Beberapa waktu lalu, sempat diramaikan dengan video sosok cucu Presiden Joko Widodo (Jokowi) Jan Ethes dalam momen menebak nama-nama sejumlah pemimpin negara. Anak usia lima tahun ini berhasil menyebutkan nama Presiden Amerika Serikat hingga Presiden China dengan benar.
Permainan tebak-tebakan singkat nama pemimpin dunia tersebut dilakukan Jan Ethes saat menghabiskan akhir pekan bersama Jokowi di kawasan Istana Bogor. Momen kebersamaan kakek dan cucu itu diunggah melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (2/1/2022) lalu.
Melihat kasus Jan Ethes yang notabene masih berusia sangat muda namun memiliki memori yang baik. Ternyata, ada fakta ilmiah soal ini lho. Tahukah kamu, ada penelitian yang menyebutkan cara memori anak bisa bekerja lebih baik dibandingkan dengan orang dewasa pada umumnya?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fakta ini diungkap dalam penelitian yang dilakukan Profesor dan Direktur Pusat Ilmu Kognitif asal Ohio State University, Vladimir Sloutsky, bersama dengan mahasiswa pascasarjana, Anna Fisher. Studi yang mereka lakukan juga telah diterbitkan dalam jurnal Psychological Science edisi Agustus 2004.
Penelitian dilakukan dengan subjek yang terdiri dari 77 anak kecil (usia rata-rata 5 tahun) dan 71 mahasiswa. Mereka diperlihatkan 30 gambar kucing, beruang, dan burung dalam kondisi tidak tahu berada dalam proses penelitian.
Subjek pertama kalinya diperlihatkan gambar kucing dan diberi tahu bahwa hewan tersebut memiliki sel beta dalam tubuhnya. Kemudian, disajikan pula 30 gambar hewan lain, satu per satu, dan ditanya apakah masing-masing hewan juga memiliki sel beta.
Selang beberapa hari, para subjek kembali diuji ingatannya tentang sejumlah gambar hewan. Mereka diminta untuk mengidentifikasi gambar, apakah gambar tersebut merupakan gambar yang lama (ditunjukkan pada penelitian sebelumnya) atau gambar yang baru.
Hasil studi yang dilakukan Sloutsky menyebutkan, 31 persen anak dalam penelitiannya berhasil mengidentifikasi gambar-gambar hewan tersebut dengan benar. Sementara itu, hanya sebanyak 7 persen orang dewasa yang sukses menjawabnya, seperti yang dilansir dari laman Sciences Daily.
"Percaya atau tidak, seorang anak usia 5 tahun dapat mengalahkan kebanyakan orang dewasa dalam tes memori pengenalan, setidaknya dalam kondisi tertentu, menurut sebuah studi baru," tulis Science Daily.
Berikut ini penjelasan dari hasil penelitian yang dilakukan Sloutsky:
Meremehkan Anak Kecil
Sloutsky mengungkapkan alasan di balik hasil studinya tersebut. Menurut Sloutsky, orang dewasa yang merasa lebih tahu dan enggan merasa 'kalah' dengan anak kecil menjadi salah satu faktornya. Hal ini memengaruhi seseorang dalam menerima informasi baru.
"Itu satu kasus di mana pengetahuan benar-benar dapat menurunkan akurasi daya ingat," ungkap dia.
Penalaran Induksi
Dekan muda penelitian Universitas College of Human Ecology ini juga mengungkapkan kecenderungan seseorang dalam bernalar dapat memengaruhi ingatan seseorang. Cara bernalar ini disebut dengan induksi atau menggunakan fakta khusus untuk diterapkan pada informasi yang umum.
Misalnya, kata Sloutsky, bila seseorang memiliki pengetahuan khusus soal kucing yang memiliki otak besar. Maka, setiap hewan yang mirip kucing dianggap memiliki otak yang besar pula.
Kemampuan bernalar induksi antara orang dewasa dan anak kecil inilah yang membedakan di antara keduanya. Untuk orang dewasa, lebih cenderung menggunakan induksi berbasis kategori, sementara anak cenderung bernalar induksi basis kesamaan.
Orang dewasa setelah diberikan pemahaman hanya gambar kucing yang memliki sel beta, cenderung hanya mengingat soal kategori kucingnya saja. Mereka memilih tidak memerhatikan hal detail lainnya.
"Ketika orang dewasa menggunakan informasi kategori, mereka akan menyaring informasi yang tidak terkait. Orang dewasa tidak peduli dengan kucing tertentu, yang mereka ingin tahu hanyalah apakah hewan itu kucing atau bukan," papar Sloutsky.
Berbeda dengan anak kecil, cara induksi mereka yang berbasis pada kesamaan membantu mereka dalam mengidentifikasi gambar-gambar hewan yang diujikan. Anak kecil cenderung memerhatikan hal detail dan mencari kemiripan dengan kucing, setelah mendapat informasi bahwa kucing memiliki sel beta.
"Anak-anak membandingkan kesamaan, apakah hewan itu terlihat seperti kucing pertama yang memiliki sel beta. Jadi mereka mengingat item tertentu dari setiap gambar yang membantu daya ingat mereka," tandas Sloutsky.
(rah/nwy)