Dunia perwakafan Indonesia tengah mengalami perkembangan seiring dengan meningkatnya minat masyarakat dalam berwakaf. Bahkan dalam periode per Maret 2022, setidaknya penghimpunan wakaf uang mencapai Rp 1,4 triliun.
Artinya, wakaf tersebut mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya yakni 2018-2021 dengan capaian sebesar Rp 855 miliar.
Berkaitan dengan itu, Wakil Presiden Ma'ruf Amin membuka rapat kerja nasional Forum Jurnalis Wakaf Indonesia (Forjukafi) yang diadakan di Perpustakaan Nasional, Jumat (7/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Raihan Wakaf Baru Mencapai 0,5%
Wapres Ma'ruf Amin menyampaikan apresiasi kepada Forjukafi atas perannya meningkatkan literasi wakaf.
"Saya ingin menyampaikan apresiasi kepada Forum Jurnalis Wakaf Indonesia (Forjukafi) yang telah mengambil peran dalam pengembangan sektor perwakafan di Indonesia. Saya meyakini kehadiran dan keterlibatan para jurnalis sebagai penyedia informasi yang akurat serta mumpuni, akan mampu membangun opini publik yang positif sekaligus meningkatkan literasi masyarakat tentang wakaf," ujarnya.
Lebih lanjut ia menuturkan, raihan wakaf tersebut baru mencapai 0,5% dari total potensi wakaf uang senilai kurang lebih Rp 180 triliun. Sehingga, masih terdapat kesenjangan antara potensi dan realisasi penghimpunan.
Menurutnya, salah satu faktor yang mempengaruhi kondisi tersebut yaitu rendahnya tingkat literasi wakaf. Saat ini, skor indeks literasi wakaf baru mencapai 50,48 atau termasuk kategori rendah. Sehingga, perlu adanya perbaikan dan peningkatan pemahaman publik tentang wakaf.
Beberkan Fokus tentang Perwakafan Indonesia
Wapres Ma'ruf Amin menekankan dua fokus yang perlu jadi perhatian Forjukafi serta dunia perwakafan ke depan. Pertama, perlunya penguatan literasi secara berkelanjutan, terutama mengenai 3 unsur yakni literasi tentang harta objek wakaf, peruntukan harta benda wakaf, dan kelembagaan wakaf.
Harta objek wakaf tidak hanya pada aset tetap, melainkan juga berwujud uang. Konsep uang harus jadi salah satu fokus konten literasi agar masyarakat memahaminya dengan benar.
Peruntukan harta benda wakaf juga luas, masyarakat perlu diedukasi bahwa peruntukannya tidak hanya untuk sarana peribadatan tapi juga bisa untuk berbagai keperluan seperti layanan kesehatan, pendidikan, dan pemberdayaan ekonomi umat.
Kedua, Rakernas yang diadakan diharapkan dapat menghasilkan perumusan program kerja yang terstruktur, terukur, berkesinambungan, serta sejalan dengan arah kebijakan pengembangan wakaf di Indonesia.
Wapres Ma'ruf Amin berharap, program kerja yang selama ini berjalan semakin dirutinkan. Begitu pula dengan program kerja baru nantinya diharapkan tidak hanya dilaksanakan di pusat tapi juga di daerah.
Selain itu, program literasi wakaf bagi jurnalis, juga harus diperbanyak dengan bertambahnya juru warta yang memiliki pemahaman tentang wakaf diharapkan pemberitaan wakaf akan semakin meningkat dan menjangkau masyarakat yang lebih luas lagi.
Di akhir, Ma'ruf Amin juga menuturkan terkait perlunya penguatan sinergi dan kerja sama Forjukafi dengan Badan Wakaf Indonesia (BWI) dan pemangku kepentingan lainnya.
Ada Dua Kampus Negeri di Indonesia yang Berwakaf
Dalam acara tersebut juga dijelaskan mengenai era baru kebangkitan perwakafan nasional. Hal itu dapat dilihat dengan bertumbuhnya generasi muda terdidik yang jadi penggerak perwakafan.
Selain itu, di era ini juga banyak wakif millenial seperti mahasiswa, akademisi, masyarakat umum, hingga pejabat dan profesional.
Bahkan, salah satu kampus negeri yaitu Institut Pertanian Bogor (IPB University) menyertakan dana abadi dalam skema Sukuk Wakaf pivate placement.
Untuk diketahui, Sukuk Wakaf Private Placement diterbitkan pemerintah dengan tujuan untuk memfasilitasi para pewakaf uang, baik yang bersifat temporer maupun permanen, agar dapat mewakafkan dana yang mereka miliki pada instrumen investasi yang aman dan produktif.
IPB University jadi kampus kedua dan terbesar yang menginvestasikan dana abadinya melalui Sukuk Wakaf. Setidaknya Rp 200 miliar berhasil diinvestasikan.
Selain IPB, ada juga Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang menjadi kampus pertama yang berwakaf.
(lus/lus)