Wakil Presiden Ma'ruf Amin berharap pesantren di Indonesia memiliki perkembangan. Tak hanya menyelenggarakan pendidikan melainkan mempunyai pusat kajian penelitian.
"Saya berharap pesantren itu selain menyelenggarakan pendidikan dan pelajaran itu punya pusat-pusat kajian penelitian tentang pemikiran-pemikiran yang berkembang pada masa yang lalu kemudian bagaimana kita kembangkan jadi pemikiran itu tidak statis gitu tadi saya katakan dinamis ya berkembang selalu," kata Ma'ruf Amin usai meresmikan Universitas Darul Ma'arif di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Rabu (16/10/2024).
Sebagai gambaran, kata Ma'ruf Amin, pemikiran yang ada di mazhab Imam Syafi'i juga tidak statis. Melainkan bisa berkembang sesuai zaman. Termasuk kajian yang pernah dilakukan Nahdlatul Ulama (NU).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemikiran di mazhab Syafi'i itu tidak statis, ada yang dulu mazhab Syafi'i itu ini tidak boleh tapi di belakang jadi boleh setelah dilakukan penelitian itu tidak mungkin itu dipertahankan karena ada kesulitan, kerepotan di belakangnya itu tidak boleh," ujarnya.
Kajian penelitian dan pemikiran, kata Ma'ruf Amin, harus terus dikembangkan. Sehingga, keilmuan yang ada, tidak statis akan tetapi bisa berkembang secara dinamis.
"Apalagi di bidang ekonomi. Ekonomi itu dinamis sekali, sesuatu yang kemudian banyak sekali produk-produk yang dihasilkan, itu juga harus disikapi," ucapnya.
Dalam menghadapi tantangan itu, ia meminta pesantren jangan sampai tertinggal. "Pesantren tidak boleh tertinggal dalam menyikapi itu sehingga dia harus terus merespon setiap perkembangan perkembangan yang terjadi karena ilmu itu tidak statis," pungkasnya.
Sekedar diketahui, Hari Santri Nasional ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo pada tahun 2015 lalu. Peringatan yang dilakukan setiap tanggal 22 Oktober itu bermula untuk mengingat dan jihad pada santri pada saat merebut kemerdekaan Indonesia yang dipelopori oleh pada ulama.
(mso/mso)