Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik) Kemendikbudristek menyediakan jenis bantuan beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah bagi mahasiswa yang mempunyai keterbatasan finansial tetapi memiliki prestasi.
Salah satu penerima KIP Kuliah, Syahrizal menceritakan pengalamannya merasakan manfaat dari bantuan tersebut. Pasalnya, ia adalah anak yatim yang kini dinafkahi oleh seorang ibu yang merupakan janda pensiunan.
Mahasiswa Teknik Instrumentasi, Fakultas Vokasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ini tak menyangka bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Terlebih mengingat penghasilan sang ibu tak cukup untuk membiayainya kuliah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pekerjaan orang tua saya terutama ibu saya, karena ayah saya sudah meninggal saat saya ada di kandungan. Sehingga penghasilan ibu saya itu janda pensiunan yang mana untuk penghasilannya setiap bulan itu sekitar Rp 1,5 juta," ujar Syahrizal dalam cuplikan YouTube Puslapdik Kemdikbud RI, dikutip Sabtu (10/2/2024).
Kuliah untuk Membahagiakan Ibu
Motivasi besar Syahrizal untuk berangkat ke Surabaya dan mengenyam pendidikan di ITS adalah pesan ibu. Di tengah keterbatasan, sang ibu selalu memberinya nasihat untuk tidak menyerah dengan kondisinya saat ini.
"Yang membuat saya semangat untuk kuliah, saya selalu diwanti-wanti ibu saya untuk terus berjuang dan pantang menyerah karena memang tujuan saya sampai saat ini, itu untuk membahagiakan ibu saya," ujarnya.
Syahrizal mengaku bisa memperoleh bantuan KIP Kuliah berkat guru fisikanya saat SMK. Ia termasuk siswa berprestasi di kelasnya sehingga ditawari bantuan tersebut.
"Saya mendapatkan KIP Kuliah ini berawal dari saran guru fisika saya. Karena guru fisika saya juga mengetahui bagaimana latar belakang keluarga saya dan juga bagaimana selama saya sekolah di SMK karena saya juga bisa dikatakan berprestasi dan juga mendapatkan peringkat satu selama sekolah," ungkap Syahrizal.
Tak cuma ia pakai untuk kebutuhan kuliah, Syahrizal juga sering mengirimkan sebagian bantuan KIP Kuliah kepada sang ibu. Ia merasa bersyukur bantuan tersebut dapat meringankan beban ibunya.
"Dan saya biasa kirimkan untuk ibu saya yang ada di Tuban dan untuk biaya finansial selama perkuliahan ini, saya biasanya pergunakan untuk membeli buku dan juga untuk membeli alat-alat yang biasa saya gunakan untuk mengerjakan tugas selama perkuliahan," katanya.
Fokus Kuliah dan Aktif Lomba
Selama berkuliah, Syahrizal cukup aktif mengikuti perlombaan nasional maupun internasional. Sehingga ia punya sederet prestasi yang cukup bergengsi.
Ia pernah meraih juara 1 regional di bidang KRAI di Kontes Robot Indonesia, juga juara 1 nasional dan strategi terbaik untuk KRAI di Kontes Robot Indonesia.
Selain itu, pada 2022 ia berhasil mendapatkan gelar runner-up pada ajang Ahu Robocon dan penghargaan desain terbaik di ajang yang diselenggarakan di New Delhi, India tersebut.
"Terima kasih, saya ucapkan kepada Kemendikbudristek terutama Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik) karena dengan bantuan KIP Kuliah ini saya bisa berkuliah di ITS Surabaya," tuturnya.
(cyu/nwy)