Juarai Kompetisi Riset, 2 Siswa Ini Dapat Golden Tiket Masuk ITS

ADVERTISEMENT

Juarai Kompetisi Riset, 2 Siswa Ini Dapat Golden Tiket Masuk ITS

Cicin Yulianti - detikEdu
Selasa, 12 Sep 2023 14:30 WIB
Tim Riset MAN 1 Kudus juara I FSAD FAIR 2023 di ITS
Tim Riset MAN 1 Kudus juara I FSAD FAIR 2023 di ITS. Foto: Kemenag
Jakarta - Dua siswa MAN 1 Kudus mendapatkan golden tiket masuk Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) karena memenangkan lomba riset. Mereka adalah Itsna Aulia Dewi dan Sasta Nayma Tsabita.

Dilansir dari situs ITS, Itsna dan Sasta meraih juara 1 kompetisi Fakultas Sains dan Analitika Data (FSAD) FAIR 2023. Ajang tersebut merupakan lomba riset tahunan dari FSAD ITS.

Kedua siswa XI MIPA 8 MAN 1 Kudus tersebut memiliki judul riset "AERON TECH: Teknologi Kapal Pengangkut Sintesis Zeolit Gel dari Abu Blotong Tebu sebagai Filter Amonia pada Kolam Ikan Tawar".

Seleksi Kompetisi Ketat

Itsna menceritakan bahwa seleksi kompetisi FSAD FAIR 2023 cukup ketat untuk bisa mencapai babak final. Untuk menjadi juara, Itsna harus melewati beberapa tahap yakni Babak Penyisihan, Babak Semifinal, dan Babak Final.

Sasta mengatakan bahwa pada babak penyisihan, seleksi dilakukan sesuai dengan Extended Abstract. Peserta yang lolos tahap tersebut selanjutnya berhak maju ke tahap semifinal dengan mengirimkan full paper.

Setelah itu peserta yang lolos melaju ke babak final yang digelar pada 11 September 2023 di Menara Sains Lt. 1 ITS Surabaya. Pada tahap final, para peserta mempresentasikan karyanya.

Rangkaian babak penyisihan hingga semi final menurut Itsna digelar secara daring, sedangkan final dan pengumuman juara dilakukan secara luring.

Ide Berawal dari Masalah Limbah

Itsna dan Sasta mengaku bahwa asal mula mereka mengambil judul riset tersebut adalah karena melihat adanya limbah blotong tebu yang melimpah di Kabupaten Kudus. Di sana, limbah tersebut dikreasikan menjadi sumber silica yang bermanfaat untuk menyaring amonia dalam budidaya ikan.

"Silica dari limbah blotong tebu dapat menyerap amonia di budidaya perairan," kata Itsna.

Mereka berpikir bahwa blotong tebu mempunyai kemampuan adsorpsi paling lama 12 jam perendaman zeolit gel dengan amonia. Selain itu, blotong tebu bisa mengalami desorbsi pada waktu 16 jam.

Dengan begitu, Itsna dan Sasta membuat aplikasi bernama AERO yang fungsinya mengatur pergerakan koordinat atau waypoint tujuan yang ditentukan pada kapal yang luasnya 300 cm2. Pengaturan tersebut berlaku untuk satu kali angkut dan bisa membawa kurang lebih 50 buah zeolit gel.

Inovasi dari dua siswa tersebut disanjung langsung oleh Dekan FSAD ITS, Prof Hamzah Fansuri. Berkat karyanya, Itsna dan Sasta meraih golden tiket untuk bisa langsung masuk ke FSAD ITS.

Selaku guru pembimbing, Nurul Khotimah dan Arif Noor Adiyanto pun menyampaikan bentuk rasa bangga atas pencapaian siswa bimbingannya. Nurul dan Arid berharap riset tersebut bisa dikembangkan dan bermanfaat bagi masyarakat.

Selain itu, Nurul tengah mengupayakan hak paten dari karya siswa MAN 1 Kudus itu. Menurutnya, karya mereka perlu dilindungi.

"Hak paten dapat menjadi pelindung karya-karya siswanya," kata Nurul.


(cyu/nwy)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads