Tips Riset bagi Pemula dari Warek Unair, Salah Satu Peneliti Top Indonesia

ADVERTISEMENT

Tips Riset bagi Pemula dari Warek Unair, Salah Satu Peneliti Top Indonesia

Cicin Yulianti - detikEdu
Sabtu, 09 Sep 2023 13:00 WIB
ilustrasi riset
Ilustrasi penelitian Foto: thinkstock
Jakarta -

Penelitian adalah langkah penting dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan inovasi. Namun, menjadi seorang peneliti profesional bukanlah hal yang mudah. Peneliti harus kerja keras dengan terus-menerus belajar dan mengikuti perkembangan terbaru agar tetap relevan.

Hal tersebut diungkapkan Wakil Rektor Bidang Internasionalisasi, Digitalisasi, dan Informasi (IDI), Universitas Airlangga (Unair), Prof Muhammad Miftahussurur, dr, MKes, SpPD-KGEH, PhD, FINASIM.

Alumnus Program Doktor Oita University Jepang tersebut merupakan salah satu Top 100 Ilmuwan Indonesia bidang kesehatan. Ia berhasil meraih pencapaian tersebut berdasarkan produktivitas dan kualitas penelitian serta publikasi jurnal yang telah terakreditasi internasional.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia pun membagikan beberapa tips melakukan penelitian dan membuat jurnal ilmiah bagi peneliti pemula. Berikut beberapa tips bagi peneliti pemula menurut Prof Miftah dilansir dari laman Unair, Sabtu (9/9/2023).

Tips Melakukan Penelitian bagi Peneliti Pemula

1. Hadapi Tantangan yang Ada

Dalam melakukan penelitian, setiap orang akan menghadapi tantangan. Misalnya terkait akses dan fasilitas dalam menjangkau penelitian.

ADVERTISEMENT

"Tentu saja kesulitan ada, ya, dan lebih banyak dari pada kemudahannya. Utamanya dengan sistem grand atau pendanaan, di mana di Indonesia ini belum semapan di luar negeri, baik besar pendanaan maupun tata caranya," ujar Prof Miftah yang juga peneliti Departemen Kedokteran Lingkungan dan Preventif, Fakultas Kedokteran Oita University, Jepang.

2. Kenali Masalah Teknis

Selain itu, menurutnya tantangan lain yang tak kalah menyulitkan adalah masalah teknis. Ia mengatakan masalah teknis lebih banyak terjadi di Indonesia dibanding luar negeri. Terutama dalam mendapatkan alat dan fasilitas penelitian, pasti membutuhkan dana besar serta waktu yang tak singkat.

"Tentunya kesulitan teknis, ya. Di Indonesia ini kesulitan teknis lebih besar dibanding di luar negeri. Tidak semua yang kita peroleh di luar negeri itu bisa didapat dengan mudah di Indonesia. Tentunya ini menyulitkan dan menjadi tantangan bersama untuk memudahkan peneliti Indonesia berkiprah di kancah global," paparnya.

3. Lakukan Kolaborasi

Prof Miftah menuturkan bahwa saat ini, penelitian akan lebih mudah jika dilakukan dengan berkolaborasi. Selain itu, kualitas publikasi pun bisa lebih berkualitas.

"Saya rasa tidak ada superman, ya, di dunia ini. Jadi, untuk bisa terus menjalankan riset dan menghasilkan publikasi berkualitas, maka kita harus berjalan bersama. Di sini misalnya saya bisa menjalankan riset secara terus-menerus karena adanya tim riset yang kuat. Tanpa itu mungkin kita tidak bisa publikasi rutin setiap tahun," terangnya.

Lewat kolaborasi, peneliti bisa membagi tugas secara seimbang. Dengan begitu, penelitian akan berjalan lebih optimal.

"Misalnya jika kita memiliki grup riset, ada anggota yang lebih pintar menulis rencana keuangan, lalu ada yang memiliki kemampuan eksperimen lebih detail, dan lain-lain. Tentu semua itu jika dilakukan dengan bersamaan hasilnya akan lebih bagus," tuturnya.

4. Mengikuti Tren Penelitian Luar Negeri

Dengan mengikuti dan memantau tren penelitian para ahli di luar negeri, peneliti bisa termotivasi untuk meningkatkan kualitas dan kapasitasnya.

"Bukan berarti tren luar negeri lebih baik dari di Indonesia, tetapi memang center (pusat) di sana itu lebih mapan. Sehingga jika kita mengikuti tren itu dan mengikuti arus peneliti dunia, kita akan ikut terdorong untuk memperbaiki kualitas dan kapasitas," katanya.




(cyu/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads