kompleks.
Akan tetapi, Arfi tak menghentikan langkahnya untuk terus mengulik disertasinya. Ia terus mencoba dan akhirnya bisa merampungkan kuliah lebih cepat dari kawan-kawannya.
"Pokoknya, kesibukan kerja bukan jadi halangan untuk kita lulus lebih cepat," katanya.
Adapun topik riset Arfi membahas soal prediktor keterikatan kerja. Ia memilih itu atas keresahannya terhadap peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengukur keterikatan kerja dan karyawannya.
Selama penelitian, ia menguji 14 koefisien jalur dan 15 variabel yang menghasilkan 9 hipotesis. Ia membahas faktor prediktor keterikatan utamanya pasca pandemi sehingga ia bisa membuat rekomendasi kebijakan bagi perusahaan BUMN.
Arfi bersyukur karena perjuangannya bisa membuahkan hasil yang baik. Ia berharap risetnya bisa bermanfaat bagi pengembangan sumber daya manusia di perusahaan BUMN.
Tips Lulus S3 Cepat ala Arfi
Kepada mahasiswa lain yang tengah berjuang untuk S3-nya, Arfi memberikan beberapa tips agar cepat lulus. Pertama, susunlah strategi menyusun proposal dan konsultasi kepada dosen sejak jauh hari.
Jadi saat saya masuk kuliah, proposalnya sudah siap," kata Arfi.
Dengan demikian, ia bisa melakukan sidang proposal saat semester 2. Agar lebih serius, Arfi juga kerap berkomunikasi dengan para promotor.
"Para promotor sangat membantu kecepatan lulus kita," katanya.
Kedua yang wajib dilakukan siapapun yang ingin lulus cepat menurutnya adalah disiplin. Selain itu, Arfi juga menganggap bahwa studinya adalah ibadah sehingga ia menjalani dengan lebih mudah.
"Jadi dengan kita menjadikan studi ini sebagai ibadah, saya merasa segala sesuatu dimudahkan jalannya," ungkapnya.
Setelah jadi doktor, Arfi berencana menekuni lebih dalam bidang psikologi industri dan psikometri. Dari hasil risetnya, Arfi melihat banyak perbedaan mencolok di sistem kerja sebuah perusahaan sebelum dan pasca pandemi.
Banyak hal yang menurutnya memengaruhi proses kerja karyawan saat ini. Menurutnya, pemimpin di perusahaan saat ini perlu self leadership yang baik untuk mendorong kemajuan perusahaan.
(cyu/nwy)