Sederet prestasi diborong pria bernama Ibnu Fari Nugroho. Ia mendapat IPK sempurna 4.00 sekaligus dinobatkan sebagai lulusan sarjana terbaik UM Surabaya. Tak hanya itu, ia juga diangkat sebagai kepala sekolah di usia 23 tahun.
Kisah perjalanan pendidikan Ibnu Fari ini bisa menjadi inspirasi bagi siapapun. Pria yang akrab disapa Ibnu ini adalah mahasiswa asli Kalimantan. Ia menempuh masa kuliah S1 di UM Surabaya.
Dikutip dari laman resmi UM Surabaya (30/20/2022) Ibnu yang mengambil jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG PAUD) ini tak menyangka dirinya bisa lulus dan mendapatkan gelar sebagai sarjana terbaik UM Surabaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Raih IPK Sempurna
Ibnu berhasil meraih IPK sempurna yakni 4.0. Ia sebenarnya tak pernah menargetkan dirinya meraih IPK sempurna namun semua berhasil diraih berkat kerja keras dan usahanya.
"Bersyukur saya bisa mewujudkannya, tapi untuk mendapatakan IPK sempurna 4.0 saya tidak pernah terpikirkan, karena target saya hanya cumlaude waktu itu," tutur Ibnu.
Dengan prestasi ini, Ibnu bisa membuat kedua orangtuanya merasa bangga. Ia juga mengaku senang karena bisa mengejar cita-cita sebagai seorang guru.
Inspirasi menjadi guru
Ibnu mengambil jurusan PG PAUD bukan tanpa alasan. Ia terinspirasi lewat lingkungan sekitarnya.
"Jadi kebetulan setelah saya lulus (SMA) tahun 2018, di depan rumah saya ada TK Aisyiyah Bustanul Athfal yang jumlah keseluruhan siswa hanya 18, dan semua gurunya belum ada yang sarjana. Semua guru disana adalah relawan dari PKK," terang Ibnu.
Lebih lanjut, Ibnu menjelaskan dirinya sempat ikut mengajar di TK ini selama satu bulan. Proses dan media pembelajaran yang diberikan Ibnu dianggap menarik sehingga para orang tua meminta Ibnu untuk terus mengajar.
"Ketika saya mau berhenti mengajar setelah 1 bulan, banyak walimurid dari 18 siswa itu meminta saya bertahan untuk mengajar anak-anak, mereka menyebut pembelajaran yang saya berikan selalu menarik dan menyenangkan," kata Ibnu.
Dijelaskan Ibnu, di Kelurahan Bereng Bengkel Kecamatan Sabangau Kota Palangkaraya Provinsi Kalimantan Tengah, pada tahun 2018 hanya ada 3 sarjana yang lulus dari jurusan PGSD. Semua lulusan sarjana PGSD ini bekerja di kota.
Mendapat beasiswa dari Kemendikbudristek
Ibnu termasuk yang beruntung karena mendapat tawaran beasiswa untuk melanjutkan kuliah. Pada tahun 2018 ia mendapatakan beasiswa unggulan jenis 3T dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang direkomendasikan oleh Pimpinan Wilayah Aisyiyah Kalimantan Tengah.
Dengan beasiswa ini, Ibnu bisa melanjutkan kuliah tanpa mengeluarkan biaya. Ia mendapatkan biaya pendidikan secara penuh, termasuk biaya hidup dan biaya buku.
"Soal pendidikan orang tua saya sangat support, tapi untuk membiayai kalau tidak dapat beasiswa itu sangat berat karena bapak hanya kerja sebagai nelayan dan ibu hanya bantu jualan ikan, jadi dapat uangnya tidak pasti," katanya.
Dengan beasiswa ini, Ibnu merasa sangat bersyukur, apalagi ia kini menjadi sarjana pertama di keluarganya.
Menjadi kepala sekolah di usia 23 tahun
Selama menjalani proses kuliah di UM Surabaya, Ibnu mengaku dirinya kerap bolak-balik antara Surabaya dan Kalimantan. Selama berada di Kalimantan, Ibnu memantau perkembangan di TK tempatnya mengajar.
Ibnu mengaku selama berada di Surabaya ia memantau perkembangan anak-anak di group whatsapp terkait pembelajaran yang diberikan. Meskipun dari jarak jauh, Ibnu tetap memberikan penugasan kepada para siswanya.
"Kalau dulu itu kadang sekolahnya hanya 3 hari, kadang muridnya juga gak datang. Jadi sekolahnya fleksibel dan syukur sekarang sudah ada aturan yang disepakati dan itu lebih baik," tutur Ibnu.
Dengan kegigihan dan semangat mengajarnya, Ibnu kemudian diangkat sebagai kepala sekolah meskipun saat itu dirinya masih berstatus sebagai mahasiswa m
Desember 2021, Ibnu resmi diangkat menjadi Kepala Sekolah TK Aisyiyah Bustanul Athfal Bereng Bengkel. Saat itu usianya baru menginjak 23 tahun.
Perjuangan yang dilakukan Ibnu tidaklah sia-sia. Dari awalnya hanya 18 siswa TK, kini sekolah tempatnya mengajar sudah memiliki total lebih dari 50 siswa.
"Alhamdulillah saat ini sudah ada 38 siswa, kalau ditotal sama kelompok bermain totalnya ada 50 lebih," jelasnya.
Khusus untuk kelas kelompok bermain, Ibnu hanya mewajibkan masuk 2 kali dalam seminggu yakni hari Jumat dan Sabtu. Ia mengaku jika akan ada terobosan ide dari TK yang ia pimpin yakni penambahan khusus menari dan kepanduan.
Ibnu menegaskan bekal yang ia peroleh selama di UM Surabaya akan ia aplikasikan untuk mengabdi di TK mulai pengalaman organisasi dan pengalaman yang lain.
Tips untuk menjadi sarjana terbaik
Dalam menyelesaikan tugas akhir, Ibnu mengambil judul penelitian yang melibatkan TK nya secara langsung. Ia mengambil judul penelitian "Pengaruh Tari Giring-giring untuk Meningkatkan Motorik Kasar Anak Kelompok A TK Aisyiyah Bustanul Athfal Bereng Bengkel".
Menurutnya ada beberapa tips yang ia lakukan sehingga dapat meraih nilai terbaik diantara ribuan mahasiswa yang wisuda tahun 2022 ini. Tips dari Ibnu antara lain yakni aktif berdiskusi saat perkuliahan, fokus, disiplin dan tanggung jawab. Beberapa poin ini dianggap sebagai kunci sukses Ibnu dalam menyelesaikan studinya secara maksimal.
"Jika tidak bisa bermanfaat bagi banyak orang, jadi bermanfaat bagi dirimu sendiri dan otomatis kebermanfaatnmu akan bermanfaat bagi orang-orang di sekitarmu," pungkas Ibnu.
(dvs/lus)