Perseid adalah salah satu hujan meteor paling produktif, tahun ini langit sepertinya memiliki kondisi sempurna bagi kita untuk menyaksikan pertunjukan cahaya tersebut. Diperkirakan kita dapat menyaksikan 40 meteor per jam.
"Idealnya, orang di AS dapat mengharapkan untuk melihat sekitar 40 Perseid dalam satu jam menjelang fajar pada malam puncak. Itu sekitar satu setiap beberapa menit," ungkap Bill Cooke, yang memimpin Meteoroid Environment Office NASA.
"Namun, kami mengasumsikan Anda berada di pedesaan, jauh dari kota dan pinggiran kota," tambahnya.
Cara Terbaik Menyaksikan Perseid
Menurut Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), hujan meteor Perseid termasuk hujan meteor mayor. Di Indonesia, puncak hujan meteor Perseid pada tanggal 13 Agustus 2023 ini memiliki intensitas di Indonesia sebanyak 36 sampai 61 meteor per jam.
Dilansir dari Time and Date, berikut cara terbaik untuk menyaksikan meteor perseid:
1. Temukan tempat menonton terpencil saat langit gelap dan cerah, jauh dari lampu-lampu kota yang berpolusi cahaya.
2. Berikan sedikit waktu untuk membiarkan mata beradaptasi dengan kegelapan, jangan menggunakan layar ponsel. Kamu mungkin butuh waktu 15-20 menit untuk terbiasa dengan kegelapan.
3. Jangan lupa berpakaikan yang nyaman sesuai dengan kondisi cuaca, bawa selimut atau kursi yang nyaman untuk menonton meteor. Ingat menonton meteor ini butuh banyak kesabaran.
4. Berbaringlah di tempat kamu menonton dan lihat ke langit. Meteor-meteor ini berjalan dari rasi Perseus, yang muncul di arah timur laut, tetapi mereka bisa dilihat dari segala arah. Orang-orang di sisi lain khatulistiwa memiliki peluang lebih baik untuk melihat Delta Aquarids Selatan, meskipun puncaknya pada dua minggu yang lalu.
5. Jika cuaca tidak mendukung, kamu bisa menyaksikannya melalui Proyek Teleskop Virtual. UK Radio Astronomy Meteor Beacon juga memungkinkan untuk menonton dan mendengarkan meteor saat melintasi langit.
Sekilas tentang Hujan Meteor Perseid
Hujan meteor adalah fragmen tercecer dari komet atau asteroid yang tertinggal di lintasan Bumi saat ia bergerak dalam orbitnya. Benda asal hujan meteor ini adalah komet periodik Swift-Tuttle yang mengunjungi Tata Surya bagian dalam setiap 133 tahun.
Saat mendekati matahari, komet ini akan menguap, melepaskan puing-puingnya yang merupakan bagian dari ekornya yang panjang. Bagian komet ini yang melintasi lintasan Bumi akan menjadi hujan meteor Perseid.
Menariknya, Perseid menjadi satu-satunya hujan meteor yang dapat menunda peluncuran pesawat ulang-alik antariksa, seperti yang dikutip dari laman IFL Science.
Sekitar 30-an tahun yang lalu, ramalan cuaca menunjukkan hujan yang cukup deras sepanjang periode Perseid. Periode ini berawal dari tanggal 14 Juli dan berakhir pada 1 September.
Awalnya, pesawat antariksa direncanakan diluncurkan pada pertengahan Juli, bagian aktif Perseid menyebabkan peluncuran pesawat ditunda. Pesawat ulang-alik Discovery akhirnya diluncurkan pada 12 September 1993.
Bisa Mencapai 100 Meteor Per Jam
Pada tahun-tahun yang baik, tingkat per jam dari hujan meteor ini dapat mencapai 100 meteor per jam. Namun, pada tahun ini mungkin hujan meteor tidak mencapai angka tersebut, tetapi kita tetap dapat menyaksikan pertunjukan cahaya ini.
Jika kita melihat kilas balik pada tahun 2022, mungkin kita tidak bisa menyaksikan pertunjukan cahaya sebaik tahun ini. Hal tersebut disebabkan karena Bulan yang berada dalam fase bulan sabit yang menghilang, menghalangi pertunjukan ini.
Namun, NASA mengungkap orang-orang yang tinggal di Belahan Bumi Utara seharusnya dapat menyaksikan sekitar satu meteor setiap dua menit.
(nwk/nwk)