Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Drs Imam Budi Utomo MHum menegaskan bahasa Indonesia dan bahasa Melayu itu berbeda. Hal ini karena bahasa Indonesia sudah jauh melampaui bahasa Melayu.
"Sering didengungkan bahwa bahasa Indonesia itu bahasa Melayu. Kita (Badan Bahasa) mengatakan tidak (berbeda) karena bahasa Indonesia sudah jauh melampaui bahasa Melayu,"katanya kepada wartawan di The Sultan Hotel & Residence Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Sabtu (26/10/2024) ditulis Minggu (27/10/2024).
Satu perbedaan yang terlihat jelas dari keduanya yakni lantaran bahasa Indonesia diperkaya oleh bahasa daerah. Sampai saat ini, diketahui terdapat 718 bahasa daerah yang dimiliki bangsa Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seluruh bahasa daerah ini adalah sumber untuk memperkaya kosakata bahasa Indonesia. Setiap tahunnya, Badan Bahasa menargetkan 500-1000 kosa kata bahasa daerah bisa masuk ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dari setiap provinsinya.
Dari jumlah yang diserahkan pemerintah provinsi, ada berbagai tahapan yang harus dilalui sebuah kosa kata. Hingga akhirnya ia bisa terdapat di KBBI yang bisa diakses secara gratis dan daring melalui tautan https://kbbi.kemdikbud.go.id/.
"Melalui inventarisasi kosakata kemudian dilanjutkan dengan lokakarya kosakata bahasa daerah dan terakhir sidang komisi bahasa daerah untuk menentukan kosakata mana dari bahasa daerah itu yang masuk ke dalam KBBI," ujar Imam.
Target 200 Ribu Entri KBBI sampai Akhir Desember 2024
Sebelumnya sempat disebutkan bila bahasa Indonesia menjadi salah satu bahasa di dunia yang miskin kosa kata. Hal tersebut menurut Imam sah-sah saja, mengingat bahasa Indonesia baru diikrarkan pada momen Sumpah Pemuda pada tahun 1928.
Bila menghitung sejak saat itu, umur bahasa Indonesia memang baru menginjak 96 tahun. Meski begitu, pemerintah mengambil langkah serius terkait pengembangan bahasa Indonesia.
Sejak tahun 2024, badan bahasa terus melakukan upaya untuk memperkaya kosakata bahasa Indonesia menjadi 200 ribu entri. Upaya ini juga ditetapkan sebagai sebuah kebijakan nasional dengan dukungan anggaran sebesar Rp 14 miliar.
Kebijakan ini dilaksanakan secara masif dan radikal dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk leksikografer (ahli kamus) perguruan tinggi di dalam negeri hingga bantuan dari Oxford University dan Lexical Computing (Lexicom) dari Inggris. Hingga saat ini, entri bahasa Indonesia telah mencapai 180.000.
Badan bahasa menargetkan seluruh penambahan entri ini akan diselesaikan menjadi 200.000 entri menjelang akhir Desember 2024. Dari mana saja entri KBBI bisa dimasukkan?
Sumber Kosakata untuk KBBI
Imam menjelaskan ada 2 sumber kosakata untuk menambah entri KBBI. Salah satunya adalah bahasa daerah seperti yang dijelaskan di atas.
Sementara sumber satu lainnya yakni kosa kata bahasa asing. Kosa kata bahasa asing ini diterjemahkan dan dimodifikasi ke dalam bahasa Indonesia.
Jenis bahasa asing yang bisa diserap ke bahasa Indonesia yakni istilah-istilah bidang ilmu hingga taksonomi nama daerah, wilayah, dan negara. Seluruhnya akan disaring kembali hingga akhirnya bisa ditetapkan masuk ke dalam KBBI.
(det/faz)