Pengakses situs Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sudah mencapai 200 juta pencarian per 11 Maret 2023 lalu. Sudah selevel dengan Oxford Dictionary.
"Pada 11 Maret pukul 10.20 WIB lalu, KBBI sudah mencapai 200 juta pencarian. Selang seminggu kemudian sudah 204 jutaan pencarian," ujar Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek (Badan Bahasa) Prof Endang Aminudin Aziz, MA, PhD.
Hal itu disampaikan Prof Aminudin dalam Diseminasi Pencanangan Tahun KBI XII di Hotel Borobudur, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Senin (20/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Situs KBBI sejak diluncurkan tahun 2016, mencapai 100 juta pencarian dalam waktu 4 tahun 3 bulan. Dipercepat sejak 2020 mengubah format dan tampilan dalam 2 tahun tambah 100 juta pencarian.
"Mungkin yang menyaingi hanya selevel Oxford Dictionary," jelas dia.
Namun Aminudin mendapati bahwa situs KBBI kerap diduplikasi. Banyak yang mirip-mirip situs KBBI.
"Yang saya amati ada yang mirip KBBI edisi 2, padahal untuk cetak saja sekarang sudah edisi kelima," tuturnya.
KBBI yang diampu Badan Bahasa adalah: https://kbbi.kemdikbud.go.id/. KBBI, menurutnya, selalu dimutakhirkan. Pada April 2023. ada 1.150 entri kata baru yang akan dimasukkan ke KBBI.
Meski memuat kata-kata baku, masukan entri kata di KBBI tidak kaku. Aminudin menjelaskan proses suatu kata masuk ke entri KBBI. Usulan kata itu bisa dari pakar bahasa atau masyarakat.
"Misal di KBBI sebelumnya tidak ada kata 'pelakor'. Kata ini usulan dari masyarakat. Bagaimana digunakan pengguna bahasa, dikit-dikit pelakor, dikit pelakor, apa sih pelakor itu? Akhirnya dimasukkan kata pelakor," imbuh dia.
Aminudin juga mencontohkan suatu media massa yang memakai kata 'resiliensi' ketimbang 'ketangguhan'. Pun dengan serapan-serapan dari bahasa daerah, semua diakomodasi. Untuk bahasa daerah juga terkait program revitalisasi bahasa daerah yang sedang dijalankan Badan Bahasa.
"Ada bahasa Indonesia yang tidak bisa mewakili suatu kejadian dan bahasa daerah biasanya punya, kami masukkan. Seperti dureng, bahasa Flores yang artinya hujan siang-malam terus menerus. Lalu 'lingko' itu dari bahasa Manggarai, sudah dipakai di Jakarta, JakLingko'," jelas dia.
Tentang perkamusan ini, Badan Bahasa juga akan menggelar Kelas Mahir Leksikografi Korpus pada September-Oktober yang juga merupakan rangkaian dari Kongres Bahasa Indonesia XII yang akan digelar Oktober 2023.
(nwk/nwy)