Pemilihan umum (Pemilu) 2024 telah usai diselenggarakan. Momen tersebut menyisakan banyak cerita bagi masyarakat, hingga warga Indonesia yang tengah di luar negeri, termasuk para peserta Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA).
Salah seorang awardee IISMA, Englandiva Akyla Maulita Hartono membagikan pengalamannya mengikuti Pemilu 2024 di Italia. Ia mengatakan untuk mengikuti Pemilu di luar negeri, ada beberapa hal yang harus diurus.
"Kami diminta untuk mengurus surat pindah memilih secara fisik dan diberikan kepada Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Roma," ujarnya, dikutip dari laman Kemdikbud RI, Selasa (20/2/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Butuh Waktu 5 Jam ke TPS
Englandiva menjalani IISMA di University of Pisa, sehingga jarak dari asrama ke tempat pemungutan suara (TPS) di Milan berjarak ratusan kilometer. Ia pun harus menempuh perjalanan selama 4-5 jam untuk sampai di TPS.
"Dari awal saya sudah ditempatkan di TPS 1, Milan. Jarak dari Pisa ke Milan menempuh sekitar kurang lebih 4-5 jam. Meski demikian, tempatnya tidak jauh dari stasiun kereta sehingga bisa berpartisipasi mengikuti pemilu di luar negeri dengan lancar. Saya senang karena dapat mendengar keramaian pesta demokrasi bersama orang-orang Indonesia yang kuantitasnya lebih banyak dibanding di Pisa," tuturnya.
Di balik perjuangan Englandiva menghabiskan waktu tersebut, ia mengatakan hal itu dilakukannya demi turut berkontribusi untuk kemajuan Indonesia.
"Sebagai Warga Negara Indonesia, saya sadar bahwa saya punya hak suara yang akan menentukan kemajuan dan kesejahteraan Indonesia dalam lima tahun ke depan," tambahnya.
Nyoblos Pakai Batik
Awardee IISMA di Italia lainnya yakni Richmond Faithful juga menceritakan suasana Pemilu di negeri tersebut. Menurut mahasiswa yang menempuh kuliah di University of Padua ini, Pemilu di Italia sangatlah menarik dan mengesankan.
"Yang menarik untuk aku adalah bisa mengikuti pemilu di one of world's fashion capital, Milan," ujar Richmond.
Richmond juga merasa terharu karena ia dan mahasiswa lainnya kompak mengenakan batik saat nyoblos. Hal itu mereka lakukan demi menunjukkan pakaian batik kepada warga negeri fashion tersebut.
"Aku dan teman-teman awardee IISMA yang memilih di Milan janjian untuk serentak menggunakan batik ketika pemilu, supaya dunia fashion bisa tahu kalau warisan budaya Indonesia juga bisa stylish and elegant. Aku pribadi terharu ternyata WNI di luar negeri sangat antusias menyukseskan dan berpartisipasi di dalam pemilu," katanya.
Sebagai informasi tambahan, Pemilu di luar negeri digelar lebih awal dari jadwal di Indonesia atau early vote yakni pada 11 Februari 2024. Hal ini tercantum dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 25 Tahun 2023 Pasal 5 ayat 4 yang berbunyi:
"Pemungutan suara bagi Warga Negara Indonesia yang berada di luar negeri dilakukan pada waktu yang sama atau waktu yang disesuaikan dengan waktu pemungutan suara di dalam negeri."
(cyu/pal)