Biasanya, pada acara JMFW, sederet desainer terkenal dari merek-merek ternama tanah air menjadi salah satu pusat perhatian. Sebab, di ajang tersebut koleksi-koleksi fesyen muslim terbaru dipamerkan.
Menariknya, pada tahun ini, karya-karya busana muslim itu turut diikuti dua belas satuan pendidikan vokasi di Indonesia. Salah satunya karya dari SMKN 3 Magelang, Jawa Tengah.
Busana yang Terinspirasi dari Getuk Tiga Warna
Tiga siswa Jurusan Tata Busana, SMKN 3 Magelang yakni Ana Setia Ayu, Intan Maghfiroh, dan Syakira Inez Syahda Ramadhani membuat sebuah desain busana yang terinspirasi dari getuk tiga warna yang merupakan makanan khas Magelang.
Getuk tiga warna merupakan makanan tradisional yang terbuat dari ketela. Sesuai dengan namanya, makanan ini memiliki tiga warna dengan salah satu warna khasnya yaitu pink.
Salah satu siswa Jurusan Tata Busana, SMKN 3 Magelang, Ana Setia Ayu, menjelaskan bahwa keindahan warna dari getuk tiga warna ini menjadi salah satu alasan mengapa mereka membuatnya menjadi sebuah busana.
"Jadi, awalnya kami tertarik dengan makanan khas tradisional Magelang. Dari proses pembuatannya saja sudah menarik perhatian karena harus ditumbuk dan utamanya karena warnanya sangat menarik," ucapnya dikutip dari laman Vokasi Kemdikbud.
Dalam JMFW 2024, para siswa menampilkan enam koleksi busana yang diberi nama d'JeLiPat. Busana ini termasuk dalam model 'feminim art of beat' karena untuk merepresentasikan kelembutan dan keenergikan seorang perempuan.
Mengerjakan Busana untuk JMFW Selama 2 Bulan
![]() |
Setelah desain lolos kurasi, para siswa SMKN 3 Magelang kemudian mengeksekusi menjadi sebuah busana.
Material utama yang digunakan untuk membuat busana tersebut ialah kain linen yang dikombinasikan dengan kain motif celup d'Jelipat yang menjadi produk unggulan SMKN 3 Magelang.
Siswa yang lainnya, Syakira, mengatakan total waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan enam baju untuk JMFW 2024 sekitar dua bulan.
Dalam prosesnya hingga menuju ajang fesyen muslim terbesar di Indonesia ini, mereka mengaku mendapatkan banyak pengalaman.
"Mental kami menjadi lebih terbentuk karena dalam situasi seperti ini pasti ada rasa yakin dan tidak yakinnya apalagi ini kerja tim di mana kita harus bisa menekan rasa ego dan harus bisa bekerja sama," ucap Syakira.
Sekolah Selalu Mendorong Siswa Berkembang
Sementara itu, guru Jurusan Tata Busana, SMKN 3 Magelang, Yuli Hastuti, menuturkan bahwa SMKN 3 Magelang baru pertama kali mengikuti JMFW.
Menurutnya, pihak sekolah selalu mendorong para siswa-siswi untuk bisa mengembangkan kualitas kompetensi diri demi masa depan siswa-siswi.
"Banyak event yang telah kita ikuti, kalau untuk JMFW ini kali pertama karena untuk lolos kurasinya saja sangat ketat. Siswa-siswi kami sangat senang dan semoga ini menjadi batu loncatan mereka untuk menghasilkan karya yang lebih," tutur Yuli.
(nwk/nwk)