Pendidikan menjadi hal terpenting yang perlu ditanamkan pada anak-anak sejak dini. Sayangnya, tak semua anak-anak dapat mengenyam pendidikan yang layak. Seperti halnya anak-anak di SD Negeri Manuinhau yang terletak di Desa Susulaku, Kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur.
Meski letaknya hanya satu jam dari Kota Kefamenanu, SD Negeri Manuinhau yang didirikan tahun 2018 awalnya hanya dibangun beralaskan tanah, beratap daun, dan tanpa bangku. Hal inilah yang membuat Founder dan Ketua Yayasan Sahabat Anak Dawan, Serlinda Marut tergerak untuk membantu anak-anak di sana, khususnya para anak yatim piatu.
Bersama sang suami, Serli mendirikan Yayasan Sahabat Anak Dawan pada 18 Maret 2018. Yayasan ini bergerak di bidang sosial kemanusiaan, pendidikan dan agama, tapi dikhususkan untuk sekolah pedalaman dan anak-anak yatim piatu usia sekolah dasar.
Serli mengatakan alasan dirinya mendirikan yayasan ini lantaran ingin mempermudah anak-anak yatim piatu dan mereka yang ada di pedalaman NTT mendapatkan pendidikan. Mengingat dulunya ia pernah merasakan hal yang sama.
"Alasan saya tergerak membuat yayasan karena yang pertama karena saya pernah ada di posisi yang sama. Tahun itu, saya punya mama, bapak saya meninggal, saya punya adik berlima. Tahun itu saja susahnya sudah minta ampun, apalagi tahun sekarang," katanya kepada detikcom baru-baru ini.
Tak hanya itu, rasa iba Serli saat melihat anak yatim piatu yang terlantar pun semakin membuat dirinya tergerak untuk membantu mereka.
"Yang kedua, kebetulan saya bekerja di salah satu instansi pemerintah, waktu itu saya bertugas di desa. Tidak sengaja saya ketemu anak sore-sore jam setengah 4 duduknya mengklok kanan, mengklok kiri, saya penasaran ada apa dengan anak ini. Ternyata dia belum makan, tapi bukan karena tidak ada makanan, tetapi orang tua yang tinggal sama dia itu lagi pergi. Akhirnya saya panggil makan. Di situlah awal mulanya saya memulai kegiatan saya. Zaman ini anak sekecil itu, belum makan, tidak ada yang mengurusi, ternyata dia yatim piatu. Saya merasa melihat kehidupan saya 20 tahun lalu, pernah ada di posisi itu," imbuhnya.
Sejak saat itu, Serli mulai bergerak membantu anak-anak di NTT. Tak hanya anak yatim piatu, tetapi anak-anak yang berada di sekolah pedalaman NTT, termasuk anak-anak di SD Negeri Manuinhau.
Selain membantu menyediakan fasilitas berupa buku dan perlengkapan tulis, Serli juga membantu merenovasi sekolah ini.
"Jadi, awalnya saya ke sini itu di-request oleh mantan camat untuk (bantu) anak-anak yatim piatu. Ketika saya pertama kali datang, ada salah satu anak yatim piatu yang saya tidak pernah ketemu, tapi barangnya (bantuan) selalu sampai. Lalu saya penasaran kenapa anak ini tidak datang, akhirnya saya coba cari tahu ternyata dia rumahnya di sini. Terus saya ke sini, kunjungi sekolahnya dan di saat itulah saya ketemu sekolah ini. Saat itu kondisinya memprihatinkan atasnya lubang-lubang, dan di situlah hati saya tergerak merenovasi sekolah ini," katanya.
Serli mengatakan di sekolah ini, anak-anak menerimanya dengan sangat baik. Apalagi setiap ke sana ia selalu membagikan permen, susu, dan snack lainnya ke mereka.
"Jelas senang sekali, saya di sini diterima dengan sangat baik. Mereka pastinya sangat senang kami di sini tiap kali bertemu mereka menerima saya dengan sangat baik dan luar biasa, mereka sangat senang," katanya.
Baca Selanjutnya >>>
Simak Video "Kisah di Balik Resort Satu-satunya di Kota Kecil Wini"
(fhs/ega)