Tim mahasiswa Surya University berhasil mencetak sejarah dengan meluncurkan Satelit Nano pertama Indonesia. Satelit bernama Surya Satellite-1 (SS-1) itu berhasil mengorbit di luar angkasa tepat pada pukul 15.03 WIB, Jumat (6/1).
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko menyampaikan rasa bangganya dengan pelepasan nano satelit Indonesia yang pertama kali mengorbit di luar angkasa.
"Sebagai Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, saya merasa sangat bangga dengan pencapaian luar biasa ini, dan saya mengucapkan selamat kepada Tim Satelit Surya-1 dari Surya University yang telah mewujudkan tonggak penting dalam pengembangan penelitian luar angkasa Indonesia," katanya dikutip dari laman resmi BRIN, Selasa (10/01/2022).
BRIN Tawarkan Beasiswa Riset S2-S3
Handoko mengatakan peluncuran SS-1 adalah pencapaian luar biasa dan menjadi sejarah bagi bangsa Indonesia.
Menurutnya, inisiatif dari para mahasiswa Surya University dalam mengembangkan nano satelit menjadi motivasi dan inspirasi bagi generasi muda Indonesia.
Maka dari itu, BRIN memberikan dukungan penuh melalui Deputi Bidang Sumber Daya Manusia Iptek (SDMI) dalam program pengembangan kapasitas sumber daya manusia melalui mobilitas periset.
"Saya harapkan ini bukan akhir, Tim SS-1 bisa terus melanjutkan proyek pengembangan satelit dan bisa melanjutkan studi S2 dan S3 melalui program beasiswa berbasis riset dari BRIN sebagai program pengembangan manajemen talenta nasional dalam bidang riset dan inovasi," jelasnya.
Dengan hadirnya para engineer muda ini, Handoko optimis terhadap perkembangan teknologi satelit di masa depan.
Terlebih BRIN juga tengah mengejar prospek dalam pengembangan banyak konstelasi satelit di masa depan, seperti pengamatan bumi atau konstelasi satelit IoT.
"Saya senang mengetahui bahwa kami masih memiliki banyak calon peneliti muda yang menjanjikan," ungkapnya.
Apresiasi Duta Besar Jepang
Pelepasan Surya Satellite-1 (SS-1) dari International Space Station (ISS) ini difasilitasi oleh Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) dan dilakukan secara hybrid dari Tsukuba Space Center, Jepang.
Dalam kesempatan ini, Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Kanasugi Kenji mengatakan pelepasan satelit SS-1 menjadi langkah besar bagi Indonesia.
"Saya juga ingin menyampaikan penghargaan kepada mahasiswa Universitas Surya, para ahli dari Organisasi Radio Amatir Indonesia, Inasa, dan Badan Riset dan Inovasi Nasional atas upaya mereka dalam merancang dan membangun satelit," ucapnya.
"Saya yakin penggelaran Satelit Surya-1 ke orbit akan memberikan kontribusi yang signifikan bagi perkembangan teknologi keantariksaan di Indonesia. Karena tahun 2023 menandai peringatan 65 tahun hubungan Jepang-Indonesia, saya berharap kerja sama R&D antara kedua negara akan semakin ditingkatkan, dan mendorong mahasiswa melakukan riset keantariksaan," imbuh Kenji.
Sementara itu, President Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA), Yamakawa Hiroshi menyampaikan ucapan selamat atas pelepasan Surya Satelit-1 ke orbit.
Dia mengaku senang telah menjadi bagian dari momen bersejarah bagi Indonesia. "Saya yakin dengan pelepasan satellite nano ini telah memberikan banyak keberanian dan harapan kepada masyarakat di Indonesia," ucapnya.
Hiroshi berharap satelit ini dapat menyelesaikan misinya dengan sukses. Selain itu, pihaknya juga berharap keberhasilan proyek ini akan semakin melibatkan lebih banyak lagi generasi muda Indonesia dalam aktivitas luar angkasanya.
"Saya harapkan JAXA dapat berkolaborasi kembali dengan para mahasiswa dari Indonesia ke depan," pungkasnya.
Simak Video "Kuwait Luncurkan Satelit Nano Pertamanya ke Luar Angkasa"
[Gambas:Video 20detik]
(faz/pal)