Pada kesempatan ini, Unesa bekerja sama dengan dua perguruan tinggi Filipina yakni Far Eastern University (FEU) dan Bicol State College of Applied Science and Technology (Biscast). Seluruh program telah rampung sejak 12 Oktober 2023 untuk FEU dan 19 Oktober 2023 untuk Biscast.
Rayakan Hari Guru di Filipina
Salah satu peserta yakni Dara Widya Ningrum yang juga mahasiswa Prodi S1 Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Unesa ceritakan pengalamannya kala mengikuti program SEAMEO. Dara berkesempatan untuk mengajar selama satu bulan di kampus FEU Filipina.
Awalnya, ia mengaku tengah mengikuti PLP reguler. Namun, setelah mendapatkan informasi tentang program Sea Teacher, Dara memutuskan mendaftar dan mengikuti seleksi hingga lolos menjadi salah satu peserta program.
"Motivasi saya mengikuti program ini karena saya ingin ke luar negeri sekaligus belajar dan memperbanyak pengalaman. Saya berasal dari keluarga biasa, jadi tidak mungkin bisa ke luar negeri jika tidak mendapatkan beasiswa," ungkap Dara dikutip dari rilis di laman resmi Unesa, Selasa (21/11/2023).
Bicara tentang pengalaman, Dara mengaku mempelajari bahasa dan budaya baru. Sesama negara di Asia Tenggara, ia menemukan bila budaya Filipina dan Indonesia memiliki banyak kesamaan.
"Tetapi juga memiliki keunikannya tersendiri. Salah satunya adalah cara mereka menyapa orang asing atau menghormati seseorang dengan sebutan 'Po'," ungkapnya.
Tak hanya itu, mahasiswa di FEU juga ikut berkesempatan untuk merayakan Hari Guru atau Teacher's Day di Filipina. Menurut Hari Guru di Filipina dirayakan dengan sangat meriah oleh masyarakat setempat.
Tantangan Bagi Mahasiswa Muslim
Lain cerita dengan Asa Rahmanda Hakiki peserta yang menjalani program di Biscast. Mahasiswa Prodi S1 PG PAUD Unesa ini menyatakan program Sea Teacher sangatlah bermanfaat.
Terlebih bagi mahasiswa, karena mereka bisa merasakan sistem pendidikan di negara-negara ASEAN. Salah satu tantangan yang ia temukan ketika mengikuti program ini adalah budaya, makanan hingga bahasa.
"Sebagai negara yang dominan beragama Katolik, menu babi banyak ditemukan di Filipina, yang tentu menjadi tantangan bagi mahasiswa muslim," ungkapnya.
Dalam tantangan bahasa, warga Filipina disebut sering beralih ke bahasa lokal mereka meski umumnya berbahasa Inggris. Kini program telah usai, Asa mengaku masih terus berkomunikasi dengan kelompoknya melalui media sosial Facebook.
"Pengalaman ini memberikan wawasan baru dan berharga bagi mahasiswa tentang pendidikan dan budaya di negara ASEAN," tutupnya.
Diketahui, program Sea Teacher yang dijalankan SEAMEO menargetkan mahasiswa tahun terakhir dan mengambil mata kuliah PLP. Mahasiswa nantinya akan menjalani orientasi, diskusi dengan guru pamong, praktek mengajar,dan menuliskan pengalamannya di blog selama satu bulan.
Mahasiswa juga akan mengunjungi beberapa area bersejarah di negara tersebut dan mengikuti kegiatan sosial budaya yang diatur oleh kampus.
Tak hanya Unesa yang mengirimkan mahasiswanya ke Filipina, FEU dan Biscast juga mengirimkan mahasiswa untuk mengikuti program serupa di Indonesia.
(det/nwy)